Seorang gadis bercadar menatap sekilas pria di hadapannya yang mengenakan setelan kemeja rapi. Kemudian gadis itu kembali menunduk menatap lantai-lantai di bawahnya.
Kedua belah pihak sibuk dengan perjanjian nikah dari kakek buyut masing-masing.
"Arlan?" panggil seorang wanita paruh baya.
"Iya bun? ada apa?" jawab pria itu dengan suara beratnya.
"Perjanjian ini seperti tidak bisa di ganggu gugat, bagaimana dengan mu nak?" tanya wanita itu menanyakan kondisi anaknya.
"Arlan ikut aja bun." jawab pria itu lagi.
"Bagaimana dengan kamu Annur?" tanya wanita paruh baya itu menatap gadis bercadar di hadapannya.
"Annur ikut Abi umi saja bunda."
Wanita paruh baya itu kemudian menatap kedua pasangan yang gadis ini sebut Abi umi.
"Ajla? Herdi? Kalian bagaimana?"
"Kalo memang tidak bisa di ganggu gugat, mau bagaimana lagi Lina." jawab pasrah Ajla.
"Kita lakukan saja apa yang tertera di surat itu." sambung Herdi.
"Baiklah. bagaimana dengan menentukan tanggal terlebih dahulu?" sahut Angga yang tak lain suami Lina.
Semuanya mengangguk, Ajla menatap anak gadisnya. Ajla mengelus lembut kepala anaknya itu yang terlapisi kain jilbab.
"Annur bisa bilang kalo tidak setuju nak." sahut Ajla pada anaknya.
"Tidak umi, Annur ikut umi dan Abi saja." lagi-lagi jawaban Annur hanya itu.
Pria yang di sebut dengan Arlan itu menatap gadis bernama Annur tadi. Arlan mengacuhkan tangannya untuk berkenalan.
"Arlan Pratama."
"Annur Qisya Syakella kak." jawab Annur menyatuhkan kedua tangannya.
Arlan mengangguk dan menarik tangannya dengan canggung.
'Bodo kenapa tangan lu ke sono sih, gak lihat calon bini lu shole gitu?' batin Arlan memarahi dirinya sendiri.
Drrtt! Drrttt!!
Arlan berpamitan untuk mengangkat teleponnya di luar. Ajla menatap anaknya mengisyaratkan anaknya untuk menyusul calon suami, Annur yang tak banyak bertanya langsung menyusul calon suaminya.
Di luar terlihat Arlan sedang berbincang dengan telponnya. Annur dari belakang hanya menatapnya, ia berencana akan berbicara ketika telpon itu di tutup.
"Annur?" panggil Arlan ketika berbalik menatap Annur yang sudah duduk di kursi teras sembari memainkan jarinya.
"Kak--"
"Bentar, lu hendel semua aja pekerjaan gua .. besok gua ke kantor."
TUT!
Arlan menghampiri Annur dan duduk di kursi satunya.
"Ada apa?" tanya Arlan.
"A-annur takut kak Arlan bakal benci sama Annur yang tiba-tiba datang ke hidup kakak." jelas Annur.
Arlan tersentak dan langsung menatap Annur yang lagi-lagi hanya memainkan jari-jarinya.
"Hm gitu ya, sebenarnya gua mau nolak cuman mama ada riwayat jantung. takutnya jika gua nolak bakal berakibat fatal, lu gak perlu cemasin gua .. yang harus di cemasin itu diri lu, lu sendiri gimana?" tanya Arlan yang masih stay menatap calon istrinya.
Annur mengangkat kepalanya menatap sekilas calon suaminya. Sadar bahkan tatapan keduanya bertemu Annur seketika menundukkan kepalanya.
'Astagfirullah.' batin Annur beristighfar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNUR
RomanceGadis muslimah bercadar yang bernama Annur Qisya Syakella harus melangsungkan pernikahan dengan seorang ceo tampan pengusaha sukses yang bernama Arlan Pratama. Dugaan Annur setelah ia menikah dengan Arlan, Arlan mungkin akan menyiksanya karna tak te...