Hari ini. Nana, dinyatakan sembuh total. Alhasil, semua anggota keluarga ingin merayakan kesembuhannya. Tapi...
Setelah, mendengar rencana keluarganya ingin main ke sebuah pantai di dekat sana. Mereka semua bergegas pergi.
Mobil Irenna & Jovanda di isi oleh Basagita dan Mahendra. Lalu, mobil Jergas dan Nana di isi oleh ke empat anaknya.
Hampir sampai mereka dipantai tersebut. Tiba-tiba hujan turun begitu keras. Mereka memutuskan untuk kembali. Ke rumah, karna cuaca tidak memungkinkan.
"Yahh, ngga jadi ke pantai deh..." Ketus Reinea.
"Besok ya sayang, nanti kita sekalian beli mainan." Bujuk Jergas tetap fokus menyetir.
"HOREEE!" Seru mereka bertiga.
Mereka sudah setengah jalan, menuju kediaman Pratama. Saat ingin berbelok...
BRAKKK!!!!!
Sebuah mobil mewah yang melaju kencang langsung menghantam bagian samping belakang mobil Jergas. Membuat keduanya terguling."MOMMYYY!!!" Teriak ke empatnya.
"JERGAS NANA!!!" Histeris para orang tua. Tak menghiraukan hujan dan angin yang begitu kencang. Menerpa tubuh ke empatnya. Mereka terus berlari membelah tangisan langit tersebut.
Sesampainya di TKP. Mahendra dan Jovanda berusaha membalikkan mobil itu. Setelah, berjuang apa adanya. Akhirnya, mereka berhasil membaliknya. Irenna dan Basagita langsung membuka pintu mobil, yang sudah berasap tersebut.
Bak, ditusuk seribu pisau. Hatinya mencelos begitu saja. Cucu, anak dan menantunya sudah dipenuhi cairan merah. Dan luka mengelilingi seluruh bagian mereka.
Dengan cepat. Mereka berempat memindahkan para anak anak terlebih dahulu. Lalu memindahkan Jergas dan Nana.
"Jov cepetan!!" Teriak keduanya dari belakang terus menangis.
Mobil silver mewah Jovanda. Terus menembus hujan. Tak, menghiraukan lampu jalan yang masih berwarna merah. Ataupun, beberapa pengendara yang marah.
Setelah sampai dirumah sakit. Mahendra, langsung keluar dari mobil. Memanggil para perawat laki-laki dan perempuan untuk membopong ke enam korban itu.
"Mohon tenang pak. Kami akan berusaha." Ujar si dokter.
Dokter tersebut masuk. Menutup pintu, lalu menutup semua tirai. Membuat tidak ada yang bisa mengintip tanpa cela.
"Ya Tuhan. Selamatkan mereka semua." Mohon Basagita. Yang terus mondar mandir. Irenna dan ke tiganya hanya duduk tak berdaya sambil menangis.
Dokter tersebut keluar dari dalam ruangan. Dan sambil menunduk.
"Dok, gimana keadaan cucu, anak dan menantu saya?!" Tanya Basagita menggebu-gebu.
"Maaf, bu. Kami hanya bisa menyelamatkan. Menantu, Anak dan 1 Cucu ibu. Kami tidak bisa menyelamatkan, ke tiganya. Kami sudah berusaha semaximal mungkin." Jelas dokter tersebut.
Irenna, Jovanda, Mahendra dan Basagita. Membeku di tempatnya. Air mata terus mengalir dari mata bening mereka ber empat.
Tangis Irenna pecah didekapan Jovanda. Basagita hampir saja ambruk. Kalau saja dia tidak ditahan oleh Mahendra. Basagita langsung jatuh pingsan. Rasanya hatinya seperti dipotong potong oleh pisau yang begitu tajam.
"Ta...bangun...hey...k-kuatin Jergas dan Nana..." Tangis Mahendra.
Tiba-tiba dari dalam ruangan, terdengar suara gebrakan dan hantaman. Dokter langsung masuk.
"Pak Jergas, tenang dulu pak." Ujar dokter tersebut. Seraya menahan Jergas.
"LEPAS SAYA! MANA ANAK DAN ISTRI SAYA!" Histerisnya sembari terus memberontak untuk dilepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Full Of Wealth | Jerose | Continued
JugendliteraturSeorang gadis cantik berambut blonde hitam. Dan seorang pria tampan. Mereka berdua dipertemukan oleh orang tua. Tapi tidak dijodohkan. Hanya saja pihak mereka berdua berharap menjadi besan. Pihak keduanya tidak ingin memaksa mereka berdua untuk meni...