Sudah sekitar 1 jam perjalanan namun aku dan Viera belum memiliki topik obrolan sama sekali.Kami hanya mendengarkan lagu sepanjang 1 jam perjalanan.
Viera baru saja bangun setelah tertidur kurang lebih sejak 30 menit yang lalu.“huaahhh” ucap Viera sambil menutup mulut yang sedang menguap.
“ini udah dimana gar?” Tanya Viera dengan wajah lugu nya yang lucu.
“di bali” jawabku sengaja asal karena ingin tahu seberapa lola Viera saat baru bangun tidur.
“hah? Di bali?” Tanya Viera dengan tampang khas bangun tidur refleks membuatku tertawa lepas.
“ihh boong yaa” ucap Viera dengan nada di ambek-ambekkan sembari mencubit lenganku membuatku mengaduh kesakitan.
“ih apasih cubit-cubit. Sakit gilaa” ucapku dengan nada emosi walaupun wajah cengengesan Viera langsung membuat kemarahanku mereda.
“jawab yang bener makanya ini dimanaa? Gua cium lho” Tanya Viera langsung menggandeng tanganku.
“GAK LUCU RAA… INI GUA LAGI NYETIR LHOOO” batinku tetap berusaha tenang walaupun tetap saja ada senyum kecil di wajah.
“iihh… salting yaaa” ledek Viera untuk kedua kalinya dan kali ini aku tidak bisa menahan rasa malu di wajahku.
“berisik lu Ra” ucapku sudah tidak kuasa menahan malu lagi.
Saat suasana sudah mulai terkondisi dan agak santai di mobil. Dengan posisi tangan kiri yang sudah dipegang erat oleh Viera dan aku tidak berniat sama sekali untuk melepaskannya. Aku bertanya tentang apa yang terjadi saat pesta kemarin.
“Raa” panggilku langsung membuat wajah imut Viera menengok ke arahku.
“apa” Tanya Viera dengan wajah cantiknya membuat aku salting sendiri.
“kemarin lu kenapa dah tiba-tiba ngambek gitu?” tanyaku agak takut Viera tersinggung.
“ohh masih mau bahas itu?” Tanya Viera membuat otakku overthinking selama 1,5 detik.
“ah engga gua cuman mau nanya aja. Kan bagus juga buat perbikin diri gua kedepan nya” jawabku takut salah berbicara lagi.
“sebenernya kemaren itu… gua lagi haid aja hehe” jawab Viera membuatku berdecak heran.
“ihh tapi serius kalo lagi haid badmood banget… sekarang juga lagi haid sebenernya cuman kan kamunya baik hari ini hehe. Udah gitu lu ngacangin gua kemaren terus gatau lagi salahnya apa” ucap Viera sambil memeluk erat tangan kiriku yang sedang menganggur di arm rest. Aku hanya tersenyum berada di posisi ini.
Kurang lebih sudah 2 jam perjalanan membuat suasana mobil kembali sepi. Aku pun memiliki ide untuk menjaili Viera.
“Raa” panggilku hanya dibalas deheman oleh Viera yang sedang fokus mengotak atik sosmed nya.
“kamera nya balikin ke gua yak” ucapku langsung membuat Viera menengok dengan tatapan yang sulit di artikan.
“dih gajelas” kata Viera ketus sendiri.
“serius… lagian pas gua denger alesan lu aneh. Ngapain gua kasih kamera kalo alesan nya haid doang. Entar kalo lu haid lagi lu minta-minta lagi ke gua, kan males” ucapku agak jujur namun juga ingin melihat respon dari Viera.“dih najis banget lu jadi orang. Ga ikhlas jadi lu selama ini? Udah ah turunin aja gua kalo ga ikhlas” ucap Viera yang sudah emosi membuat aku meminggirkan mobilnya.
“lu ngapain gar?” Tanya Viera masih dengan wajah ketusnya.
“katanya mau turun” ucapku dengan wajah sok kalem, padahal aku ingin sekali mencubit pipi yang ada di hadapanku sekarang ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
hati & logika
Romancecerita ini tentang perjalanan bagaimana sebuah pasangan yang tidak disatukan oleh hati atau pun logika, tetapi takdir yang menyatukan mereka. karena menurut sudut pandang hati dan logika, mereka tidak akan pernah bisa bersatu.