Chapter 31

601 148 12
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

Semua akan saya ungkap disini. Setajam... omongan emak.

Enjoy!






Clak!

Ranka menatap datar borgol yang terpasang apik di tangannya. Harusnya UA menggunakan borgol yang lebih mahal dari ini, karena sekarang tangannya terasa sedikit gatal.

Dia memiringkan kepala dan tersenyum kecil pada Aizawa. "Kau yakin bisa menahanku dengan borgol mainan ini?"

Plak!

Satu tamparan mendarat sempurna di pipi kirinya. Tangan Aizawa yang masih melayang di udara perlahan-lahan terasa panas.

Seluruh manusia yang menonton adegan itu menahan napas. Bahkan Vlad ikut tercengang. Karena selama ini, Aizawa tak pernah berani melayangkan tangan pada siapapun.

"Kau masih bisa bercanda bahkan dalam keadaan seperti ini?" Ujar si surai hitam itu tajam. "Kau pikir aku tidak akan mengetahui rencana busukmu? Kau bekerja sama dengan para sampah itu, kan?!!"

Ranka terkekeh, keningnya mengerut tipis. "Sampah? Sampah apa yang kau maksud, hm?"

Aizawa mengeluarkan benda pipih dari sakunya. "Ini ponsel milik Bakugo, dia menjatuhkannya saat bertarung dengan mereka. Disini ada foto percakapanmu dengan penjahat itu. Masih mau mengelak?"

Mendengar penjelasannya, Ranka terkekeh pelan. "Ya ampun, mungkin dia terkena karma karena merusak privasi orang. Bersyukurlah, dia bisa menebusnya di dunia bukannya setelah mati nanti."

"Diam," geram Aizawa yang sudah mendidih.

Ranka maju satu langkah, lalu berbisik. "Jangan khawatir, muridmu itu masih hidup. Walau aku sangat ingin melenyapkannya karena sudah sembarangan membuka ponsel orang lain."

Separuh wajah Ranka menggelap. "Oh, dan kalian akan membayar atas penghinaan yang kalian lakukan padaku saat ini."

Pandangannya jatuh pada kumpulan siswa, jauh di belakang Aizawa. Raut tak percaya dan kecewa tergambar jelas di wajah mereka. Bahkan Uraraka sendiri hampir menangis.

Mereka pasti tak mengira, kalau gadis yang selama ini mereka anggap teman, ternyata bersekongkol dengan para penjahat untuk mencelakai mereka.

'Kenapa aku terlihat seperti penjahatnya, ya? Padahal aku hanya menjalankan kontrak saja.' pikir Ranka menerawang.

Tangan kanannya tertarik ke belakang. Ada Tsukauchi dan beberapa anggota kepolisian yang datang untuk menangkapnya.

"Tenanglah, Eraser. Kami dari kepolisian akan mengambil alih dari sini. Dia akan ditahan untuk investigasi," Tsukauchi ganti meliriknya. "Kuharap kau bisa bekerja sama dengan kami."

HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang