Selama satu Minggu Win selalu urung-uringan tidak jelas.
Orangtuanya dan kakaknya menyadari hal itu.
Kalian tahu alasannya kenapa? Jawabannya adalah Win takut jika Mommynya memiliki anak lagi.
Seharian hati Win tidak tenang.
Akhirnya sore hari dia memutuskan untuk bertanya kepada orangtuanya.
Win beranjak dari kamarnya menuju ruang kerja Daddynya.Ceklekk
Mew yang sedang fokus pada layar laptopnya beralih menatap win, dia bingung dengan raut wajah win yang terlihat tidak bersemangat dan lesu.
Win mendudukan dirinya di pangkuan Daddynya menghadap dan memeluk leher Daddynya, persis seperti kebiasaan Gulf.
"Anak Daddy kenapa hmm?" Tanya Mew.
Win hanya menggelengkan kepalanya.
"Ada apa sayang, Winnie bisa cerita sama Daddy" bujuk Mew agar Win mau bercerita.
"Winnie tidak mau memiliki adik" ucapnya tiba-tiba.
"Hmm memangnya siapa yang akan memiliki adik?" Tanya Mew.
"Abang bilang Mommy ingin memiliki anak lagi, Mommy kemarin sangat semangat waktu ada Shasa dan kemarin waktu kita makan malam ada anak kecil yang dekat-dekat dengan Mommy Winnie" jelasnya panjang lebar.
"Memangnya kenapa kalau Winnie memiliki adik? Bukannya kalau ada adik rumah kita jadi ramai?" Tanya Mew.
"Nanti Winnie tidak diperhatikan oleh Mommy dan Daddy hikss" air mata win yang sedari tadi berusaha dibendung kita pecah
"Tidak dong, Winnie dan Abang tetap Kami perhatikan"
"Jadi Daddy ingin memilki anak lagi!?" Tanya win dengan sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap Mew tajam.
"Kenapa lihat Daddy seperti itu?" Tanya Mew sembari menyatukan alisnya.
"Daddy jahat" Win bangkit dari pangkuan Mew dan berlari menangis ke kamar.
Mew dan Pawat sudah kongkalikong untuk mengerjai Win. Mereka tahu jika Mew dan Gulf tidak akan memiliki anak lagi, Winnie sangat cemburu jika orangtuanya memperhatikan orang lain, kecuali Shasha. Jika ada adik maka waktu orangtuanya akan tersita untuk adik, itulah yang ada dipikiran anak manja itu.
Gulf memasuki ruangan kerja Mew.
"Dimakan dulu Dadd, tadi Mommy bikin salad buah" menyodorkan mangkuk berisi buah buahan segar.
"Terimakasih sayang" menarik Gulf untuk duduk di pahanya.
"Tadi Winnie abis dari sini ya? Ngapain? Kok kaya nangis dadd? Gulf memberondong berbagai pertanyaan.
"Iya dari sini, nggak tau" Mew pura-pura tak acuh, padahal dia juga kasian kepada bungsunya.
"Aku ke kamar Winnie dulu" Gulf beranjak pergi ke kamar anak manisnya.
..
.
.
.
Tok...tok...tok...
"Winnie ini Mommy sayang, Mommy masuk ya" izin Gulf.
Walaupun itu kamar anaknya, tetap saja Mew dan Gulf selalu meminta izin kepada anak-anaknya jika akan memasuki kamar mereka.
"Hikks hikss hikss" Gulf melihat Win sedang menangis dengan wajah yang ditutup bantal.
"Hey hey kenapa anak mommy ini menangis? Apa ada yang melukaimu sayang?" Tanya Gulf cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Family (MEWGULF)
Non-FictionBuku harian dari kehidupan keluarga Jongcheveevat yang selalu bahagia. Bukan cerita berat, cerita sangat ringan dan jangan harap ada konflik yang besar. "Semua teman-temanku iri melihat kedekatan keluarga kita"