Tok...tok...tok...
"Winnie ngga makan momm" teriak Win dari dalam kamar
Mew dan Gulf saling tatap di balik pintu kamar Win.
"Winnie ini Daddy sayang" ucap Mew.
Setelah beberapa detik tidak ada jawaban
"Masuk dadd" suara Win berubah menjadi lirih
Ceklekk
"Winnie" sapa Mew lirih
"Iya dadd"
Canggung menyelimuti mereka. Dengan inisiatif Gulf lebih dulu mendudukkan dirinya di sebelah Win dan menarik tangan Mew untuk ikut duduk.
"Daddy ingin bicara sama anak Mommy ini" ucap Gulf sembari mengusap rambut coklat Win.
Gulf menyikut Mew yang masih diam.
"Daddy minta maaf sayang, udah bikin Winnie sedih. Sekarang kamu masih mau jadi model?" Tanya Mew.
Win ragu untuk menjawab, dia melihat ke arah Mommynya dan diangguki seraya tersenyum menyakinkan.
"Iya dadd, tapi kalau Daddy ngga kasih izin juga ngga-"
"Daddy izinkan" potong Mew.
Win ngebug.
"Haa? Dad- Daddy serius?" Tanya Win tak percaya
"of course dear" jawab Mew yakin
Win menubrukkan dirinya ke pelukan Mew
"Terimakasih Daddy, Win hikss Win seneng banget. Makasi hikss banyak dadd muachh" win tak henti mengucapkan terimakasih dan mencium pipi ayahnya.
Dia beralih ke Mommynya. Dipeluk tubuh Mommynya dengan sayang.
"Mommy, terima hikss kasih na. Pasti Daddy hikss mengizinkan Win berkat hikss Mommy, terimakasih mommy muachhh" tangisnya kembali pecah di pelukan ibunya.
"Iya sayang, jangan nangis ihh. Cengengg" Gulf mengusap air mata Win yang terpatri di pipi merahnya.
.
.
.
.
Pagi-pagi Pawat terkejut dengan kedekatan Daddy dan adiknya yang sedang menonton televisi di ruang tengah, yang dia tahu jika adik dan daddynya sedang perang dingin.
"Widih-widihh ada apa nich, udah baikan ceritanya?" Teriak Pawat
"Brisik, ganggu aja" sindir Win.
"Mereka udah baikan bang, udah biarin aja" ucap Gulf yang baru saja datang dari arah dapur membawa cemilan buatannya.
Mereka mendudukan dirinya menonton tv sambil memakan cemilan buatan Gulf.
.
.
.
"Sayang besok Daddy sama Mommy mau ke Jepang" ucap Mew tiba-tiba
Pawat yang sedang tiduran di paha Gulf dan Win yang sedang bersandar di dada Mew langsung menegakan tubuhnya karena terkejut.
"Kok mendadak banget dadd?" Ucap Pawat tidak terima
"Ya memang mendadak bang, tenang aja cuma seminggu" jawab Mew enteng
Sebenarnya dia juga tidak tega meninggalkan anak-anaknya, namun karena tuntutan pekerjaan dia bisa apa.
"Seminggu dibilang cuma" ucap Pawat masih tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Family (MEWGULF)
Non-FictionBuku harian dari kehidupan keluarga Jongcheveevat yang selalu bahagia. Bukan cerita berat, cerita sangat ringan dan jangan harap ada konflik yang besar. "Semua teman-temanku iri melihat kedekatan keluarga kita"