"Hayoloh lagi ngapain" tanya Win dengan nada yang menyebalkan bagi Pawat.
Win memasuki kamar Pawat tanpa izin, niat hati ingin mengerjai abangnya malah dia mendapatkan kejutan besar. Dia melihat Pawat sedang menghembuskan asap nikotin di balkon kamar.
Pawat langsung panik melihat keberadaan Win, dia berlari mendekati Win yang berdiri di depan pintu balkon.
"Mommy, Abang ngerokok di kamar, Mommy!!!" Teriak win.
"Win apa-apaan si lo, diem nggak!" Ucap Pawat sembari membekap mulut win.
"Mommy, lihat sini mommy" teriak Win semakin kencang.
Dari arah depan lift Gulf berlari dengan celemek yang masih bertengger di lehernya.
"Ada apa si? Mommy lagi masak, kalian udah sama-sama gede masih aja kaya bocah 3 tahun!" Gulf memarahi anak-anaknya.
"Abang ngerokok di balkon, Mommy" adu Win
Alhasil mendapatkan lirikan tajam dari Pawat.
Sedangkan Gulf, dia sangat terkejut dengan perkataan Win.
Pawat sudah diam seribu bahasa. Takut jika Mommynya marah padanya.
Plakk
Gulf memukul lengan Pawat main-main.
"Berani macam-macam kamu sekarang?" Gulf menjewer Pawat ke kamar utama dan mengunci pintunya.
Meninggalkan Win dibalik pintu yang sedang kecewa tidak dapat menonton pertunjukan di senja yang indah hari ini.
Di dalam sana Pawat duduk di tepi ranjang sembari menundukkan kepalanya.
"Bener kata adek kalau kamu ngerokok bang? Udah berani banyak gaya?" Tanya Gulf dengan emosi yang sudah mereda.
Pawat diam, tak berani menjawab.
"Abang!! Kalau orangtua tanya itu dijawab. Masih punya mulut kan?"
"Ma- maaf mom, Abang cuma..." Pawat sangat gugup hingga bingung beralasan.
"Cuma apa? Lihat mommy kalau lagi ngomong!"
"Abang banyak pikiran momm" keluh Pawat.
"Kan mommy sudah pernah bilang, kalau ada masalah bilang sama mommy"
"Terus ngapain pakai acara ngerokok segala, Mommy atau Daddy pernah ngizinin kamu ngerokok?"
"Nggak momm, maafin Pawat mom" Pawat memegang tangan Mommynya dan mencium tangan itu
"Pawat janji nggak bakal ulangin lagi momm, maafin Pawat hikss" tangis anaknya pecah.
"Ngapain pakai acara nangis segala?"
"Hikkss" hanya itu yang terdengar.
"Mommy kasih kamu segalanya tapi kamu berani ngebantah perintah Mommy?"
"Maaf Pa-pawat hikks momm, hikss janji ini yang terakhir hikks" Pawat masih menangis sesenggukan.
Karena tak tega Gulf membawa anaknya ke dalam pelukan.
Pawat turut memeluk perut sang ibu.
"Udah udah, cup cup cup. Lain kali kalau ada masalah cerita sama mommy, Mommy nggak suka kalau kamu ngerokok. Kalau Daddy ngerokok aja mommy larang, masa anak mommy ngerokok. Ngerti kan sekarang?" Jelas Gulf.
Pawat menganggukkan kepalanya.
"Sekarang beresin kamar kamu. Buang semua rokoknya. Jangan sampai Daddy tahu!" Perintah Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Family (MEWGULF)
Non-FictionBuku harian dari kehidupan keluarga Jongcheveevat yang selalu bahagia. Bukan cerita berat, cerita sangat ringan dan jangan harap ada konflik yang besar. "Semua teman-temanku iri melihat kedekatan keluarga kita"