Temporary Happiness [PDF✓]

11 | Back To Hometown

Usai makan malam, Wang Yibo masuk ke kamar pribadinya dengan Liying. Ia datang ke sini bukan untuk menetap di kamar mereka, namun untuk membicarakan tentang masalah kepergiannya besok bersama Xiao Zhan.

“A Ying,” panggil Yibo kepada istrinya yang tengah sibuk melihat inspirasi desain gaun di majalah.

Merasa dipanggil, Zhao Liying lantas menoleh ke arah suaminya, “Iya, kenapa?”

Tatapan mata Zhao Liying yang polos itu, begitu sangat menohok dirinya. Namun, ia harus tetap membicarakan tentang hal ini mau tidak mau kepada istrinya, karena besok ia dan Xiao Zhan sudah harus pergi setelah mereka semua sarapan.

Wang Yibo menghirup napas dalam yang kemudian ia hembuskan secara perlahan, matanya menatap lekat ke dalam mata Zhao Liying. Di dalam otaknya, Wang Yibo sibuk mencari kata-kata yang sekiranya tidak akan membuat istrinya marah, karena ia akan meninggalkannya sendirian selama beberapa hari di rumah ini.

“Besok pagi, jam sembilan, aku dan Zhan akan pergi ke Chongqing untuk dua hari ke depan,” beritahunya pada Zhao Liying.

Dugaannya ternyata salah, Zhao Liying terlihat biasa-biasa saja. Ia malah menutup majalah yang barusan ia lihat, lalu memindahkannya ke atas nakas di sampingnya.

“Aku tahu... pergilah, dan sampaikan salamku kepada mereka semua,” ujar Zhao Liying penuh senyuman.

Zhao Liying memang sudah tahu dari awal, karena sebelum mereka makan malam, Xiao Zhan sudah lebih dulu memberitahunya.

Wang Yibo mengerutkan pelipisnya bingung, tidak biasa Zhao Liying sesantai ini ketika ia akan pergi keluar kota. Biasanya, Zhao Liying pasti akan merajuk dan meminta ikut pergi bersamanya. Tapi kali ini, jangankan untuk meminta ikut, Zhao Liying bahkan tidak merajuk sama sekali. Harusnya ini menjadi mudah bagi Yibo. Namun di hatinya, sedikit terselip ketidakrelaan atas sikap Zhao Liying hari ini.

Wang Yibo mengangguk, entah mengapa ia mendadak canggung dengan Zhao Liying, “Ah, iya. Kalau begitu, aku ke kamar Zhan dulu.”

Ketika Wang Yibo akan berbalik untuk pergi dari kamar mereka, Zhao Liying kembali memanggil dirinya, “Yibo, tunggu.”

Wang Yibo berbalik, tubuhnya hampir terjungkal ke belakang saat mendapati aksi dari Zhao Liying yang memeluknya secara tiba-tiba.

“Aku akan sangat merindukanmu,” lirihnya pelan.

Wang Yibo mengangguk, ia balas memeluk dan mengusap lembut rambut Liying dengan sangat perhatian, “Aku juga.”

Pelukan itu tidak berlangsung lama, Wang Yibo mendorong pelan tubuh istrinya. Ia harus kembali ke kamar Zhan secepat mungkin. Kalau ia tetap berada di sini, ia takut akan goyah lagi. Mengingat, ia selalu lemah ketika harus berhadapan dengan istrinya.