1 tahun berlalu begitu cepat. Reinea sudah berusia 3 tahun dan si kembar sudah berusia 1 tahun lebih. Kini, Nana juga sudah hamil 8 bulan lebih.
Mereka berlima sedang berada ditaman ditaman didekat villa keluarga Pratama. Pasalnya, waktu kandungan Nana menginjak usia 7 bulan ia ngidam ingin pergi lagi ke villa orang tua suaminya itu.
"Neaa, hati-hati sayang! Jangan lari-lari, nanti jatoh!" Teriak Nana yang tengah duduk diatas tikar lalu dialasi kain olehnya.
"IYAA MOMMY!" Teriaknya lalu kembali bermain dengan sikembar.
Setelah, berlari mengelilingi area taman tersebut. Tidak, sengaja saat ia berlari ke dekat pohon, kakinya tergelincir kebawah membuatnya terguling.
"REINEA!!" Histeris Nana. Jergas langsung berlari menyusul si kembar yang mau ikut turun ke bawah.
"Revano sama Reno disitu aja ya. Temenin mommy oke?" Jergas berusaha setenang mungkin.
"Tapi, kak Nea?" Tanya Vano
"Daddy aja yang turun. Udah, gapapa. Vano sama Nono kesana." Ujarnya lalu menepuk pundak si kembar dan dibalas anggukan oleh keduanya.
Setelah, tak melihat keadaan keduanya. Jergas bergegas turun ke bawah. Tidak terlalu tinggi juga. Hanya, seperti gunung kecil.
"Nea? Sayang...kamu dimana nak." Paniknya dengan raut wajah putus asa nya lalu menangis dalam diam.
"DADDY!" Teriak anak kecil didepannya. Memekakan telinga Jergas. Jergas langsung mendongakkan kepalanya, lalu mengusap kasar air matanya.
"Nea?" Panggilnya menyesuaikan pandangannya.
"Daddy!" Teriaknya lagi. Lalu berlari memeluk Jergas.
"Nea gapapa? Ada yang sakit hm? Tadi, pas jatuh ada yang luka ga sayang?" Ujarnya memeriksa semua anggota tubuh Reinea
"Ngga, dadd. Nea ga sakit ga luka juga." Ujarnya dengan senyum yang mengembang.
"Syukurlah kalo gitu. Yaudah kita, naik ya? Pasti adek sama mommy khawatir."
"Okee dadd!" Ucapnya. Lalu memegang jemari Jergas.
Setelah, naik ke atas. Nea langsung dipeluk oleh Nana dan adik adiknya.
☆☆☆
Setelah, 3 bulan di villa keluarga Pratama. Nana, sudah akan melahirkan anak keempatnya. Dan hasil usg, menyatakan bahwa anaknya adalah perempuan.
"Tahan, sayang. Udah hampir selesai pembukaan 10."
"Hiks...sakith jer-akhhh." Lirihnya.
"Ssttt, ngga ngga. Ngga bakalan sakit kok, kamu udah berjuang 3 orang loh. 1 lagi sayang." Ujarnya menguatkan.
"Dok...sakitth." Lemasnya.
"Sedikit lagi bu...tahan." Ucap si dokter masih fokus pada pembukaan Nana. "Baik. Sudah selesai, silahkan berkuat." Pintanya.
"AAAAAAAAKHHHH!!!" Teriaknya meremas tangan Jergas.
"Tarik napas dulu bu. Lalu buang lewat mulut."
"Hhummmm...huffftthh" Nana melakukan perintah dokter tersebut. Lalu kembali berkuat. "AAAAAAAAAHHHKKK!!!"
"Ayo, sedikit lagi bun"
"MMMMMMMMHHHHHH!!!"
"Sekali lagi bun."
"AAAKKKKHHHHHHHH!!!".
"Syukur kepada Tuhan. Bayinya sempurna dan sehat bun." Senyum si dokter. Lalu memberikan bayi yang memerah itu kepada suster untuk dibersihkan.
Nana, hanya tersenyum lemas. Dengan nafas yang tak beraturan. Lalu menutup matanya sejenak. 'Terimakasih, Tuhan. Untuk semua ini.' Batinnya.
"Makasih, untuk semuanya Na..." Lirih Jergas.
"Makasih, untuk cintanya kamu. Dan, Reinea, Reno, Revano dan Reilyi. Aku gatau harus terimakasih pakai apa." Ungkapnya lalu menangis tanpa suara isakan. Menumpahkan semua airmatanya diwajah sang istri.
"Cukup sayangi dan cintai aku dan anak-anak sampai maut memisahkan." Ujarnya lemas. Lalu mengusap belakang kepala suaminya itu. "Pasti." Jawab Jergas.
Yaa, nama anak mereka yang keempat adalah. Reilyi Queenxie Pratama.
☆☆☆
Setelah, melakukan acara pemberian nama kepada Reilyi 3 hari yang lalu. Ternyata, anak mereka yang keempat ini lebih aktif dari ketiganya.
"Ya ampun, ini anak baru 1 minggu 3 hari aktif banget." Nana tertawa kecil melihat anaknya yang terus menendang dan menggerakkan tangannya.
"Iya ya, gimana kalo udah 1 tahun 3 bulan ya Na. Udah guling gulingan terus loncat loncat kali." Ucap Jergas ikut tertawa.
"Mommy, Daddy, Adek." Panggil Nea dan si kembar, lalu memutar knop pintu.
"Iya, sayang?" Tanya Nana
"Adek Eilyi lagi apa?" Tanya nya lalu berjinjit memegang pembatas tempat tidur Reilyi. Menopang dagunya disana.
"Lagi main-main tuh"
"Kita beltiga bole ikut main ndda momm?" Tanya Revano.
"Boleh, boleh banget malah. Tapi, adek sekarang belum bisa main sama kakak kakak. Karna adek kan belum bisa jalan. Cuma bisa bobo doang." Jelas Nana berusaha meyakinkan ketiga anaknya.
"Okedeh. Tapi adek udah bisa main sama kita kapan?" Tanya Reno.
"Kalo udah 10-11 bulan." Senyumnya
"Okee!" Seru ketiganya serentak
☆☆☆
Maaf ya, kalo kecepatan. Biar bisa lanjut season duanya! Bakalan lebih seru loh...😸.
Vote juseyo💭. See you next chapter😸💗.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Full Of Wealth | Jerose | Continued
Fiksi RemajaSeorang gadis cantik berambut blonde hitam. Dan seorang pria tampan. Mereka berdua dipertemukan oleh orang tua. Tapi tidak dijodohkan. Hanya saja pihak mereka berdua berharap menjadi besan. Pihak keduanya tidak ingin memaksa mereka berdua untuk meni...