4-hukuman ayah

1.1K 91 1
                                    

•bR•

"SINI LO!!,BERANINYA NYALAHIN GUE!!"

"EH EH NJUN GERBANGNYA DIBUKA NJUN!!"

Renjun menoleh mengikuti arah pandang Haechan dan benar saja,gerbangnya terbuka.

Tanpa memedulikan Haechan lagi,Renjun cepat berlari masuk,mumpung ada mobil yang menutupi pos satpam.

Baru beberapa langkah melewati gerbang.

"BYUN RENJUN!!!"

Langkah Renjun terhenti,suara teriakan tadi terdengar familiar di telinganya,takut takut Renjun menolehkan kepalanya.

Mata Renjun membola tak percaya

"Ayah.."cicitnya

Baekhyun berkacak pinggang,meminta anaknya untuk mendekat.

Sialan...bagaimana nasib Renjun?.

Kenapa ia tidak hati-hati sih?,Renjun tidak sadar jika mobil yang menutupi pos satpam itu mobil ayahnya.

"Sini kamu"

Mau tak mau Renjun mendekat,menyuruh Haechan masuk lebih dulu ketika mata mereka bertemu.

"Dari mana kamu hah?!"

"Ayah..itu tadi.."

"Apa Renjun?!!"

"Abis jajan"Renjun menunduk,tidak berani.

Padahal tadi pagi dia berani berteriak teriak di di depan ayahnya.

Baekhyun menatap putranya marah.

'apa Renjun suka berkelahi?,atau
membolos?'

'tidak tuan,sekalipun saya tidak pernah mendengar kabar itu tentang Renjun'

Apa pak kepala sekolah berbohong?

"Kamu bolos?"

Wajahnya terangkat,menggeleng ribut tidak terima dituduh.

"Trus?"sebelah alisnya naik,sebenernya Renjun pengen ketawa sih liat mimik sok serius ayahnya,tapi ya..bukan situasi yang tepat

Renjun cukup tau situasi sekarang seperti apa.

"Eumm...itu yah..."Renjun kembali menunduk.

Karena tak kunjung menjawab dan Baekhyun mulai gregetan,tangan anaknya langsung ditarik diseret masuk mobil.

"Eh eh...yah.."

Pintu mobil dibanting cukup kasar,memberi salam pada satpam kemudian memasuki kursi kemudi.

Melajukan mobilnya setelah memberikan salam untuk yang terakhir kali pada pak satpam

Sementara itu Haechan..

'Tok tok...'

"Masuk!"

Haechan membuka pintu perlahan,takut-takut malah disuruh keluar lagi.

"Dari mana Haechan?"

Pertanyaan yang terdengar lembut dari mulut gurunya yang bernama Jong Dae.

"Pak..maaf dari toilet.."Haechan berbohong,tapi sebisa mungkin ia sembunyikan,takut gurunya itu curiga.

"Yasudah duduk,kenapa lama?"

Diam-diam Haechan menghela nafas lega.

'maafin gue pak'

"Mules kamu?"Jong Dae kembali menulis di papan tulis.

"Iya pak..sedikit hehe"

"Oke...,silahkan ditulis anak-anak"



















Renjun masih diam,duduknya agak mepet ke pintu mobil.

"Iya... maaf ya pak..saya bawa Renjunnya"

"Iya..tadi ketemu saya,gak enak badan katanya..."

"Iya pak...terima kasih pak...maaf merepotkan..."

Baekhyun menutup panggilan telponnya,membalas tatapan sang anak yang menatapnya aneh.

"Gak enak badan?"Renjun mengoreksi.

"Udah kamu diem aja"Baekhyun kembali fokus menyetir.

"Ngide dari mana yah?!"Renjun masih tak terima,dari pada pulang gini mending dia lanjut sekolah aja,gak apa-apa di setrap deh.

Kalau udah gini pas nyampe rumah pasti..




"Diem kamu disitu,renungin kesalahan kamu"

Air mukanya berubah datar,malas-malasan ia kembali menatap sudut tembok.

"Hape kamu ayah sita"ujar Baekhyun sembari menyakukan ponsel anaknya.

Ohh ayolah,Renjun bukan anak 10 tahun yang hukumannya menghadap tembok untuk memikirkan kesalahan.

Tanpa menatap tembok pun Renjun sudah tahu dimana letak kesalahannya,tapi ayahnya dan pemikiran kolotnya itu tak pernah mengganti hukumannya sama sekali ketika dirinya melakukan kesalahan

Jika menghadap tembok begini,seengaknya kasih lah Renjun alat lukis,biar gak terlalu bosen sewaktu dihukum,biar Renjun lukis temboknya hehe.

"Berapa menit?"Renjun masih menatap tembok,menyandarkan kepalanya,memainkan kukunya.

"30 menit"


Hening seketika.

Baekhyun masih berdiri di belakang Renjun dengan tangan bersidekap di dada.

Menatap punggung anaknya dengan pemikirannya yang melayang kemana-mana.







Tbc

Byun Renjun •Baekhyun Renjun• [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang