Aku menghembuskan napas di depan rumah Viera sebelum menekan bel rumahnya.Aku gugup sekali.
Mungkin memang hubunganku dengan Viera belum lama dan aku belum terlalu paham dengan pemikiran anak tersebut.Masih banyak yang harus ku perbaiki dalam hubungan diantara aku dan Viera ini, terlebih lagi aku baru pertama kali mengalami hal seperti ini.
Hal yang membuatku takut adalah Viera tidak memaafkanku dan hubungan kami selesai sampai disini saja…
Namun aku sudah berpasrah. Apapun respon dari Viera nanti itulah yang terbaik bagi diriku. Kemudian aku memberanikan diri menekan bel rumah itu.
“ting nungg!” bunyi bel rumah yang baru saja ku tekan menggelegar ke seluruh penjuru rumah, bahkan aku yang ada di luar juga bisa ikut mendengarnya.
Tak lama kemudian keluar seorang perempuan yang kira-kira berusia sekitar 20 tahunan.
Tebakanku mengenai orang itu yang pertama adalah ia seorang pembantu, namun jika tebakan pertamaku salah aku menebak bahwa ia adalah tetangga, atau sepupu nya Viera karena aku belum pernah melihatnya di Alexandria.
“iya dengan siapa ya?” Tanya perempuan berusia 20 tahunan itu.
“ada Viera nya ga?” tanyaku langsung to the point tanpa memperkenalkan diri.
Bukan karena aku tidak sopan atau berniat jahat namun aku gugup sekali sehingga aku bingung ingin memperkenalkan diriku sebagai apa, tukang ojek online? Pacarnya? Temannya yang ingin mengerjakan tugas bareng? Sehingga aku memutuskan untuk langsung bertanya apakah ada Viera atau tidak.
“oh iya ada. Ini mas dengan siapa ya nama nya kalo boleh tau?” Tanya perempuan 20 tahunan itu kepadaku lagi membuatku semakin yakin bahwa ia orang yang sepertinya cukup dekat dengan Viera dan ia orang yang sangat hati-hati.
“saya Edgar mba… pacarnya Viera” jawabku jelas, membuat perempuan 20 tahun itu langsung memperlihatkan ekspresi kagetnya.
Sejujurnya berkata seperti itu bukan sesuatu yang ku rencanakan, buktinya wajahku sudah berubah menjadi kemerahan walaupun baru beberapa detik sejak aku memperkenalkan diri sebagai pacarnya Viera.
“RAAA AAAA!!!” teriak perempuan itu histeris sambill ngibrit ke lantai atas, lantai terletaknya kamar Viera.
Sudah hampir 5 menit aku menunggu namun aku tidak melihat adanya tanda-tanda kedatangan Viera.
Dan kali ini tebakanku mengatakan kalau mereka sedang bercerita, dan berakhir menjadi sesi curhat dan Viera bertanya ‘trus aku harus gimana?’.
Bersamaan saat aku sedang menebak-nebak apa yang sedang terjadi tiba-tiba ada notif dari hp, dan notif itu bergetar.
XAVIERA is calling…
“sialan… kenapa ga langsung turun” batinku sambil mengangkat panggilan dari Viera.
“ngapain lu kerumah gua?” Tanya Viera dengan nada agak kasar.
“mau berdamai” ucapku santai. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan lagi karena aku bahkan belum mengetahui apa kesalahan yang sudah kuperbuat.
“ohh.. emang lu udah sadar apa kesalahan lu gar?” Tanya Viera dengan nada agak halus membuatku lumayan tenang.
“enggak hehe” jawabku jujur. Aku menjawab seperti itu karena aku berpikir Viera sudah melunakkan hatinya namun ternyata dia hanya memancing.
“ish udah sana pergi… gausa sok peduli kalo kesalahan lu aja lu belom nyadar!” teriak Viera di telfon membuat aku menjauhkan telingaku dari speaker.
“ehh Raa tapii gua…” baru saja aku ingin mengatakan bahwa aku membawakan hadiah, telfon sudah ditutup. Akhirnya aku hanya memfoto dan memberi tahukan apa yang kubawa lewat chat.
Me: dengerin dulu buset
Me: liat nihhh apa yang gua bawa
Me: *send a picture
Me: siapa ya yang waktu itu bilang mau dibeliin kamera retro?
Tanyaku sengaja memancing.
XAVIERA: SIALANNN!
XAVIERA: LU BENERAN BELI??!!
Me: liat aja fotonya kalo ga percaya
XAVIERA: DIHHH BOONG PASTI, DARI GUGEL YA FOTONYA???
Me: vc sini kalo berani.
Dan langsung hp ku berdering dan bernotif
XAVIERA is start video call…“Mana coba liat kamera nyaa?” Tanya Viera dengan wajah penasaran khasnya yang lucu.
“bisa cubit lewat vc gasi?” tanyaku sambil tersenyum malu.
“IH APASIH LUU… GUA MINTA DITUNJUKKIN KAMERANYA JUGA” jawab Viera dengan nada kesal membuatku langsung memudarkan senyum tadi.
“nihh” kataku lewat vc sambil menunjukkan kamera yang sudah kupegang lebih dari 10 menit di tangan kananku.
“AAAA” teriak Viera sambil melempar hpnya dan langsung turun kebawah dan muncul di hadapanku.
“MAKASIHH EDGARR… SAYANG BANGET SAMA EDGAR. Kamu kok baik banget sih” ucap Viera sambil memelukku dengan erat membuatku tersenyum malu terlebih lagi ada sepupunya yang menonton adegan ini.
“jadi udah ga marah lagi kan?” tanyaku dibalas anggukan penuh semangat dari Viera.
“ini baru Vieraa yang gua kenal” ucapku sambil mengelus-elus kepala Viera yang sudah fokus mengambil kamera dan tidak sabar membukanya bagaikan seorang bocah TK yang tidak sabar melihat hadiah mainan remote control dari orang lain.
“masuk dulu sini sayang” kata Viera dengan wajah imutnya.
“ehh maap banget Raa gua lagi gabisa. Mau ke Jakarta soalnya” jawabku jujur.
“ohh terus gimana? Masa langsung pulang sih” Tanya Viera dengan wajah cemberutnya membuatku tidak bisa menahan senyum.
“justru itu Raa… gua mau ajakin elu ke Jakarta temenin gua photoshoot buat buku ke 3 gua sekalian jalan-jalan” tanyaku sambil menaik-naikkan alis.
Namun Viera justru menganga dan langsung berlari meningalkanku.
“TUNGGGUU GARR GUA SIAP-SIAP DULUUU” teriak Viera sambil berlari menaiki tangga.
“JANGAN LAMA-LAMA. GUA DITUNGGU ORANG MASALAHNYA!” teriak ku dari bawah.
Me: Viera… gausa siap-siap elah. Lu kek gitu doang udah cantik kok.
XAVIERA: IHHH bisa banget si mas ini… yauda gua ambil liptint samat tas kecil dulu. Sekalian nyari cardigan bentar. 10 menit.Kata Viera lewat chatnya membuatku menangguk-anggukkan kepala.
“YESS SEMUANYA LANCARRR” batinku berteriak keras.
Ajaibnya Viera datang sebelum 10 menit habis, membuatku takjub.
“ayooo Gar” ucap Viera yang sudah tampil cantik dengan cardigan seadanya dan celana panjang oversize dan langsung menggandeng tanganku.
“eh itu sepupu lu ga diajak?” tanyaku membuat sepupunya Viera memandang kami berdua.
“gausah… dari pada nanti gua jadi nyamuk doang” katanya membuat aku dan Viera kompak cengengesan tidak jelas.
Aku kemudian membukakan pintu untuk Viera masuk kedalam mobil. Dan kami langsung melaju ke lokasi tujuan.
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/303676022-288-k437161.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hati & logika
Roman d'amourcerita ini tentang perjalanan bagaimana sebuah pasangan yang tidak disatukan oleh hati atau pun logika, tetapi takdir yang menyatukan mereka. karena menurut sudut pandang hati dan logika, mereka tidak akan pernah bisa bersatu.