09 | About Me

1.4K 193 58
                                    

Benar saja, firasatnya tidak pernah meleset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar saja, firasatnya tidak pernah meleset. Ia tidak bisa menyalahkan Wang Yibo atau Xiao Zhan, karena ini semua adalah keinginannya. Ia ingin memiliki buah hati yang bisa ia timang, yang bisa ia peluk ketika bayinya menangis, yang bisa ia besarkan dengan kasih sayang. Ia ingin merasakan bagaimana menjadi seorang ibu.

Sudah lima tahun ia menanti buah hati di rahimnya. Namun bukannya mendapatkan apa yang sudah lama ia harapkan, ia malah mendapatkan kenyataan pahit yang harus ia terima dengan lapang dada, ia dinyatakan mandul oleh dokter. Harapan besarnya menjadi seorang ibu telah dihancurkan oleh kenyataan.

Mata Zhao Liying berkaca-kaca, wajahnya yang tadi pucat kini memerah seperti menahan tangis, "Ya, tentu saja. Kau harus terus berada di kamar Zhan Zhan, lebih sering, lebih bagus," ujarnya seraya tersenyum.

Wang Yibo tahu, senyuman itu bukanlah senyum bahagia seperti yang biasa istrinya berikan untuknya. Ia menarik Zhao Liying kembali ke dalam pelukannya, ia mengelus surai panjang itu ketika tubuh Zhao Liying mulai bergetar. Wang Yibo tahu, sangat tahu, karena ia sendiri dapat merasakan dadanya basah oleh air mata. Ya, Zhao Liying tengah menangis di pelukannya.

Setelah usai makan malam tadi, Xiao Zhan bergegas kembali ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah usai makan malam tadi, Xiao Zhan bergegas kembali ke kamarnya. Suasana di meja makan tadi sangat hampa, hanya ada suara dentingan sendok bertemu piring, Xiao Zhan sama sekali tidak menyukai itu. Di panti asuhan, semua orang selalu membahas apa pun di meja makan, kecuali tentang pekerjaan. Ingat, mereka semua adalah anak-anak, pembahasan mereka pasti tidaklah jauh dari permainan.

Zhao Liying hari ini lebih banyak diam. Xiao Zhan sedikit bersyukur, karena wanita itu tidak lagi menuntut apa pun malam ini. Setidaknya, ia bisa tenang melewati malam bersama Wang Yibo.

Mengingat ia akan menghabiskan malam bersama Wang Yibo. Xiao Zhan buru-buru ke kamar mandi, ia harus bersiap-siap.

Tidak perlu waktu lama bagi Xiao Zhan untuk membersihkan dirinya, ia berjalan dengan bathrobe yang membaluti tubuh polosnya, menuju pada sebuah lemari besar yang telah Zhao Liying sediakan di kamarnya. Xiao Zhan membuka pintu lemari itu, memilah pakaian mana yang akan ia kenakan malam ini. Dan matanya tertuju pada satu kemeja tipis berwarna putih.

Temporary Happiness [PDF✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang