"Semuanya tolong perhatian!"
Orang-orang yang tadinya sibuk dengan dunia masing-masing, kini memusatkan netra mereka pada si empunya suara yang tiba-tiba datang dan langsung berdiri disatu spot- dimana semua orang bisa melihatnya dengan jelas.
Setelah berhari-hari tidak pernah muncul, akhirnya ia kembali juga- terutama dikelas pemula.
"Trima kasih atas perhatiannya. Pertama-tama, perkenalkan, namaku Min Tira. Kalian bisa menyebutku Min. Aku ketua Club Musik ini."
Orang-orang mulai berbisik satu sama lain, saling melontarkan ketidakpercayaan, juga keterkejutan mereka.
Bukan karena gadis itu adalah ketua, melainkan karena gadis itu dikenal sebagai si pembuat onar yang menganggu anak-anak baru belum lama ini.
Terkejut juga? Tentunya ini juga yang dirasakan Win dan Racha.
Bright? Ia sudah tahu itu dari jauh-jauh hari.
"Aku sudah menduga akan seperti apa reaksi kalian. Sebelum aku menjelaskan secara detail, apa ada yang ingin mengundurkan diri dari club ini?"
Separuh murid mulai menggeser sedikit jauh dari beberapa murid yang serius ingin masuk club.
Bahkan Racha hampir ikut menggeser kalau saja Win tidak menahan tangannya.
"Baiklah, yang sudah menggeser tidak bisa kembali masuk ke club ini, kecuali mendaftar kembali namun dengan bayaran."
Oi, macam mirip seseorang..
"Aku ingin bertanya sekali lagi, apa alasan kalian yang bertahan untuk masuk club ini dan yang mengundurkan diri dari club ini. Tulis dikertas beserta nama kalian dan langsung taruh dimeja ini. Dimulai 5 menit dari sekarang." Min menjentikkan jarinya kemudian semua orang bergegas melakukan seperti yang ia perintahkan.
Waktu berlalu 5 menit lebih, ada yang sudah mengumpulkan lebih dulu dan ada yang masih berpikir alasan tepat untuk dicurahkan.
"Stop." Min mengangkat tangannya ke udara, membentuk lambang X.
"Apapun yang sudah kalian tulis, kumpulkan saja. Aku hanya butuh alasan alamiah bukan alasan yang dibuat-buat."
Mereka- yang belum selesai, langsung maju ke depan dan meletakkan kertas alasan mereka ke atas meja.
"Berdiri kembali diposisi kalian yang tadi."
Setelah teratur, ia melanjutkan,
"Kalian tentu sudah tahu rumor apa saja yang aku perbuat selama beberapa hari ini. Bagi murid-murid lama, mungkin sudah tidak asing dengan sistemku, tapi bagi murid-murid baru seperti kalian dan yang lainnya, tentunya tidak tahu apapun sistem dan cara kerja kami di club.""Aku yang sebenarnya bukanlah seperti yang kalian dengar dan lihat dari rumor itu.. Itu merupakan cara kami- para pengurus Club Musik, untuk menguji mental kalian."
"Aku tahu, ini kedengarannya cukup berat dan jauh dari kesan aturan bermusik, tapi.. musik itu bukan hanya sekedar tentang nada dan lirik, namun juga tentang emosional yang timbul sehingga melahirkan makna dari si pembuat untuk peminatnya."
Semuanya kembali berbisik. Ada yang sedikit paham dan ada yang tidak paham sama sekali.
"Dan pemusik sejati, paham betul langkah apa yang diambilnya. Tidak harus tahu cara bermain alat musik, setidaknya ia punya keyakinan dan tekad untuk lebih dalam mempelajari musik..dan kalian yang bertahanlah yang terpilih." Matanya menatap sekumpulan anggota baru didepannya.
Sementara yang memilih mundur tedengar menyesal dengan pilihan mereka.
"Karena itu, jika anggota baru sudah resmi terpilih dan terbentuk, maka aku menghentikan aturanku."
"Baiklah, hanya itu saja yang ingin kusampaikan. Aku akan membaca surat kalian satu persatu dulu. Tolong jangan dulu bubar."
Semua tampak duduk beristirahat seraya menunggu pengumuman selanjutnya dari sang ketua.
Tak terkecuali Win, Racha dan Bright yang ikut duduk sambil meminum air mereka masing-masing.
"Untung saja kau menahan tanganku. Aku sangat ingin masuk club ini sejak lama." Ujar Racha semangat yang langsung dibalas tatapan datar Win.
"Heleh, tadi siapa yang ingin mundur?" Sarkas Win.
"Makanya aku bersyukur karena kau menahan tanganku."
Win merotasi matanya.
Sebenarnya ia juga bingung dengan dirinya sendiri. Ia masuk club ini karena diminta Bright secara paksa dan tak ada niat sama sekali darinya. Tapi entah mengapa rasanya ia sangat semangat ketika memijakkan kaki ditempat ini. Ia merasa seperti dejavu- seperti pernah kesini sebelumnya.
Tak lama lamunannya buyar begitu saja saat namanya dipanggil oleh ketua, "Tolong yang bernama Win Metawin, harap maju kesini."
Win berdiri dan ragu-ragu mendekati ketua Min.
"Aku tidak begitu peduli dengan jawabanmu, tapi aku tertarik dengan tindakanmu yang menahan tangan gadis itu," jeda ketua Min sambil mengarahkan dagunya ke Racha yang tiba-tiba terdiam kaku. "Kenapa?"lanjutnya.
"Oh, kau melihatnya?"
"Semua orang bisa melihatnya."
Win menoleh sekilas ke Racha dan Bright, kemudian ia kembali fokus pada ketua Min.
"Aku sudah menduga penjelasanmu akan seperti apa, dan gadis itu adalah Racha- ia sangat ingin masuk club ini, jadi aku meyakinkannya untuk bertahan meskipun sistem disini seandainya benar-benar terjadi dalam club."
Ketua Min tampak mengangguk-angguk sembari menatap Win dengan intens, kemudian ia menyuruh Win duduk kembali.
Saat kembali ke tempatnya, orang pertama yang menghujaninya dengan pertanyaan adalah Racha,
"Apa yang ditanyakan ketua?"
"Apa tentangku?"
"Apa aku tidak akan diterima?"
"Kenapa tadi kau dan ketua menatapku?"
"Tolong jawab Win!"
Win mengejapkan matanya berkali-kali, Racha terdengar seperti sedang melakukan Rap. Tak lupa beberapa air liur yang mengenai wajahnya pula.
"Iya sabar, muncrat nih diwajahku." Keluh Win dibarengi tawanya, sedangkan Racha malah menatap datar.
"Bukan apa-apa, ia cuma tanya kenapa aku menahan tanganmu tadi." Jelas Win.
Racha membentuk mulutnya menjadi 'O', "Kukira apa-apa. Terus jawabanmu apa?"
"Aku bilang, aku kasihan karena kau mengemis terus minta masuk diclub ini." Canda Win sambil tertawa terbahak-bahak.
"Oi, Win, aku serius!"
Win menetralkan tawanya dan meminta maaf pada Racha, lalu netranya mengarah ke kanan belakang Racha- tak jauh disana ada Bright yang menatapnya datar namun penuh intens.
Ah, aku lupa kalau ada laki-laki itu..
ㅡㅡ
🌞🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
Nineteen • [Bright×Win]
Fanfic[END] - Semua bermula saat Win yang tak sengaja masuk ke gedung Club Sepak Bola.. [Bright×Win] 6#brightwin - 19/08/20 1#clown - 10/02/21 1#raikantopeni - 10/02/21 ©2020