Matahari mulai terbit. Menyeruak masuk kedalam setiap jendela rumah. Memantulkan cahaya terang menendakan sekarang sudah pagi.
Matahari mulai masuk menembus jendela. Mulai menyinari kedua pasangan ini. Memaksa masuk ke pupil matanya.
"Hmmm...". Suara khas baru bangun Nana yang serak.
Kini dia bisa memandang wajah tampan suaminya. Mengelus rahang rampingnya.
"Mmmm.". Jergas membuka matanya. Menampilkan seorang wanita yang tengah menatapnya dengan sayu.
"Udah bangun?.". Suara serak Jergas. Lalu mengecup telapak tangan Nana. Nana mengangguk sebagai jawaban.
"Awww...". Nana bergerak membuat daerah kewanitaannya merasa perih.
"Jangan, gerak dulu sayang.". Pinta Jergas.
Jergas mulai bangun lalu menindih Nana. Memasukkan nya sedikit lalu menariknya untuk keluar.
"Coba angkat kaki kamu.". Pinta Jergas.
"A-aku malu ih.". Pipi Nana memelas berwarna merah padam.
"Ngapain malu? Aku udah liat 4 kali.". Senyum Jergas.
Nana pun mengangkat satu kakinya. Jergas menaruh kaki Nana dibahunya. Jergas sedikit terkejut karena milik Nana memelas. Jergas mulai mengusapnya. Memasukkan 3 jarinya agar Nana terbiasa.
"J-jergashhh...". Lenguh Nana karena merasakan perih.
"Udah. Jadi, kamu harus terbiasa dong.". Bisik Jergas lalu mencium bibir merah muda Nana sekilas.
Tok...tok...tok...
Pintu kamar berbunyi. Segera Nana memakai celananya. Baru saja ia ingin bangkit dari tidurnya, Jergas melarangnya karena kalau melihat Nana dalam keadaan seperti itu pasti beribu ribu tanya akan terlontar."Biar aku aja. Kamu masuk kedalam selimut aja.". Pinta Jergas dan dibalas anggukan oleh Nana.
"Udah bangun?.". Tanya Basagita yang berada didepan pintu membawakan dua buah roti bakar dan dua gelas susu.
"Belum mi. Katanya Nana masih capek.". Ujar Jergas.
"Yaudah. Bangunin istri kamu. Mandi, trus sarapan ya.". Jelas Basagita lalu menyerahkan nampan tersebut.
"Iya, mi. Nanti kalau kita udah selesai. Kita turun kok.". Ucap Jergas lalu menerima nampan tersebut.
"Iya, mami turun dulu.". Basagita mundur. Lalu dibalas anggukan oleh Jergas.
"Sayang. Bangun dulu, mandi habis itu sarapan.". Celoteh Jergas.
"Iyaa. Kamu duluan aja. Punya aku masih perih. Jadinya, lemes.". Ujar Nana menunjuk miliknya. Membuat Jergas tertawa geli.
Jergas pun mendekati Nana. Lalu menggendongnya ala bridal style. Berjalan kedalam kamar mandi.
"Mau, berendam.". Rengek Nana saat Jergas menurunkan Nana dibawah shower.
"Yaudah, ayo.". Jergas menggendong Nana ala koala.
Kini mereka telah berendam didalam air busa yang melimpah. Nana dan Jergas mulai membersihkan tubuh. Lalu membilas badan dengan shower air hangat.
☆☆☆
"Nana...". Panggil Basagita, Irenna, Mahendra dan Jovanda pelan nyaris berbisik.
"Iya mi pi?.". Sahut Nana tak kalah pelan.
"Jergas gimana semalam?.". Kepo mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Full Of Wealth | Jerose | Continued
Teen FictionSeorang gadis cantik berambut blonde hitam. Dan seorang pria tampan. Mereka berdua dipertemukan oleh orang tua. Tapi tidak dijodohkan. Hanya saja pihak mereka berdua berharap menjadi besan. Pihak keduanya tidak ingin memaksa mereka berdua untuk meni...