Chapter 19

849 177 10
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

RUANG GANTI

"Latihan yang cukup sulit, ya?" Sato menghela napas lelah.

Aoyama mengelap keringat. "Kelas pertama ini membuatku berkeringat."

"Aku harus melatih pergerakanku lagi."

Tokoyami mengencangkan dasinya, "Kau harus mengimbangi itu dengan mengumpulkan informasi."

"Itu malah membuatku ketinggalan, aku iri dengan orang sepertimu dan Sero," ucap Kaminari melepas kaosnya. Sero hanya nyengir.

Mineta menoleh ke Midoriya dengan wajah mesum, "Ne, Midoriya... Lihatlah, aku menemukan sesuatu yang mantap!" Dia menunjuk sebuah poster yang sedikit terkelupas dari dinding.

"Lihatlah! Lubang tembusan ini! Ini mungkin berkat usaha dari pendahulu kita! Ruangan sebelah sini, kau tahu, kan? Ruang loker cewek!!" Wajah Mineta memerah dan berkeringat.

Sato, Kaminari, dan Sero seperti tersambar petir di siang bolong. Mereka mendadak penasaran.

"Mineta-kun, hentikan! Mengintip adalah tindak kriminal yang jelas!" Perempatan muncul di kening Iida, dia menggerakan tangan seperti robot.

"Mineta kecilku memang sudah kriminal!!!!" Ucap Mineta berkeringat. Dia mencabut poster itu dari dinding dengan kasar dan mendekatkan salah satu matanya ke lubang tembusan.

"Dada montok Yaoyorozu. Pinggang ramping Ashido! Sempak melayang Hagakure!! Tubuh indah Uraraka!!! Dada mencengangkan Asui!!!! BODY ASOYYY TSUGUMII!!"

BRAAK!

"MMMMHHHH!!"

Entah dapat tekanan dari mana, tubuh Mineta langsung menempel ke dinding dengan sangat kuat. Saking kuatnya mungkin bisa membuat tubuh kecilnya hancur dalam hitungan menit.

Midoriya yang gemetar langsung memulai sesi analisisnya. "Teknik psikis milik Tsugumi-san!! Kombinasi brutal antara presisi, telekinesis, dan konsentrasi yang luar biasa."

"Kudengar perasaan pengguna juga mempengaruhi kuat-lemahnya quirk itu. Benar-benar mematikan!! Dia mungkin sangat membencimu, Mineta-kun!!" Lanjutnya.

"Modar gak, tuh?!" Tanya Kaminari yang sudah terpingkal-pingkal.

Bakugo menggeleng-geleng sambil menghela napas kasar. 'Gobloknya natural.'

Di ruangan sebelah, Ranka yang sudah berseragam lengkap masih melakukan tekniknya pada Mineta dengan wajah datar. Para gadis lain menatap kesal ke ruangan sebelah.

"Terima kasih, Tsugumi-san," ucap Hagakure.

'Tidak, aku memang ingin melakukan ini sejak lama.' batin Ranka dengan seringai kecil. Dia masih ingat dengan jelas bagaimana Mineta berseru ingin melihat keteknya saat festival olahraga.

HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang