D I | 07

13.8K 532 10
                                    

Ceklekk

Suara pintu terbuka. Arsen pulang dengan keadaan yang acak-acakan. Rambut yang berantakan, dasi yang longgar dan dua kancing teratas yang terbuka.

"Oh, jadi ini orang yang berani nyakitin sahabat Bella," Bella berdiri di depan sana dengan bersedekap dada. Jangan lupakan mata indahnya yang menatap tajam Arsen.

Bella berjalan cepat menghampiri Arsen. Ia menatap Arsen dengan mata yang sulit diartikan.

"Kenapa ayah nyakitin Desya? Bahkan Desya sampai terluka tadi! Apa salah dia ayah? Dia cuman cinta sama ayah. Kenapa ayah malah nyakitin? Setidaknya kalau gak bisa menghargai jangan nyakitin!" Bella menaikkan nada suaranya. Tidak peduli ia sedang berbicara dengan siapa sekarang.

"Bella gaakan diam kali ini, Bella janji ini terakhir kalinya ayah nyakitin Desya. Bella gaakan biarin Desya disakitin lagi. Bella pastiin juga, hari ini, hari terakhir Desya ngejar-ngejar ayah. Dia udah kecewa sama ayah, jangan harap sikap dia bakal kayak dulu lagi, yang sabar ngadepin sikap ayah," Bella mengucapkan dengan amarah yang berkobar. Ia sudah muak dengan sikap Arsen.

Setelah mengucapkan itu. Bella langsung pergi keatas meninggalkan Arsen yang menatap sendu kearah Bella.

"ARGHHH" Arsen menjambak rambutnya frustasi. Tak peduli dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya. Ini tak seberapa dengan rasa sakit yang Desya rasakan.

***

Desya terbangun dari tidurnya. Pertama kali yang ia lihat adalah Bella yang memeluknya dengan erat. Desya terkekeh pelan, tangannya terulur untuk mengelus lembut puncak kepala Bella. Dengan hati-hati Desya melepaskan pelukan Bella.

Dirinya sangat haus sekarang, tujuannya sekarang adalah dapur. Dengan langkah pelan dirinya turun menuruni tangga. Sesampainya di dapur Desya langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih lalu meminumnya hingga tandas.

Ketika menaiki tangga dirinya berpapasan dengan Arsen. Keduanya saling menatap. Namun tidak lama, setelah Desya memutuskan eye contact tersebut.

Ketika hendak melanjutkan langkahnya. Tangan Desya dicekal oleh Arsen. Otomatis dirinya pun berhenti.

"Maaf untuk kejadian tadi siang, saya hilang kendali. Bagaimana dengan lukanya, apakah masih sakit?" Arsen hendak mengelus kepala Desya yang dilapisi perban. Namun ia urungkan setelah tangannya ditepis kasar oleh Desya.

Arsen menatap Desya sendu. Desya tidak terpengaruh oleh tatapan Arsen dirinya malah menatap Arsen tajam.

"Jangan sentuh saya! Saya begini juga gara-gara anda! Oh, iya, satu lagi jangan sok peduli sama saya." Setelah mengucapkan itu
Desya melanjutkan langkahnya.

Desya melangkah gontai menuju ranjang. Desya duduk termenung di pinggiran ranjang. Ia menghapus bulir air matanya yang beberapa kali terjatuh. Ia tak habis pikir dengan pola pikiran Arsen, sebenarnya mau dirinya itu apa sih? Desya seolah-olah sedang dipermainkan. Lagi pula Desya sudah berjanji pada dirinya sendiri, dirinya tidak akan luluh begitu saja.

***

"Des bangun. Gue udah buatin bubur, lo jangan lupa makan ya. Oh, iya, sama obatnya juga jangan lupa diminum," Desya membuka mata perlahan. Ia bisa melihat penampilan Bella yang sudah rapi dengan tas ransel di pundaknya.

Desya berdecak pelan. "Bukannya bangunin gue. Gue juga pengen ke kampus,"

Bella melotot. "Gak! Gila kali. Lo masih sakit jangan aneh-aneh deh."

"Ck! Jiwa emak-emaknya keluar kan,"

"Sialan lo! Harusnya lo tuh bersyukur punya bestie yang baik kayak gue," Bella berkecak pinggang.

"Iya, makasih Bella sayang. Yaudah sana nanti keburu telat," ucap Desya.

"Iya, ini juga mau berangkat. Inget ya! Bubur sama obatnya dimakan," ucap Bella diambang pintu.

"Iya. Dasar bawel,"

Sudah 20 menit berlalu. Desya baru saja selesai memakan bubur dan meminum obat nya. Karena bosan, Desya memutuskan untuk membaca novel yang sempat ia bawa dalam tas.

Sudah cukup lama Desya membaca novel. Ia memutuskan untuk menyelesaikan bacaan nya. Dirinya bergegas pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang sudah lengket.

Cukup lama Desya menghabiskan waktunya di kamar mandi. Akhirnya ia keluar dengan handuk yang melilit pada tubuh nya. Untung saja ia meninggalkan sedikit baju nya disini. Setelah memilih setelan baju yang cocok, Desya langsung memakainya.

(Outfit Desya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Outfit Desya)

Ia juga tak lupa untuk menata rambut nya. Setelah mengeringkan rambut menggunakan hairdrayer. Desya memakaikan vitamin terlebih dahulu sebelum mencatok. Ketika penampilan nya sudah sempurna.Desya menyemprotkan parfum dengan aroma vanila ke seluruh tubuh nya.

Desya mengambil handphone milik nya lalu membuka aplikasi chatting bewarna hijau. Ia menekan kontak Bella, lalu mulai mengetik sesuatu.

Desya:
Bell, gue pamit ya pengen pulang.

Bella🐵:
Gak!! Luka lo belum sembuh main pulang aje.

Desya:
Udah sembuh Bella sayang, udah kering juga. Soalnya tadi gue mandi.

Bella🐵:
Hmm, yaudah hati-hati

Desya:
Okeyy. See you Bella sayang😘😘😘

Setelah mendapatkan izin pulang dari Bella. Desya langsung saja bersiap untuk pulang kerumahnya. Ia mengambil tas miliknya lalu keluar meninggalkan kamar Bella.

Ketika menuruni tangga ia melihat Arsen yang sedang berkutat dengan laptopnya di ruang tamu. Desya hanya melirik nya sekilas lalu melanjutkan langkah nya. Namun, lagi-lagi tangan nya dicekal oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Arsen.

"Tunggu. Mau kemana? Biar saya antar," Arsen masih mencekal tangan Desya.

Desya menepis kasar tangan Arsen, "Ga usah, saya udah pesan ojek."

Desya meninggalkan Arsen yang mematung. Dirinya berjalan meninggalkan rumah Bella, Desya bisa melihat ojek yang menunggu dirinya di depan gerbang.

"Neng Desya kan?" tanya supir ojek.

"Iya, pak."

"Oh, iya, silahkan neng." supir ojek memberikan helm kepada Desya. Desya menerima lalu memakaikan helm tersebut.

Desya menaiki motor dengan hati-hati. Desya melirik ke arah spion, ia bisa melihat Arsen yang memperhatikan dirinya dari dalam rumah. Ia mengalihkan pandangan nya kedepan. Motor pun mulai berjalan meninggalkan perkarangan rumah.

***

Yuhuu update lagii!!

Guysss draf di aku udah abis :(

Mungkin kedepannya bakal slow update.
Tapi tenang aja entar aku usahain buat semangat lagi nulisnya :D

Duda ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang