5 || Ganjil

64 5 0
                                    

Happy Reading
Penuhi lapak dengan bintang dan komentar❤️

Mas Suami ❤️
Maaf sayang, hari ini aku harus lembur. Kayanya aku pulang malam lagi
Kamu langsung tidur aja ya, jangan tunggu aku. Love you

Lovy menghela napas setelah membaca pesan dari suaminya. Sedetik kemudian dia membalas pesan itu.

Iya Mas. Love you too ❤️
Kamu udah makan belum? Atau mau aku bawain makan ke kantor?
Hari ini aku masak udang saut tiram, sambal tempe penyet, bakwan jagung, sama tumis kangkung
Gimana?

Pesan sudah dibaca, tapi sudah lima menit Lovy tidak mendapat balasan apapun dari Argam. Lagi-lagi wanita itu menghela napas sabar. Sudah dua minggu ini Argam disibukkan dengan masalah kantor, lagi-lagi masalah pekerjaan. Lovy tidak tahu masalah apa yang tengah dihadapi suaminya sampai mengharuskan pria itu bekerja tanpa mengenal waktu hampir dua minggu lebih. Mengabaikan sekitarnya dan memprioritaskan pekerjaan lebih dari apapun.

Lovy menggeleng samar. Dia tidak boleh sekesal ini pada suaminya. Argam tengah berjuang untuk dia dan anak-anaknya, bekerja berangkat pagi pulang pagi. Suaminya itu mungkin bahkan sampai lupa makan saking sibuknya. Pikir Lovy positive thingking.

"Flavoured Tea, biar rileks. Gue lihat-lihat Macan lagi banyak pikiran." suara pria dari samping mengagetkannya.

Lovy menoleh dan tersenyum mendapati Nico berdiri di sampingnya. "Thanks Mas."

Pria itu menarik kursi dan ikut duduk di samping Lovy dengan santai. "Kenapa sih? gue lihat-lihat dari kemarin murung terus."

"Nggak papa Mas," jawab Lovy setelah menikmati Flavoured Tea buatan Nico.

"Beneran nggak papa?"

"Iya Mas, aku nggak papa," jawab Lovy meyakinkan.

"Ya udah gue tinggal dulu ke bar ya banyak pesanan. Jangan murung terus nanti nggak keluar aura macannya, pie la sepaneng aku le kerja nggak ono senyum Mama cantik." canda Nico sambil berlalu menuju bar. Lovy hanya terkekeh geli.

"Mulutmu Mas Nic, bini orang itu." terdengar suara Santi menegur Nico.

"Duda gendeng," sahut Irma dengan suara ketusnya.

"Duda ganteng kali Ir," balas Nico tengil.

Lovy tertawa kecil. Nico itu orang blasteran Jawa arab, orangnya humoris. Kalau ngomong bahasa Indonesia terdengar lucu karena medok. Pria yang dua tahun lebih tua darinya itu bekerja di kafenya bukan karena membutuhkan uang tapi karena gabut. Nico itu juragan sapi di kampungnya, sawahnya dimana-mana, kebun buah dan sayurannya tidak sepetak dua petak, belum lagi pertenakan ikan tawarnya. Bekerja atau tidak cuannya mengalir setiap hari, kalau dihitung-hitung kata Sekar hartanya itu tidak akan habis tujuh turunan. Sayangnya dia sudah jatuh cinta pada Argam dan memilih menjadi istri pria itu, kalau tidak mungkin dia bisa mempertimbangkan lamaran Nico beberapa tahun lalu. Lovy terkekeh dengan pemikirannya sendiri.

Kring

"MAMA WHO ARE YOU? ANNA PULANG YUHUU!"

"Mama!"

"Anna jangan teriak-teriak sayang!"

Suara lonceng berbunyi menandakan ada pengunjung masuk diikuti suara cempreng membuat beberapa pengunjung menoleh ke asal suara begitu juga dengan Lovy. Wanita itu berdiri dan menghampiri kedua anaknya.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang