Ceklek
Gulf memasuki ruang kerja Mew. Mew sedikit sibuk akhir-akhir ini. Waktunya tersita untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga Mew hampir tak ada waktu untuk istirahat dan itu membuat Gulf sangat khawatir.
"Dad makan malam dulu yuk" Gulf membawa nampan masuk ke ruang kerja suami.
"Nanti aja Mom, kalian makan duluan aja" Mew masih fokus ke layar komputernya.
"Istrinya datang masa ngga dilirik sama sekali" Gulf sedikit menyindir.
"Maaf sayang, sini duduk" Mew mengalihkan pandangannya, meminta Gulf untuk duduk di pangkuannya.
"Nggak usah, aku duduk di kursi aja" Gulf meletakkan nampannya dan menarik kursi.
"Makan dulu, tadi kamu nggak ikut makan malam, anak-anak udah makan tadi" Gulf menyodorkan sendok berisi lauk pauk ke hadapan Mew.
"Nanti aja sayang, nanggung" Mew kembali fokus ke komputernya.
"Iih cuma buka mulut apa susahnya" Gulf sedikit sebal.
"Aaaaaa" Gulf mengarahkan Mew agar membuka mulut.
Mew membuka mulutnya menerima suapan istrinya.
"Kerjain besok aja Dadd, besok juga hari Minggu"
"Nggak mom, hari Minggu digunain buat kumpul sama keluarga bukan berkas ngga berguna"
Gulf terkekeh dengan ucapan suaminya.
"Kamu akhir-akhir lembur? Pasti tadi juga ngelewatin makan siang ya?" Gulf mulai mengintrogasi.
"Mmm-mm ngg-nggak kok" Mew mengelak karena takut dimarahin oleh sang istri.
"Jujur aja, tadi aku tanya sama sekretaris kamu"
"Iya Mom, maaf naa, nggak bakal ngulangin lagi, muachh" Mew mencium pipi Gulf.
"Yaudah nggak papa, tapi janji jangan diulangi lagi. Nanti vitamin sama air madunya jangan lupa diminum ya" Gulf kembali menyuapi Mew.
.
.
.
Setelah meletakkan piring bekas Mew di tempat cucian, Gulf kembali ke ruangan Mew membawa vitamin.
"Duduk sini Momm, mau isi energi sebentar" Mew menepuk pahanya agar sang istri mendudukan dirinya disana.
Posisi dengan duduk Gulf menyamping.
Mes langsung menyambar pipi bulat Gulf untuk dicium beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Family (MEWGULF)
Non-FictionBuku harian dari kehidupan keluarga Jongcheveevat yang selalu bahagia. Bukan cerita berat, cerita sangat ringan dan jangan harap ada konflik yang besar. "Semua teman-temanku iri melihat kedekatan keluarga kita"