08# KEMUNCULAN DEWI

484 52 3
                                    

Saat subuh Annur terbangun karna mengingat dirinya harus melaksanakan sholat subuh, setelah selesai Annur beranjak turun menuju dapur memasak spaghetti carbonara kesukaan Arlan. Annur tau saat sedang berbincang dengan Lina di telpon tempo hari lalu.

Annur meletakkan spaghetti tersebut di tupperware berwarna pink.

"Udah! sekarang tinggal bangunin kak Arlan, bentar." Annur menatap jam dinding.

"Masih jam 5 ya," sambung Annur.

"Annur bangunin buat sholat subuh, semoga aja mau."

Annur kembali menaikki tangga, Annur membuka pintu. Ia tersenyum menghampiri Arlan yang masih tertidur. Annur duduk di pinggir kasur.

"Kak, sholat subuh yuk." ajak Annur menepuk pelan bahu Arlan.

GREP!
Arlan mengenggam tangan Annur masih dengan mata tertutup, semenit kemudian Arlan bersuara.

"Iya mau."

Lima menit kira-kira proses membangunkan Arlan, kini Arlan sudah selesai mengambil wudhu dan beranjak ingin mengerjakan sholatnya. Namun Arlan berhenti sejenak dan menatap Annur.

"Gak bareng?" tanya Arlan sembari memakai peci.

"Annur tadi udah kak."

"Yaudah, jangan ke mana-mana."

"Iya kak."

Beberapa saat kemudian, Arlan menghampiri Annur setelah merapikan sajadah serta peci.

"Hari ini ke kantor?" tanya Annur.

Arlan mengangguk.

"Annur udah siapin bekal nanti di bawa ya."

Arlan kembali mengangguk di iringi dengan suara samar mengucapkan terima kasih.

Annur beranjak dari duduknya, tangan Arlan spontan menahan tangan Annur. Arlan kembali menatap Annur dengan lembut.

"Mau kencan gak?" tanya Arlan.

"Annur?" menunjuk dirinya yang langsung di anggukin oleh Arlan.

"Annur emang mau pergi sama siap-"

"Gua! gua! ehm maksud gua lu bisa pergi sama gua."

"Ooh Annur ngerti. Kak Arlan ngajak kencan ya? tapi Annur gak tau harus ngapain aja pas kencan, ini juga yang pertama sama kak Arlan." jelas Annur.

Mendengar itu entah mengapa Arlan langsung tersenyum, namun kembali tersadar.

'Fokus! Fokus!' batin Arlan.

"Tenang ada gua," jawab Arlan.

"Yaudah Annur mau."

"Sudah sholat ashar kita berangkat. gua bakal jemput lu, lu jangan lupa siap-siap."

Mengangguk dan tersenyum.

"Iya kak."

Jam menunjukkan pukul enam lewat kosong tiga, Arlan bergegas mandi memakai setelan kemeja putih, jas abu-abu, celana abu-abu dan tak lupa dasi berwarna hitam yang sama dengan warna rambutnya. Arlan turun dari tangga mendapatkan istrinya yang sedang mencuci piring.

"Sayang, tolong bantu ikatkan." ujar Arlan menghampiri Annur di whastapel.

PRANG!
Lagi-lagi suara piring kembali terdengar di telinga Arlan, Arlan melepas kancing jasnya dan langsung membungkuk membersihkan pecahan tersebut.

"K-kak maafin Annur," tutur Annur yang ikut membungkuk ingin membersihkannya juga.

GREP!
Arlan menghentikan tangan Annur saat akan menyentuh salah satu bagian dari pecahan tersebut.

ANNURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang