Chapter 27

651 145 6
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

"Ittadakimasu!"

"Woahh! Siapa yang membuat replika naga dari makanan ini?!" Kirishima ternganga melihat replika sepanjang dua meter.

"Tsugumi-chan desu!" Mandalay dan Pixie-Bob berdiri di kedua sisi Ranka dengan senyum lebar.

"Tsugumi? Keren gila!" Ujar Kaminari sembari mengambil foto makanan itu dari berbagai sisi.

Ranka sendiri tampak biasa saja. Dia mengunyah makanan sambil memejamkan mata, menikmati rasa masakan itu. "Aku hanya menata saja, Kota juga membantu."

Kota yang namanya disebut tersentak. Dia mengalihkan wajah dengan pipi memerah. Midoriya yang melihat itu tersenyum kecil.

"Kota-kun, hebat sekali ya!" Ucapnya memberi pujian, tapi malah diberi tatapan tajam. Midoriya berjingkat dan berkeringat dingin, dia kembali melanjutkan makan malamnya.

"Eh, jadi kamar cewek ukurannya biasa saja?" Ucap Sero mengunyah nasi. Jiro mengangguk samar. "Memang kamar cowok gede?"

"Aku ingin lihat! Ne, ne, nanti boleh aku kesana?" Tanya Ashido semangat.

"Yah, silahkan saja."

"Tsugumi-chan, ayo ikut juga!" Serunya berganti menoleh pada Ranka.

Gadis itu tengah menyatukan tangan dan membereskan alat makannya. "Ah, tidak. Aku harus menyelesaikan jatah lari sebelum tengah malam."

"Lalu bagaimana dengan mandi bersama?!" Desak Ashido dengan wajah memelas.

Ranka menggeleng. "Kalian saja, aku akan mandi sendiri nanti. Aku duluan," ucapnya membawa nampan ke tempat cuci piring.

Ashido langsung cemberut. "Ah, tadinya aku merasa tidak adil karena Tsugumi-chan tidak ikut melewati hutan itu. Tapi kalau dia mendapat jatah lari sendirian di malam hari, bukankah lebih tidak adil?"

Jiro menelan kunyahannya. "Berhentilah mengeluh dan makan saja. Kita akan menemaninya setelah mandi nanti."

Yaoyorozu mengangguk. "Itu benar, aku juga akan ikut."

"Baik!" Ashido kembali melahap nasi dengan cepat.

_______


Ranka melakukan pergangan di halaman depan perkemahan. Smart watch di tangannya sudah di setel untuk mengukur jarak larinya.

Saat berniat memulai start, tarikan di kausnya membuat Ranka menoleh ke belakang. Dia mendapati Kota yang membawa botol air di tangannya.

"Kau butuh sesuatu?"

Kota menggeleng, dia menyerahkan botol air itu pada Ranka. "Ku dengar kakak mau lari-lari, jadi ambillah. Maaf, sebenarnya aku mau menemanimu tapi aku tidak akan kuat lari sejauh itu."

HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang