EPISODE 19

0 0 0
                                    


Viera bagiku adalah seseorang yang baru.

Mulai dari fisiknya karena aku belum pernah melihat ada yang setara kecantikan nya dengan Viera. Dari dulu aku belum pernah jatuh cinta dan sekarang aku dibuat jatuh cinta oleh Viera.

“oh gini rasa nya jatuh cinta…” ucap diriku kepada diriku sendiri.
Dulu aku suka menganggap aneh orang-orang yang jatuh cinta.

“buat apasih jatuh cinta? Apa enaknya? Kenapa sih seseorang selalu jatuh cinta pada waktunya?”
kurang lebih pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang hinggap di benakku sebelum aku merasakan cinta.

Sekarang semua berubah…
aku mendadak bisa menjawab semua pertanyaan yang ku lontarkan itu.

Bahkan tidak hanya bisa menjawab tetapi bisa menjelaskan dengan detail apa fungsi cinta. Bisa menggambarkan bagaiamana bahagianya seseorang ketika jatuh cinta. Namun meskipun aku bisa menjawab dengan detail, bisa menggambarkan dengan jelas sehingga seseorang yang mendengarnya akan langsung tahu dan melukis rekayasa didalam pikirannya, aku tetap memiliki beberapa pertanyaan  soal cinta.

“sampai kapan cinta ini akan berlangsung? Apakah dia hanya menetap sesaat bagaikan orang yang menyewa kos-kosan? Atau dia menetap seperti halnya kesetiaan bulan dan matahari kepada bumi?” bulan itu memiliki loyalitas yang tinggi.

Walaupun tidak diberi apa-apa oleh bumi bulan selalu ada di sisi bumi. Meskipun bulan harus berbagi bumi nya dengan matahari ia tetap memilih setia.

Begitu juga dengan matahari.
Namun sejauh ini… selama umur hidupku terus berjalan digerogoti waktu. Aku hampir tidak pernah melihat kesetiaan yang amat kekal di dunia ini.

Bumi dan bulan bukanlah hal yang ada di dunia ini karena mereka terletak di luar angkasa. Di dunia ini hampir semua akan berpisah pada waktunya. Lalu mengapa semua orang berusaha menjelaskan, memperjuangkan, dan bicara sana-sini tentang ‘kesetiaan’?

“ah… paling tidak kita bisa menentukan seperti apa kita berpisah. Bisa dengan perpisahan yang buruk atau bisa juga dengan perpisahan yang baik” jawab batinku.

“iyaa… tapi untuk apa mereka membicarakan hal tentang kesetiaan?” balas batinku yang kontras dengan kata-kata ‘kesetiaan¬.

Saat ini sedang terjadi monolog dalam pikiranku, atau aku biasa menyebutnya dengan ‘peperangan batin’ dan hal ini biasa terjadi padaku.

Orang-orang terdekatku pasti sudah tidak asing jika aku melamun dan tidak mendengar panggilan-panggilan dari luar sana sama seperti saat ini.

“garr?” tanya natan sambil menggoyang-goyangkan sedikit pundakku.

“eh iya apa nat?” jawabku setelah sadar dan menunda perang batin tadi.

“lu ikut ga? Lagi mau party nih” tanya Natan sekali lagi dan membuatku bingung.

“hah? Party? Ini bukannya lagi party?” jawabku terdengar seperti orang yang memiliki pikiran yang kosong walaupun memang benar begitulah adanya.

“bukan party itu bego. Party ML” jawab Danu yang asal nyaut dengan logat tidak berakhlak.

“oohh  ayo ayo gua ikut” balasku kemudian membuka hp dan mulai bermain bersama yang lain.

“eh itu lane bawah kosong” ucapku. Sebenarnya aku termasuk yang bawel namun tidak jago jika bermain game.

Namun aku bukan orang yang ambisius meskipun aku bawel. Karena bagiku bermain game tidak lebih dari sekedar refreshing atau penghilang jenuh sehinga aku hanya memainkannya ketika aku sedang bosan dan tidak ada pekerjaan.

Aku bukannya tidak jago bermain game, karena sebenarnya jika aku bermain bersama teman-temanku seperti ini skill atau kemampuan kami hampir setara namun hanya rank nya saja yang berbeda. Dan yang membedakan aku dari yang lain dalam hal bermain game adalah karena aku tidak memiliki teman untuk bermain dan aku juga tidak begitu mendalami hal ini atau lebih tepatnya tidak mau mendalami hal ini.

“dih cowo-cowo main game semua. Percuma anjing kita ngumpul” kata Tasya yang paling bawel  ketika bertemu cowok tetapi semua hanya memegang hp.

“tau nih ih cowok-cowok mah gitu” timpal Naya yang merupakan karibnya Tasya.

“apasih bawel lu. Orang tadi juga sebelum kita-kita pada mabar lu pada malah live IG, sama tiktok an” jawab Gio yang merupakan rival nya Tasya.

Aku hanya menghiraukan perdebatan itu karena ini bukanlah kejadian pertama, hampir setiap anak kelas kumpul akan terjadi seperti ini namun hal yang ku takutkan adalah Viera.

Aku takut dia akan kesal dan aku tidak tau apa yang akan menimpaku nantinya. Baru saja aku memikirkan hal itu tiba-tiba ada notif chat dari Viera

*whatsapp view

XAVIERA: BS GASI DITARO DULU HP NYAA!
XAVIERA: MALES AH KALO BEGINI :(
XAVIERA: AKU PULANG AJA YAA

Aku pun langsung menaruh hp dan membuat teman-teman yang sedang bermain langsung menatapku kesal.

“taik banget afk” kata Adit

“maklum dit nama nya juga bucin” balas Danu.                      

“kan temen-temen gua pada jago. Gapapa kali gua tinggal hehe” jawabku asal kemudian langsung mencari.
Keberadaaan Viera yang sedang mencari udara segar katanya.
*****

hati & logikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang