Chapter 22

748 159 8
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

"Baiklah, semuanya berhenti menulis!" Aizawa mengangkat tangan. "Orang terakhir dalam tiap baris, kumpulkan jawaban dan bawa kesini."

Ranka berdiri dan mulai mengambil lembar jawaban barisannya. Dimulai dari Yaoyorozu yang tersenyum manis tanpa beban, Midoriya yang agak panik, Bakugo yang sudah ancang-ancang meledakkan dirinya, lalu Hagakure yang tak rela kertasnya diambil.

"Terima kasih Yaomomo!" Seru Ashido gembira.

"Setidaknya aku tak membiarkan ada yang kosong!" Sambung Kaminari tak kalah semangat.

Ujian tulis hari ketiga. Nampaknya berjalan cukup baik, sama seperti hari-hari sebelumnya. Semua terlihat senang, tanpa tahu kejutan apa yang menanti mereka di ujian praktik yang akan datang.

_______


Area Ujian Praktik
Plaza Pusat

Berdiri seluruh guru UA dengan kostum pahlawannya. Aizawa menatap datar barisan murid di depannya. "Baiklah, mari kita mulai ujian praktiknya.

Tentu saja, ada kemungkinan gagal dalam ujian ini. Jika kalian ingin pergi ke pemusatan latihan, jangan buat kesalahan-kesalahan bodoh."

Dia menghela napas lelah. "Maa, kupikir kalian sudah mengumpulkan informasi sejauh ini, kan. Jadi seharusnya kalian sudah tahu apa yang harus dilakukan."

Kaminari langsung berpose dengan percaya diri. "Kami akan melawan robot. Sama seperti ujian masuk, kan?"

"Kembang api! Kari! Uji nyali!!" Sorak Ashido penuh semangat

"Sayang sekali. Karena berbagai alasan, mulai saat ini ujian akan berbeda!" Nezu keluar dari perban di leher Aizawa.

"Kepala sekolah?!"

"Berbeda?"

Nezu turun dengan bantuan No.13, "Benar! Mulai sekarang kami akan berfokus pada pengajaran yang mirip dengan pertarungan asli.

Dengan begitu, kami akan mengelompokkan kalian dua-dua, untuk melawan seorang guru!" Lanjutnya dengan wajah menggelap.

"Melawan...guru?"

"Dua-dua? Tapi jumlah siswa kelas ini ganjil, kan?" Jiro melontarkan pertanyaan di kepalanya.

"Fufufu~ tentu akan ada yang bertarung sendirian. Terlebih! Pasangan dan lawannya sudah ditentukan," jawab Nezu dengan senyum mengerikan.

"Hal ini juga ditentukan oleh kebijakanku berdasarkan pada berbagai faktor, termasuk gaya bertarung, nilai dan hubungan antar individu," lanjutnya tersenyum lebar.

"Bukankah itu tidak adil?" Ucap Sero tidak setuju, bagaimana kalau dia yang sendirian nanti?

Kirishima mengelus dagu. "Tapi... apa berarti siswa yang sendirian bisa  dianggap sebagai yang paling kuat di antara kita semua?"

HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang