Pagi harinya, Xiao Zhan telah bangun terlebih dulu. Ia membuka kedua matanya secara perlahan-lahan, mengerjap sesaat untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.
Yang pertama kali ia lihat adalah, wajah Wang Yibo yang sangat tampan. Mata pria itu masih terpejam pulas. Xiao Zhan hanya bisa mengulum senyum simpul ketika melihat wajah Wang Yibo di hadapannya. Dengan rambut acak-acakan, dengkuran halus, dan jangan lupakan tangan yang memeluknya seperti guling. Wang Yibo benar-benar sangat lucu di matanya.
Di dalam pelukan Wang Yibo. Ia merasa sangat bahagia. Sebuah ide jahil tiba-tiba saja datang menghampiri otaknya. Ia mengulurkan tangan, menyentuh bulu mata Wang Yibo. Ketika ia menyentuhnya, bulu mata itu bergerak, Wang Yibo membuka kedua matanya.
Dengan suara serak basah khas bangun tidur, Wang Yibo bertanya retoris pada Xiao Zhan, “Sudah bangun?”
“Hmm, sudah.”
Wang Yibo memejamkan matanya kembali dan semakin mempererat pelukannya pada Xiao Zhan. Sang empu yang dipeluk sama sekali tidak masalah. Ia malah senang bukan main, dan semakin merapatkan dirinya. Tubuh mereka yang telanjang bulat kini saling bersentuhan.
Xiao Zhan merasa kulit pipinya terbakar. Ia sangat malu luar biasa. Kulit tubuh Wang Yibo terasa sangat hangat sekali, dan napas pria itu terasa seperti kobaran api yang menyala-nyala di sekitar lehernya.
Xiao Zhan menegang kaku. Dia tidak bisa bergerak, seperti terkunci. Wang Yibo memeluknya erat sekali.
“Gege, aku tidak bisa bernapas,” ujar Xiao Zhan berbisik.
Wang Yibo hanya merengangkan sedikit pelukannya, tapi tidak di lepaskan. Dengan mata yang masih terpejam, Wang Yibo kembali berujar, “Biarkan seperti ini dulu, hanya sebentar saja.”
Xiao Zhan menggerakkan kepalanya membuat anggukan, helai rambutnya mengenai bibir Wang Yibo.
“Lama juga tidak apa-apa, aku malah sangat senang!” kata Xiao Zhan ceria.
Wang Yibo membuka matanya. Kini, mata mereka saling memandang.
“Gege juga senang,” Wang Yibo mendekatkan wajahnya pada wajah Xiao Zhan, ia mengecup lembut hidung mungil yang memerah itu.
Tubuh Xiao Zhan sedikit kedinginan, karena itulah ia memeluknya. Wang Yibo mengingat sedikit tentang medis pertolongan pertama. Orang yang terkena hipotermia bisa di hangatkan langsung dengan memeluk kulit bertemu kulit. Ia ingin membantu Xiao Zhan, dan membantu seseorang itu merupakan perbuatan yang baik, ‘kan?
“Sudah hangat. Apa kamu masih kedinginan, Zhan?”
Xiao Zhan menggeleng, “Tidak lagi. Tapi aku lapar, Ge~” rengeknya.
Wang Yibo mendudukkan dirinya lebih dulu, membuat selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh, memperlihatkan dada bidangnya.
Pipi Xiao Zhan mendadak memanas lagi, saat tidak sengaja melihat dada Wang Yibo di sampingnya. Cepat-cepat Xiao Zhan kembali mengalihkan perhatiannya pada benda lain. Ia menatap pada sisi pojok kamarnya. Enggan melihat Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Happiness [PDF✓]
Fanfiction[drama] [three love] [intersex] Keinginan Zhao Liying dalam menginginkan seorang anak menjadi awal mula kehancuran rumah tangganya bersama Wang Yibo, suaminya. Xiao Zhan yang hanya seorang waiter terseret dalam konflik rumah tangga mereka. Awalnya...