Sekarang kandungan Nana sudah menginjak 8 bulan lebih. Tinggal 1 bulan lagi dia akan melihat wajah buah hatinya.
"Sayang...katanya mau usg?.". Bujuk Jergas.
"Gamau. Aku, habis makan samyang baru mau pergi.". Tolak Nana.
"Sayang...". Gumam Jergas sekali lagi. Lalu meraih tangan Nana
"Ngga, mau ih. Kamu, aja kalo mau.". Nana menarik tangannya. Menepis tangan kekar Jergas.
"Nana! Kamu kenapa sih? Ibu hamil itu ga bisa makan gituan! Kalo anak kita kenapa kenapa? Gimana?!.". Emosi Jergas sudah tidak bisa ia tahan lagi. Jergas berusaha tidak meninggikan suaranya. Lalu memijat pelipisnya.
Tidak lama setelah itu. Suara isakan terdengar. Membuat Jergas kaget, lalu mendekap Nana kepelukannya.
"Hiks...gausah sok peduli sama aku.". Geram Nana memukul dada bidang Jergas.
"Iyaa iyaa. Maaf, sayang. Aku tadi, cuma refleks aja. Soalnya, kamu ga nurut.". Gumam Jergas mengusap rambut Nana.
"Kalau mau pukul aku, pukul aja. Gapapa. Yang penting kamu maafin aku.". Jergas mendekap Nana dengan erat mengusap punggung Nana yang sedang bergetar.
"Soalnya, hari ini kamu harus usg buat liat kelamin anak kita. Waktu, itu ketunda gara-gara kamu kontraksi. Jadi, kata dokter pas kamu baikan aja.". Jelas Jergas melihatnya sang istri yang tengah sesenggukan lalu menghapus air matanya.
"Kamu gamau, wujudin keinginan papi mami?.". Ujar Jergas. Membuat Nana melepas dekapannya. Lalu mengangguk.
"Maaf, tadi aku ga dengerin kamu.". Gumam Nana.
"Gapapa, aku paham kok.". Jergas mencium punggung tangan Nana lalu mencium keningnya.
"Yaudah aku cuci muka dulu. Trus ambil tas.". Nana bergegas kekamar mandi lalu mencuci mukanya.
"NA, AKU TUNGGU DIBAWAH.". Teriak Jergas lalu dibalas ya oleh sang istri.
☆☆☆
"Mau kemana Jer?.". Jovanda beralih menatap Jergas yang sudah membuka pintu.
"Temenin Nana usg pi.". Gumam Jergas. Jovanda hanya berO ria.
"Udah.". Nana sudah keluar dari Villa. Jergas menatap Nana dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rasanya berat badan Nana naik sejak ia hamil.
"Yaudah, masuk.". Jergas membukakan pintu mobil. Lalu Nana masuk kedalamnya.
Mereka hanya berbincang bincang hal random di mobil. Mulai dari Haerja yang suka dengan Jishaa sampai Pradika yang suka dengan Arasyha.
Tidak terasa mereka berbincang dan tertawa. Mereka sudah berada didepan klinik dokter spesialis kandungan.
Nana dan Jergas bergegas keluar dari mobil lalu masuk kedalam.
"Permisi bu dok.". Nana mengetok pintu ruangan dokter itu.
"Masuk.". Dokter itu sedikit berteriak. Nana pun masuk kedalam.
"Iya, ada keperluan apa bu? Pak?.". Tanya bu dokter kepada mereka berdua.
"Suami saya mau temani saya usg bu dok.". Ujar Nana lalu menggandeng tangan Jergas.
"Ohh, baik. Silahkan berbaring disana.". Ucap sang dokter dengan ramah lalu mengarahkan tangannya.
"Baik.". Jawab Nana tak kalah ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Full Of Wealth | Jerose | Continued
Teen FictionSeorang gadis cantik berambut blonde hitam. Dan seorang pria tampan. Mereka berdua dipertemukan oleh orang tua. Tapi tidak dijodohkan. Hanya saja pihak mereka berdua berharap menjadi besan. Pihak keduanya tidak ingin memaksa mereka berdua untuk meni...