34

2.5K 188 24
                                    

Ga tau nulis apa, soalnya besok ada quis mapel favorit (farah bikit koit) :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ga tau nulis apa, soalnya besok ada quis mapel favorit (farah bikit koit) :')

🚧
Cerita ini mengandung muatan positif berpangkat. Adegan yang hanya bisa dibayangkan dengan tingkat halu di level yang berbeda.

Mohon kebijakan dalam membaca tiap chapter.

Dosa ditanggung pembaca😁

Sekian terima vote dan komen💜

🚧
Cerita ini mengandung muatan positif berpangkat. Adegan yang hanya bisa dibayangkan dengan tingkat halu di level yang berbeda.

Mohon kebijakan dalam membaca tiap chapter.

Dosa ditanggung pembaca😁

Sekian terima vote dan komen💜

🚧

🚧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



⚫⚫⚫⚫


"Silahkan, Dokter,"

Dokter Shin tersenyum ramah menerima secangkir teh yang disodorkan oleh si kepala pelayan. Teh hijau, rupanya kepala pelayan mansion ini masih ingat betul jenis teh favoritnya ini. Tak heran, Mina sudah hampir 10 tahun lamanya mengabdikan diri sebagai bagaian dari mansion besar dan mewah milik Keluarga Min.

"Terima kasih, Mina-sii," Ucap sang dokter setelah meminum teh miliknya sementara Mina mengangguk singkat. Yeonja itu hendak undur diri namun ditahan oleh gerakan tangan sang dokter--salah satu tangannya terangkat memberi signal--. "Tunggu dulu, Mina-sii. Ada yang ingin aku tanyakan sedikit," Ujarnya. Cangkir kramik di tangannya sudah beralih di atas meja kaca dengan suara denting pelan.

"Tentu, Dokter," Mina kembali menegakkan tubuhnya.

"Hei...duduklah, kau tidak usah sungkan begitu, nak," Dokter Shin menunjuk sisi sofa di sebelahnya. Senyum seorang ayah yang begitu lembut akhirnya menggugah perasaan si kepala pelayan. "Aku tau betul bagaimana adik sepupuku itu begitu mempercayaimu. Aku senang, adikku memiliki sosok yang setia sepertimu, Mina-sii," Mina ikut bergabung di salah sisi sofa lainnya. Hatinya mendadak sesak ketika mengingat bagaimana mendiang Nyonya Min yang begitu baik hati berada di mansion ini.

Maid is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang