15# SUDUT PANDANG ARLAN

144 12 0
                                    

Halo (。•̀ᴗ-)✧
Author ninggalinnya lama banget ya, gak kerasa udah ganti tahun aja bahkan author aja gak inget kalo punya wattpad sesibuk itu kemarin ngerjain macam-macam kebutuhan sekolah. Tapi tenang aja sekarang author bakal lanjutin ANNUR berhubung udah lulus.

 Tapi tenang aja sekarang author bakal lanjutin ANNUR berhubung udah lulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafin yah, baru up sekarang ...
(o'・_・)っ

---------------- • ------------ • ----------------

Dan di sini lah Arlan, di depan rumah calon istrinya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan di sini lah Arlan, di depan rumah calon istrinya nanti. Arlan menatap sekeliling, hal yang pertama Arlan rasakan yaitu keasrian rumah ini dan suasana yang adem.

"Mama yakin ini rumahnya?" tanya Arlan pada ibunda tercintanya.

"Mama sih gak yakin tapi coba bel aja dulu."

Lina pun membunyikan bel rumah tersebut sambil mengucapkan salam, nampak seorang gadis bercadar keluar dari rumah itu.

"Waalaikum salam, ada yang bisa saya bantu?"

Saat gadis itu berbicara, Arlan yang tadinya sibuk melihat sekeliling langsung tertuju menatap sumber suara tersebut.

"Ada ya suara adem kayak gitu?" batin Arlan yang masih menatap gadis itu.

"Ini rumah Ajla dan Herdi atau bukan ya?" seru Lina.

"Abi,umi?"

"Ini An---"

Belum selesai Lina berbicara tiba-tiba saja seseorang memanggil gadis itu dari dalam.

"Sayang, siapa di luar? Kok gak di ajak masuk tamunya."

"Astaghfirullah Annur lupa, silahkan masuk."

Gadis bernama Annur itu pun mempersilahkan kami masuk, saat di dalam Lina langsung memeluk seorang wanita bercadar juga. Arlan yakin bahkan itu adalah ibu dari gadis ini. Angga ayanda Arlan pun langsung memeluk pria yang memakai peci tersebut, dan lagi-lagi Arlan kembali menebak bahwa itu pasti ayah dari gadis itu.

Karna asik menganalisis, Arlan pun tanpa sadar tak menghiraukan panggilan ibundanya.

Menjewer telinga sang putra lalu berbisik. "Kamu ini ngapain sih, mama dari tadi manggilin ... Duduk."

ANNURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang