19# LUKA BARU TRAUMA BARU

122 10 0
                                    

________________
FLASHBACK ON
________________

Annur yang masih koma kala itu tidak sempat mengantar baby A ketempat peristirahatan terakhirnya, walaupun baby A sudah termasuk lengkap anggota tubuhnya namun sayangnya nyawanya harus melayang akibat keegoisan seseorang.

Saat operasi sudah berjalan lancar, Arlan masuk ruang UGD. Ia mengendong sang buah hatinya.

"Mirip bunda ya." sahut Arlan.

"Anak Arlan mah."

Lina tersenyum di iringi air mata yang menetes. "Iya sayang, bayinya kasih ke dokter mau di kremasi ... Besok kita makam kan dekat kuburan kakek kamu."

"Bentar mah, umi ... Abah ... Pah ... Coba lihat mirip Annur."

"Iya nak, umi lihat ..." Ajla berbalik dan mengusap air matanya yang keluar.

"Abah juga, memang mirip Annur."

Angga tak menjawab dan melenggang pergi setelah menepuk pundak Arlan dan mengelus rambutnya.

Keesokan harinya pemakaman di langsungkan sesudah Dzuhur. Arlan sendiri yang turun mengantarkan putranya ke lihan kuburnya.

"Jagoan ayah, baik-baik ya di sana." setelah mengatakan itu Arlan pun menyusun papan kayu tersebut dan naik kepermukaan tanah.
________________
FLASHBACK OFF
________________

Keesokan paginya kevin dan Arlan ternyata mampir ke pemakaman baby A, Kevin menunggu Arlan di mobil karena Arlan ingin berdua saja bersama putranya.

"Jagoan ayah, udah gak kerasa udah satu bulan aja ninggalin ayah sama bunda ... Hm bunda juga udah siuman loh nak."

"Ingat kata-kata ayah kan pas antar kamu ke sini, Aijaz baik-baik aja kan nak?"

"Padahal kalo kamu hidup, ayah kasih nama bagus buat Aijaz ... Aijaz mau dengar? yaudah ayah kasih tau."

"Namanya Aijaz putra Arlan Pratama."

"Sayangnya kamu lebih di sayang sama Allah nak, makanya kamu cepat perginya dari bunda sama ayah ... Ayah sebenarnya cengeng kalo ngangkut sama Aijaz atau bunda."

"Tapi laki-laki gak boleh cengeng ya kan, sekuat tenaga ayah sama bunda bakal ikhlasin kamu nak ... Ayah sayang sama Aijaz bunda juga sayang sama Aijaz."

"Yaudah kalo gitu ayah pamit dulu, mau temenin bunda lagi ... Aijaz baik-baik ya nak." Arlan mengecup nisan putranya dan lenggang pergi.

Dewi di jatuhi hukuman seumur hidup dalam penjara. Arlan dan keluarga besar tidak sekali pun menampakkan muka dalam sidang dan hanya di urus oleh pengacara keluarga Pratama.

________

Setibanya di ruang inap Annur, Arlan masih saja diam tak berkutik. Naasnya saat ini hanya mereka berdua yang berada di sini.

Annur sesekali melihat Arlan yang sibuk dengan handphone miliknya.

'Segitu gak pentingnya ya Annur.'

Tanpa di duga Arlan pun angkat suara.

"Masih sakit?" tanya Arlan dan beralih duduk di dekat Annur.

Annur yang mendapat pertanyaan dadakan itu hanya terdiam tidak menjawab.

"Lu budek?!" sentak Arlan.

'Gua gak bisa manjain lu nur, gua harus tegas nyikapin lu sekarang kalau perlu gua ajarin lu jaga diri sendiri.'

Untuk kedua kalinya Arlan merasa trauma berat akan kehilangan seseorang berarti untuknya.

Tapi seharusnya Arlan tidak hanya memikirkan dirinya sendiri sementara Annur yang jelas-jelas mengalami dan dia seorang ibu. Sayangnya pemikiran Arlan tidak berujung ke sana.

ANNURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang