ku sedang bersantai di rooftop, mendengarkan lagu, menikmati bisikan angin yang perlahan mambuatku mengantuk.Tiba-tiba aku mendengar teriakan seseorang.
“AAA GAMAUU GAMAUU!!” teriakan itu terdengar beberapa kali dan aku langsung menyeruput habis kopi yang kubeli di kantin tadi dan langsung bergegas menghampiri sumber suara tersebut.Jika didengar baik-baik sepertinya sumber itu berasal dari lorong tangga menuju rooftop.
Saat aku sampai aku melihat seorang siswa kelas 11 yang cukup terkenal karena ia berprestasi.
Tetapi ada dua orang siswa yang tidak ku kenal dan mereka langsung kabur begitu saja.
“lu kaila kan? Lu gapapa?” tanyaku menyodorkan tangan untuk membantu nya berdiri.
“iya kak gapapa. Makasih ya” jawab kaila singkat kemudian hendak pergi namun aku menahan nya.
“serius gapapa? Gua kelas 12 kok gausa takut cerita” ucapku sambil menahan tangan nya.
Aku melihat ada yang mengganjal dari raut wajahnya, seperti ada sesuatu yang ia pendam, sesuatu yang tidak bisa diberitahukan.
Aku menyadari hal tersebut karena dulu saat SMP aku pernah mengalaminya.
“iyaa kak gapapa” jawabnya sambil menelan ludah. Tentu saja ia berbohong karena terlihat jelas dari raut wajahnya namun aku tidak ingin memaksa.
“sini ikut gua bentar ke rooftop. Gabakal gua apa-apain” ucapku mengajak cewe culun itu ke tempat biasa aku bersantai.
“lu liat matahari?” tanyaku kepada adek kelas itu di rooftop.
“liat” jawabnya singkat, sepertinya dia masih agak takut denganku.
“keliatan kan. Kalo matahari nya ditutup awan keliatan ga?” tanyaku lagi.
“ya engga lah” jawabnya singkat sama seperti ia menjawab pertanyaan-pertanyaanku sebelumnya.“lu juga gitu. Kalo lu punya maslah dan malah lu tutup-tutupin. Gabakal ada yang mencerahkan nantinya” ucapku sok bijak.
“kalo lu mau cerita kesini aja. Gua disini terus tiap jam istirahat” ucapku kemudian kembali mengambil gitar dan mendengarkan lagu lagi.
Namun siswi itu belum kunjung pergi.Sampai tiba-tiba Viera datang ke rooftop dengan tatapan marah membuatku bingung.
Viera juga memberikan tatapan jutek ke adek kelas yang baru saja pergi barusan karena takut.
“kenapa sih?” tanyaku tertawa kecil. Viera tuh kalo marah bukannya serem malah gemesin.
“KENAPA? LU NANYA KENAPA?” balas Viera dengan nada tinggi.
“LU NGAPAIN BERDUAAN SAMA DIA? PEGANGAN TANGAN LAGI, SIAPA DIA? HAH? JAWAB JUJUR” kata Viera membuatku tidak bisa menahan senyum lagi.
“lu… cemburu?”tanyaku tidak dibalas sepatah kata pun dari Viera.
“tuhkan… kerjaannya bikin salting mulu” batinku.
Jujur sebenarnya aku ketika sedang salting justru tidak bisa berkata apa-apa dan walaupun aku mengeluarkan sebuah kalimat pasti akan ada yang salah dan nantinya akan membuat lawan bicaraku ambigu.
Karena itu aku tidak banyak bicara, aku langsung menghampiri Viera dan memeluknya.
“gapapa kok Ra. Tadi dia lagi dibully gitu. Gua cuman gamau ada orang yang gabisa ngelawan cuman karena mereka lemah, karena gua pernah ada di posisi mereka pas SMP” jawabku sambil memeluk Viera.
Dan seperti biasa wajah Viera langsung berubah drastis.
“bukan Viera kalo ga gemesin” batinku dalam hati sambil menahan senyum sekuat tenaga.
“beneran itu alesan nya?” Tanya Viera menatap wajahku.
“iya Viera” ucapku ditambah elus-elusan kecil yang mendarat di kepala Viera.
Ia langsung berbalik badan, tebakanku mengatakan dia sedang salting dan wajahnya berubah menjadi merah makanya dia lebih memilih berbalik badan.
“ih gausah sok romance napa. Jujur aja” kata Viera sambil menghentak-hentakkan kakinya membuatku tertawa puas.
“tadi tuh gua ngechat lu. Tapi lu ga read jadi gua khawatir. Eh ternyata lagi selingkuh sugro” curhat Viera membuatku refleks tertawa.
“enggaklah” jawabku sambil menahan tawa yang akhirnya menghasilkan senyuman kecil di sudut bibir.
“kenapa senyum-senyum gitu? Seneng ya abis boongin gua. Baru juga sehari jadian, udah selingkuh aja” Timpal Viera membuatku semakin salting.
“INI ANAK KOK MAKIN NYEBELIN MALAH MAKIN GEMES YA” teriak hatiku terdengar jelas hingga otak.
“engga Xaviera Putri Salsabilla.” jawabku.
“emangnya tadi lu chat apa?” tanyaku melanjutkan percakapan.
“lu entar mau nganter gua balik ga? Soalnya gua ada eskul jadi pulangnya bakal agak telat” Tanya Viera sambil menggigit-gigit bawah bibirnya,
kebiasaan Viera yang tak luput hilang sejak pertama kali ketemu.
“ooh santai aja gua juga ada eskul kok” jawabku.
Kemudian aku merapih-rapihkan barang dan kembali ke kelas karena 1 menit lagi bel tanda istirahat habis akan berbunyi.
“yok balik ke kelas. 1 menit lagi masuk”
“sebentar gar gua mau nanya sesuatu” ucap Viera menahan tanganku.
“apa?” jawabku singkat karena penasaran.
“kenapa lu manggil gua Ra? Kenapa ga Ver? Atau Putri atau salsa atau apa gitu” Tanya Viera membuatku membuat senyum simpul di ujung bibir.
“hhmm emang kamu maunya dipanggil apa? Kera?” jawabku langsung memalingkan wajah dari Viera.
“sialan lu.” ucap Viera kemudian beranjak kembali ke kelas.
Viera pov: “GA NYAMBUNG BANGET EDGAR, TAPI GUA SUKA”
“ohiya satu lagi” kata Viera menghalangi jalanku.
“apa princes?” ucapku pasrah.
“tadi beneran cuman ngobrol doang? Kenapa bisa sampe pegangan tangan?” tanya Viera.
“tuhkan masih aja ga percaya, lagian kenapa sih emang pegangan tangan? Aku sama Hana biasa pegangan tangan.
Lagian di sekolah ini yang pernah aku elus-elus kepalanya masih cumah kamu kok” jawabku.
“masih? Berarti nanti mau nambah?” tanya Viera membuatku mendengus kesal.
“yauda cuman kamu, apus kata masih nya” ucapku langsung disambut senyuman lucu dari Viera membuatku tersenyum juga dengan sendiri nya.
Setelah semua mata pelajaran yang ada pada hari itu selesai aku langsung cabut dari kelas menuju ke ruang ganti karena akan ada seleksi tim inti basket jadi aku bersemangat sekali hari ini.
Sebelum aku berganti aku sempat mengecek hp dulu untuk mengabarkan ke papah mamah agar di doakan yang terbaik dan bisa masuk tim inti namun aku justru mendapati chat dari Viera.
*whatsapp view
XAVIERA: SEMANGAATT YAAA. KAMU PASTI MASUK TIM INTI KOK
XAVIERA: LAGIAN KALO GAGAL GAPAPA. KM UDH MSK INTI HATI AKU
XAVIERA:*emot genitWajahku refleks berubah warna menjadi merah, senyumku refleks mengembang hingga gigi-gigi rapih ku terlihat seperti sedang mengintip sesuatu.
Bagaimana tidak, Viera itu adalah siswi paling pinter masalah percintaan, pasangan yang ia ship selalu jadian. Tetapi belum pernah ada yang sukses mendekati Viera.
Seperti biasa sebelum ada sesuatu yang penting aku menyempatkan waktu untuk mendengarkan lagu terlebih dahulu.
Bagiku ini adalah laga yang penting karena ini menentukan apakah aku bisa bermain di tim inti atau tidak ditambah lagi basket adalah hobiku, tentu saja selain menulis dan mendengarkan musik.
Dan yang peling penting lagi adalah kalau aku masuk tim inti aku akan bermain bersama Juna nantinya.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
hati & logika
Romancecerita ini tentang perjalanan bagaimana sebuah pasangan yang tidak disatukan oleh hati atau pun logika, tetapi takdir yang menyatukan mereka. karena menurut sudut pandang hati dan logika, mereka tidak akan pernah bisa bersatu.