6. Skors

1.8K 129 2
                                    

Pawat sedang berada di ruangan dekan. Masalah yang ditimbulkan membuat dia harus di tarik menghadap dekan fakultas.

"Sebenarnya apa yang kalian permasalahkan sehingga bisa seperti ini ha? Tanya dekan kepada Pawat dan Dew.

Mereka berdua hanya diam.

Alasan mereka dipanggil ke ruang dekan karena ketahuan berkelahi di depan kantin, keributan muncul hingga terjadi kerusakan di beberapa fasilitas kantin.

"Dew saya sudah panggil orangtua kamu untuk kesini!" ucapnya pada dew.

"Saya juga sudah panggil orangtua kamu, Pawat!" Mengalihkan pandangannya ke Pawat

"Siapa yang akan kesini pak?" Tanya Pawat cemas.

Dia akan selamat jika Mommynya yang datang, namun jangan harap jika Daddynya yang menghadap. Bisa babak belur dihajar Daddynya.


Masuklah laki-laki tampan dan gagah memasuki ruangan dekan tempat Pawat dan Dew berada.

"Mampus" batin Pawat

Mew melirik tajam ke arah anaknya.

"Silahkan duduk tuan" ucap dekan kepada Orangtua Pawat dan Dew.

"Jadi seperti ini tuan, anak anda melakukan perkelahian di kawasan kampus tepatnya di kantin fakultas, hingga beberapa fasilitas di kantin kami mengalami kerusakan" jelas dekan

Mew mengalihkan tatapannya ke Pawat.

"Biar apa?" Mew bertanya singkat dengan tatapan tajam kepada anak sulungnya.

"Dew buli mahasiswa lain Dad, Pawat dateng buat ngelerai tapi dia nonjok Pawat" jelas Pawat

"Bangsat, nggausah ngaco lo. Lo dulu yang cari gara-gara sama gue" Dew tak terima dengan ucapan Pawat.

"Mau ap-"

"Diam!!" Suara dingin Mew menghentikan mereka.

"Jadi dari pihak kampus memberikan skors selama 1 bulan" tegas dekan

"Tidak bisa begitu dong pak, ini hanya perkelahian yang sepele dan wajar di anak usia mereka" bela ayah Dew.

"Tidak tuan, ini keputusan dan peraturan dari pihak kampus" Balas dekan.

"Tolong diberi keringanan lagi pak..." Tutur ayah Dew masih menolak.


Mew sudah jengah dengan pembicaraan ini, dia pamit undur diri. Karena jika Pawat di Skors selama 1 bulan itu memang hukuman yang sepadan.

Ketika mereka masih beradu argumen. Mew pamit untuk pergi.

"Kalau begitu saya pamit undur diri pak, terimakasih" Mew menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan dekan dan ayah Dew.

Melangkahkan kakinya dengan tatapan tajam tak melirik Pawat.

Pawat hanya mengikuti dari belakang untuk memasuki mobil. Dia meninggalkan mobilnya di kampus, biar saja para pekerja di mansion yang mengambil.

..

Di dalam mobil hanya ada keheningan yang terjadi, tidak ada Pawat yang selalu bercerita kepada Daddynya.

Mew fokus mengendarai mobilnya dengan tenang, padahal hatinya sedang sangat emosi.

"Dadd, Pawat ngga salah dad. Maafin Pawat"

"Dia bulli teman di kampus masa Pawat diam saja"

"Dia selalu menghina anak-anak kampus yang ngga kaya Dadd"

Future Family (MEWGULF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang