D I | 21

5.4K 240 127
                                    

Ayo semua ramein cerita ini!!

Oh iya sebenernya aku punya ide buat saluran wa untuk cerita ini, gimana menurut kalian?! Biar kaya AU gitu lohhh.

Oh iya sebenernya aku punya ide buat saluran wa untuk cerita ini, gimana menurut kalian?! Biar kaya AU gitu lohhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌝💫🌚
———

"Berisik! Ganggu gue tidur aja," Desya menggeliat seraya menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"Huaaa!! Pokoknya gak mau tau, bulan depan Bella mau nyamperin ayah! Suka gak suka, mau gak mau, Bella bakalan tetep pergi!" teriaknya pada layar handphone.

"Astaga Bella. Ayah disini kerja bukan liburan! Lagian kalau kamu kesini pun percuma, kamu gak bakalan ayah ajak jalan-jalan." Arsen memijat keningnya, entah turun darimana sifat Bella yang keras kepala itu.

"Ish! Gapapa, lagian Bella masih bisa jalan-jalan sama Desya kok!" jawabnya.

"Yakin? Emang dia mau kalau kamu ajak kesini? Desya bukan kamu yang suka izin seenaknya. Dia pasti lebih milih kuliah daripada main gak jelas kayak kamu."

Mata Bella berkaca-kaca. Tega sekali Arsen berbicara seperti itu padanya. Ia menatap Desya yang juga sedang menatapnya. Tak lama kemudian Bella menangis lirih.

Desya berdecak langsung saja ia merebut ponsel Bella. Mengarahkan wajahnya pada layar handphone.

"Om! Kan bisa nolaknya dengan cara halus, jangan suka nyakitin gitu! Omongannya dijaga! Gak kasian apa sama Bella. Niatnya baik loh mau jenguk om di sana." semprot Desya.

Arsen menghela nafas panjang. Susah sekali berurusan dengan wanita. Arsen jadi bingung harus dengan cara apa ia menghadapi kedua wanita yang sangat berharga baginya.

"Saya sudah bicara baik-baik, menolak pun dengan baik-baik tetapi tidak mempan. Kamu tau kan kalau Bella itu sudah terlalu banyak izin, belum lagi dengan tugas yang keteteran. Kalau saya iyakan keinginannya dia bisa betah disini dan tidak ingin balik lagi. Saya sudah sangat hafal dengan wataknya itu." jelas Arsen.

"Yasudah, begini saja. Bagaimana kalau kalian liburannya di Indonesia saja? Entah itu diluar kota ataupun luar pulau asalkan jangan menyusul saya. Bukannya saya tidak senang. Lokasi saya sekarang ini diluar negeri, saya takut kalian kecapean belum lagi jika kalian pergi liburan dan saya tidak bisa menemani kalian. Bagaimana jika ada yang ingin berbuat jahat?" akhirnya Arsen memberikan solusi.

Desya menyenggol lengan Bella. "Gimana mau gak? Nanti gue temenin, tenang aja."

Bella hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara. Ia masih kesal pada ayahnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duda ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang