Chapter 17

909 173 3
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

"Tiga penjahat yang ditangkap di kekacauan Kota Hosu... semua pria tanpa alamat dan identitas. Berdasarkan penampilan aneh mereka, dan kehadiran dua orang yang berhasil direkam oleh NNHA TV... kemungkinan mereka terhubung dengan League of Villain yang menyerang Yuuei bulan lalu."

"Kepolisian menunggu pemulihan para korban untuk menyelidiki motif dari kejahatan tersebut."

"Dalam sebuah cuplikan Pembunuh Pahlawan menyebutkan nama All Might. Apa dia adalah orang yang sudah membuat Stain termotivasi melakukan kejahatan ini?"

"Saya melaporkan langsung dari Jalan Ekou di Kota Hosu. Kemarin malam jam 8 lebih. Pembunuh Pahlawan ditangkap oleh Endeavor dijalan ini──"

Ranka melepas earphone yang terpasang di telinganya, lalu menghela napas panjang. Mau sebanyak apapun dia memikirkan hal ini, jawabannya selalu berakhir dengan helaan napas.

'Sudah kuduga, harusnya kudapatkan pembunuh pahlawan itu sebelum mereka menangkapnya.'

Seminggu berlalu sejak pertemuannya dengan Dabi tempo hari. Mereka hanya sedikit berbincang dan beberapa kali mengangkat topik Stain sebagai bahan pembicaraan.

Ranka mengambil kopi kotak dalam saku celana. Menusuknya dengan sedotan dan mulai meminum air berwarna hitam itu penuh penghayatan.

(Kalau susu itu susu kotak. Kalau kopi berarti kopi kotak, kan? Ya gak?)

Setelah malam itu, esok harinya, entah kenapa Tokoyami menjadi... terlalu bersemangat(?)

Dia pergi kesana-kemari, lari tunggang-langgang hanya untuk mencoba mengejar Hawks. Biasanya memang begitu, tapi setelahnya malah lebih parah. Ranka menawarkan bantuan, tapi langsung ditolak.

Dia benar-benar dibuat penasaran oleh si kepala burung. Sebenarnya, apa yang terjadi di dalam ruangan Hawks malam itu? Matanya memicing curiga.

Draakk...

"MAJI KA?! MAJI KA, BAKUGO!! AHAHAHA!" Kirishima dan Sero tertawa melihat penampilan Bakugo yang berubah 180°, dari jabrik landak jadi klimis belah samping.

"Berisik. Rambutku jadi biasa begini, kucuci pun gak mau balik!! Hei, jangan ketawa! Kubunuh, lo!!" Bakugo menahan kesal dan bersiap meledakkan mereka berdua. Bukannya diam, mereka malah makin menjadi-jadi.

Ranka yang tengah asik bergelut dengan pikirannya, mendadak terganggu karena telinganya menangkap suara yang cukup keras.

Secara otomatis, matanya melirik kearah tersebut dan mendapati dua anggota Bakusquad (Kirishima dan Sero) tertawa terpingkal-pingkal.

HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang