6 || Family Time

58 8 0
                                    

Happy Reading
Penuhi lapak dengan bintang dan komentar❤️

Weekend. Ya hari ini adalah akhir pekan, yang berarti Arkanantha family's menghabiskan waktunya seharian di rumah. Tidak ada sekolah tidak ada bekerja.

Sudah lima belas menit yang lalu Argam pergi jogging bersama Samudera, Anna bermain ke rumah Awan—teman bermain yang kebetulan tetangga sebelahnya, sementara Lovy sibuk beres-beres rumah layaknya ibu rumah tangga pada umumnya.

Setelah merapikan kamar putrinya Lovy berjalan ke dapur, waktunya memasak. Wanita itu membuka kulkas, terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengambil beberapa bahan yang akan dia masak. Ada paha ayam, macam-macam nuget, brokoli dan beberapa sayuran lainnya. Tidak lupa wanita itu mengambil bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, dan teman-temannya. Sambil bersenandung Lovy mulai memotong sayuran yang tadi dia ambil, mencuci paha ayam, dan menghaluskan beberapa bumbu yang dia butuhkan. Wanita itu tampak terbiasa dengan kegiatan masak-memasak.

Berbeda dengan Lovy yang asik memasak, Argam dan Samudera asik berlari kecil sambil membahas film action, game, dan beberapa publik figure favorit mereka. Sementara di tempat lain Anna terus berteriak memanggil nama Awan karena sang empu tidak terlihat batang hidungnya sama sekali.

"AWAN, AWAN, MAIN YUK!"

"AWAN ANNA DATANG!"

"AWAN MAIN SEPEDA YUK!"

"AWAN CEPAT KELUAR ANNA CAPEK!"

"AW—"

"BERISIK!" seorang bocah laki-laki masih menggunakan piyama kusut keluar menatap Anna tajam.

"Awan main sepeda yuk!" Anna tersenyum sambil menepuk sepedanya yang sedari tadi dia tuntun. Gadis lima tahun itu belum bisa naik sepeda.

"Nggak mau." ketus bocah itu.

"Ayok!"

"Aku bilang nggak mau ya nggak mau!"

Lagi-lagi Anna tersenyum mengabaikan sikap bocah itu. "Ayok cepet. Nanti AAwan boleh main sepeda aku seharian, tapi bonceng aku ya."

Awan terdiam, bocah itu menatap sepeda Anna dan Anna bergantian. Tampak tertarik. Sudah lama dia ingin bermain sepeda seperti teman-temannya, tetapi karena tantenya tidak memiliki banyak uang alhasil dia hanya bisa melihat.

"Beneran?" tanyanya memastikan.

"Iya."

"Boleh sama Mama Papa kamu?"

"Boleh. Kata Mama aku harus Sharing sama teman."

Awan terdiam namun sedetik kemudian dia tersenyum. "Ayok!"

Awan mengayuh sepeda Anna dengan semangat, tidak kalah semangat dibelakang Anna memeluk Awan kesenangan. Sekian lama akhirnya dia bisa naik sepeda walaupun dibonceng. Selama ini bocah itu terus menuntun sepedanya karena tidak bisa menaikinya. Yah, Argam belum ada waktu mengajari putrinya.

Kedua bocah itu terus berceloteh, membicarakan hal-hal random seperti kenapa nama Awan Awan? Tinggi badan Anna tidak setinggi Awan? Mata ayam ada di samping? Dan kenapa ikan tidak bersuara?

"Anna!"

"Anna pulang dulu nak udah siang!"

"Pelangi Oceanna!"

Awan memelankan sepedanya ketika mendengar suara perempuan memanggil nama Anna. "Anna kamu dipanggil Mama kamu, kita pulang ya."

"Tapi aku masih mau main sepeda," ujar Anna pelan. Bibirnya maju beberapa senti.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang