Sudah 2 bulan berlalu. Belum ada tanda tanda mereka untuk pulang ke Jakarta.
"Jergas.". Tegur Basagita pada putra pertamanya itu.
"Iya mi.". Jergas menoleh ke mami nya
"Gimana kalau nikahan kamu sama Nana, disini aja? Sekalian resepsi juga kan.". Tawar Basagita. Jergas hanya meyerit heran ntah ada angin apa, maminya tiba-tiba membahagiakan hal itu.
"Boleh, boleh aja.". Jergas Mengangguk
"Asal, Nana suka aku juga suka deh mi.". Ujar Jergas membuat Basagita tertawa geli pada putranya yang sedang jatuh cinta itu.
"Yaudah, nanti mami bicarain sama papi mami Nana, sama papi kamu.". Lanjut Basagita, lalu beranjak pergi untuk membicarakan hal itu.
☆☆☆
"Sayang...". Ucap Jergas dengan lembut sembari memeluk pinggang ramping Nana dari belakang.
"Hm.". Nana hanya berdehem dingin tak bergeming dari posisinya.
"Nana...". Panggil Jergas sekali lagi disertai nada yang manja. Dan, sama seperti tadi hanya di balas deheman oleh Nana.
"Hufth.". Jergas menghela nafas panjangnya.
"Xylzie Roxyanne Adyatama.". Kali ini bukan lagi kalimat 'Sayang' tapi nama lengkap dari seorang Nana. Tentu dia akan berbalik kalau sudah nama lengkapnya yang di sebut apalah dari Jergas.
"Iyaa tuan?.". Nana berbalik, sekarang mereka bisa menatap satu sama lain. Bahkan hanya tangan Nana yang menjadi jarak antara mereka.
"Nikah bulan ini aja ayo. Aku udah ga sabar.". Jergas mengusap punggung mungil Nana yang tak berbalut apa-apa. Perlakuan Jergas membuat Nana ketawa geli.
"Kenapa? Udah ga sabar ya? Terpesona sama seorang Mrs. Adyatama?.". Tanya nya lalu memajukan mukanya didepan muka Jergas lalu berbisik dengan Nada menggoda.
"Itu tau. So will you merry me?.". Bisik Jergas tepat ditelinga Nana.
"I will be your wife, tapi 2 bulan lagi.". Senyum Nana menggoda.
"Tapi aku udah ga tahan.". Ucap Jergas dengan suara serak. Lalu membalikkan tubuhnya diatas Nana.
"E-eum?.". Bulu kuduk Nana berdiri mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Jergas.
"Tung-umhh.". Dengan susah payah Jergas menahan nafsunya tapi kali ini dia sudah tidak bisa. Jergas menarik tengkuk Nana melumatnya dengan penuh cinta.
"Nghhh...J-jergas...". Bulu kuduk Nana kembali berdiri ketika Jergas membuat kissmark dilehernya lalu memasukkan tangannya didalam piyama Nana.
Ketika mendengar desahan kecil dari Nana. Adiknya berdiri, menegang karena Nana.
"Shhh...Na, dia tegang.". Jergas menatap muka Nana yang sekarang sangat sensual.
"T-tapi...". Rasanya darah Nana mendidih ketika tangannya dituntun oleh Jergas untuk memegang dada bidangnya.
"Buka sayang.". Ntah ada apa dengan Nana bak tersihir kalimat itu dia membuka kancing piyama Jergas satu persatu.
"Hmmm...". Kali ini bulu kuduk Jergas yang berdiri. Merasakan tangan lembut Nana yang meraba dada sampai ke perutnya.
Tanpa berlama-lama Jergas langsung membuka dua kancing piyama Nana lalu langsung menyerang dada Nana yang putih. Dan tentunya dua gundukan Nana
"Ahhh...Jergas.". Nana meremas rambut Jergas karena merasa geli.
"Kamu siap?.". Jergas tersenyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Full Of Wealth | Jerose | Continued
JugendliteraturSeorang gadis cantik berambut blonde hitam. Dan seorang pria tampan. Mereka berdua dipertemukan oleh orang tua. Tapi tidak dijodohkan. Hanya saja pihak mereka berdua berharap menjadi besan. Pihak keduanya tidak ingin memaksa mereka berdua untuk meni...