10# KABAR GEMBIRA

660 60 6
                                    

Dua bulan berlalu semenjak Arlan dan Annur sudah menjalani kewajibannya sebagai sepasang suami istri. Annur kini tiba-tiba datang langsung ke kantor Arlan yang di sambut ramah oleh semua karyawan.

CLEK!
Saat membuka pintu Arlan tampak serius dengan laptopnya dan tak sadar bahwa Annur sudah memberi salam sendari tadi.

"Assalamualaikum!" sentak Annur yang membuat Arlan langsung menatapnya, senyum terukir di wajah pria itu. Ia langsung menghampiri istrinya dan mengecup kening yang terlapisi oleh cadar itu.

"Waalaikum salam," jawab Arlan.

"Kenapa?" tanya Arlan.

"Annur pengen kak Arlan pulang cepet," jawab Annur.

"Kangen ya?" goda Arlan yang tak di sangka langsung di anggukin oleh Annur.

"Lah seriusan?" ujar Arlan kembali guna memastikan.

"Iya Annur kangen."

"Mungkin karna dede bayinya," gumam Annur.

"Apa?"

"Enggak! Pokoknya Annur mau kak Arlan pulang cepet titik!!" pekik Annur penuh tekanan.

"Yaudah iya, kerjaannya aku kerja di rumah ayo pulang."

Arlan mengenggam tangan Annur dan menariknya keluar dari ruang kerja miliknya menuju lift, sesampainya di lift Arlan berpapasan dengan Jefran.

"Beresin ruangan gua, laptopnya bawa ke vila gua." pinta Arlan.

"Gua baru selesai bersihin wc loh gara-gara di hukum telat ama lu! Masa di suruh lagi," ujar Jefran protes.

"Mau komplen atau negosiasi soal gaji lu di undur?" jawab Arlan.

DEG!
Nyali Jefran mencuit, ia mengangkat tangan kanannya dan memberi hormat pada Arlan layaknya siswa yang sedang menghormati bendera saat upacara.

"Laksanakan!" seru Jefran dan beranjak meninggalkan kedua pasangan itu.

"Gini nih kalo bos sendiri temen jahat," gumam Jefran dari kejauhan.

"Ngomong apa lu?!"

"Udah kak, kasian kak Jefrannya."

"Bini pengertian, suami penindas gak cocok gak cocok." setelah mengatakan itu Jefran langsung berlari, Arlan yang mendengar kata-kata barusan ingin menyusul Jefran dan ingin rasanya menghantam kepalanya ke dinding namun sayang Annur dengan cepat menahannya.

"Tapi Nur," rengek Arlan.

"Tidur di luar atau di kamar?"

DEG!
Kini bukan Jefran yang nyalinya mencuit namun sekarang Arlan. Arlan menenggelamkan wajahnya di bahu istrinya dan sedikit mengendusnya. Arlan kembali angkat bicara namun dengan nada tak bernyali.

"Di kamar sayang."

"Bagus."

______________

Hari mulai gelap dan sekarang menunjukkan pukul delapan belas lewat kosong sembilan, Annur dan Arlan yang sudah melakukan sholat magrib berjamaah beranjak ke dapur untuk memasak makan malam. Annur membagi tugas keduanya kompak melakukan tugasnya masing-masing.

Tak banyak yang di lakukan Arlan, ia hanya mencuci beras dan memasukkannya di reskuker. Sedangkan Annur memasak beberapa lauk. Saat sudah jadi Annur menatanya di meja makan dan tak lupa meletakkan sebuah kotak persegi panjang dengan pita di samping piring makan milik Arlan.

Saat duduk Arlan langsung tertuju pada kotak tersebut.

"Ini apa?" ujar Arlan yang hendak membukanya.

"Eit!" Annur merampas kotak tersebut. "Ini buat nanti kak, kak Arlan makan dulu." sambung Annur.

ANNURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang