EPISODE 24

1 0 0
                                        


Sesampai nya kami di studio tempat aku photoshoot, aku langsung mengganti baju dan meminta Viera untuk menunggu selama beberapa jam kedepan.

“Viera” panggilku membuat Viera yang awalnya fokus membuka hp menjadi menengok ke arahku.

“apa?” Tanya Viera polos.

“tunggu dulu ya gua mau kerja dulu” ucapku langsung dibalas anggukan dari Viera membuatku kesal.

Jawaban yang kuharapkan bukanlah sekedar mengangguk tetapi yang kuharapkan adalah kata ‘iya edgar sayang’.

“gitu doang jawabnya?” tanyaku membuat Viera mengeluarkan ekspresi bingung nan polosnya.

“iya” jawab Viera singkat membuatku semakin gregetan.

“gaada tambahan kayak iya sayang atau iya beb atau apa gitu?” tanyaku sekali lagi, langsung to the point kali ini.
Membuat Viera tersenyum lebar.

“iyaa edgar sayang yang ganteng” kata Viera kemudian mencium pipiku.

“HAH? KAN GUA GA MINTA DI SUN PIPI!!”  batinku sambil mematung.

“heheh… yauda aku masuk yak, inget jangan selingkuh” ucapku yang sebenarnya masih salting kondisinya.

Secara garis besar bisa dibilang aku memiliki pekerjaan sebagai model di hari sabtu minggu, namun tidak setiap pekan juga, aku hanya ke Jakarta jika dipanggil oleh manager.

Itung-itung ongkos yang cukup mahal apalagi kalau rumahku di luar jabodetabek.

Awal mula aku di rekrut menjadi model adalah karena aku memang hobi ber foto-foto di rumah dengan ide-ide outfit yang ku kembangkan sendiri.

Hingga suatu saat ada satu fotoku masuk beranda manager tersebut dan kebetulan tubuhku memang ideal untuk menjadi model, jadi sang manager langsung menghubungiku.

Aku sendiri tidak merasakan capek walaupun terkadang jika pekerjaan numpuk aku baru bisa pulang jam 2 pagi dan jam 7 nya langsung dilanjut sekolah.

Namun kali ini aku foto bukan untuk kerja tetapi untuk launching buku ku sendiri.

Yang membuat aku tetap senang adalah karena aku memang menyukai pekerjaan ini walaupun gaji ku tidak seberapa karena memang perusahaan yang mengkontrak ku juga bukan perusahaan besar.

Dan hal yang aku pikir bahwa selama ini ‘jadi model nanti kayak banci’, kemudian ‘kalo jadi model nanti disuruh pake baju yang aneh-aneh’ nyatanya Aku tidak pernah merasakan hal itu selama aku mengambil kontrak sebagai model disini.

“KRIINGG” bunyi alarm hp ku tanda waktu bekerja sudah selesai.

Sebenarnya sesi foto sudah selesai dari beberapa menit lalu namun aku beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan untuk date bersama Viera.

Saat aku keluar langsung terpampang pemandangan Viera yang sudah tidur pulas.

“capek banget ya? Apa gausa jalan aja?” tanyaku ke Viera yang sedang tidur dengan suara pelan sambil menyisir halus rambut Viera yang sedang tertidur pulas sehingga tidak mendapat jawaban apa-apa.

“tidur aja cantiknya ngalahin bidadari surga pirdaus” ucapku sambil mengelus-elus kepala Viera.

Sayangnya sudah hampir satu jam dan Viera masih belum bangun juga membuat aku akhirnya memutuskan untuk membangun kannya mau tidak mau.

Karena kasian juga kalau dia tertidur di tempat umum seperti ini. Banyak orang-orang studio berlalu lalang sejak tadi.

“ra bangun raa” ucapku sambil menggoyang-goyangkan badannya membuat Viera perlahan sadar namun masih bergumam tidak jelas.

“siapa lu? Ha? Malaikat yak?” gumam Viera sambil membuka matanya sedikit, aku hanya berusaha menahan tawa.

“bukan” jawabku singkat.

“oiya bukan… soalnya lebih ganteng dari malaikat” ucap Viera membuat aku langsung tersenyum lebar.

“APASIH VIERA??!!” batinku kegirangan.

Karena waktu habis menunggu Viera bangun tidur, kami akhirnya membatalkan agenda jalan-jalan.

Alasan lain kami membatalkan untuk jalan adalah karena besok sudah masuk sekolah lagi dan jika kami tetap bersikeras ingin jalan-jalan maka kami harus siap menerima kenyataan keesokan harinya.

Viera sendiri tidak protes dengan keputusan ku karena ia sudah lelah juga sepertinya, lagian menghabiskan waktu hampir seharian bersama Viera saja sudah menjadi hiburan bagiku.

Setelah semua urusan seperti sholat dan makan malam sudah selesai, aku baru menancap gas membelah jalanan tol di malam hari.

Tentu saja tidak ada perjalanan tanpa percakapan, buktinya Viera sudah mulai mengoceh padahal baru 5 menit mobilku memasuki jalan tol.

“gar…” panggil Viera hanya kubalas dengan dehaman karena aku yang sudah kehabisan energi ditambah masih harus fokus menyetir.

“hhmm” ucap Viera sekali lagi.

“kenapa sih Raa?” tanyaku agak kesal karena saat ini kondisiku sedang kelelahan namun ia justru memberikan kode yang sangat sulit dipecahkan.

Ada pepatah berkata ‘kode cewek kalo dibandingin sama kode perang nazi, masih lebih susah dipecahin kode cewek’.

“ih kok gitu doang sewot” kata Viera sambil mencibirkan bibir.

“langsung to the point aja. Aku kan lagi fokus nyetir” ucapku dengan nada tinggi karena aku tidak mengetahui kalau Viera sedang cemberut saat itu.

“dih gak peka ah males” kata Viera dengan wajah sedih mendapat respon seperti itu dariku.

“masya allah Viera cantik… tinggal ngomong apa susahnya sih” balasku kali ini sambil memperhatikan wajah Viera dan melemparkan senyum kecil membuat Viera cengengsan bak seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan apa yang ia mau setelah merengek.

“ntar jangan lupa yaa gua ultah gar. Pekan ini lho” kata Viera.

“mau kado apa?” tanyaku langsung to the point.

“dih masa kado dikasih tau… ya kamu pilihin aja” ucap Viera langsung kubalas anggukan.

“lagian kamu mah kasih kado apa aja aku suka” timpal Viera.

“kadonya anak juga boleh hehe” kata Viera membuatku terkejut dan langsung tersenyum kecil.

“becanda edgar, stay halal brother” timpal Viera cengengesan.

Viera itu kalau baru bangun artinya baterai nya masih full dan bisa dijamin beberapa jam ke depan nya ia akan terus mengoceh.

“BAHAYA BANGET LAGI DI JALAN TOL BECANDAAN NYA BEGINIAN” ucap batinku.

Semakin lama kulihat wajahya entah kenapa aku semakin suka dan candu sampai-sampai aku mengganti nama kontak Viera di hp ku.

You change the name from XAVIERA to bbyy
*****

hati & logikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang