"Mas bangun, sudah jam 06.15 ini loh. Buruan bangun nanti kamu terlambat"
"Eughhhh" bukannya membuka mata, Mew malah menarik leher istrinya dan memeluknya erat.
"aaaaaa" Teriak Gulf terkejutnya.
"Mas kebiasaan!! ayo bangun dulu"
Mew hanya mencium pipi Gulf dan semakin menyamankan dirinya.
Merasa sia-sia, Gulf memilih jurus paling ampuh.
"Cup cup cup cup cup cup muachhh"
Yap. Gulf menciumi seluruh wajah suaminya yang sangat tampan.
Mew membuka mata dan tersenyum salah tingkah.
"Sayangggg"
Gulf tersenyum.
"Ayo bangun" Menarik tangan suaminya yang untuk duduk.
Dirasa Mew sudah bangun, Gulf beralih mengambil setelan jas untuk kesayangan.
"Bajunya aku letakkan di sini ya mas, Kamu cepetan mandi terus turun sarapan"
Mew mendekati Gulf dan menarik pinggang istrinya hingga menempel di dadanya.
"Siap, Makasi love. muachhhhhh" Mew mencium bibir Gulf lama sebagai ucapan selamat pagi.
Dirasa semua aman, Gulf beralih ke kamar anak bungsunya.
"Aww sudah bangun anak cantik Mommy" Ucap Gulf seraya mendekati anaknya yang sedang bercermin.
"Pagi Mommy, muach"
"Tumben anak Mommy bangun cepat. Kan hari ini libur" Ucap Gulf sembari membantu anaknya bersiap.
"Hari ini, Jeje mau opening cafe barunya Momm, jadi Win sama yang lain mau bantuin"
"Ooh ya? Kapan-kapan ajak Mommy ke cafe Jeje na"
"Iya Mommy"
"Yasudah kalau begitu Mommy mau bangunin Abang dulu"
Win tersenyum dan mengangguk.
Gulf memasuki kamar Pawat yang dominan warna gelap.
Benar dugaannya bahwa anak sulungnya belum juga bangun.
Gulf membuka tirai lebar-lebar agar sinar matahari yang membangunkan anak itu.
"Eughhhh, jangan ganggu gue, Metawin!!" kesalnya dengan mata yang masih terpejam.
Gulf menggelengkan kepala dan berjalan ke arah Pawat.
"Bangun sweetie" ucapnya saat duduk di sebelah Pawat.
Sembari mengusap-usap rambut anaknya yang acak-acakan.
"Mommyyyy, nanti dulu bangunnya~"
"Nggak ada nanti-nanti. Bangun sekarang kamu harus ke kampus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Family (MEWGULF)
Non-FictionBuku harian dari kehidupan keluarga Jongcheveevat yang selalu bahagia. Bukan cerita berat, cerita sangat ringan dan jangan harap ada konflik yang besar. "Semua teman-temanku iri melihat kedekatan keluarga kita"