10 || Jasmine

44 4 0
                                    

Happy Reading ❤️

Di sebuah apartemen di lantai delapan belas tepatnya di sebuah ruang kerja serba hitam seorang pria duduk di kursi kerjanya, diam menatap laptop di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah apartemen di lantai delapan belas tepatnya di sebuah ruang kerja serba hitam seorang pria duduk di kursi kerjanya, diam menatap laptop di depannya. Meski tatapannya ke arah laptop tapi pikirannya sudah melalang buana entah kemana. Ruangan yang didominasi warna hitam dan hampir furniture berbahan kayu premium itu membuan suasana semakin dingin.

"Kak ya ampun ini weekend!" seru seorang wanita masih menggunakan baju tidur, rambutnya acak-acakan khas orang baru bangun tidur sementara kedua tangannya membawa dua cangkir berisi kopi susu panas dan air jahe hangat. Ratu, adik satu-satunya Ardhan itu tidak habis pikir dengan kakaknya yang masih bekerja ditanggal merah. "Waktunya recharge, please."

Ardhan tidak menggubris, pria itu mencoba kembali fokus pada laptopnya.

Ratu berjalan mendekat meletakkan kopi susu untuk Ardhan lalu menjatuhkan dirinya di sofa.

"Aduh sakit banget kepala gue," keluh Ratu seraya memijat keningnya.

Ardhan melirik sekilas. "Besok diulangin lagi, minum sampai mabuk, siapa tau ada pria yang bawa kamu ke hotel."

Mendengar itu Ratu cemberut. Semalam dia datang ke acara ulang tahun temannya di sebuah club, karena terlalu ikut euforia di sana wanita itu sampai lupa entah sudah berapa gelas yang dia minum. Untungnya kebetulan ada salah satu teman Ardhan yang mengenalnya di sana dan membawa dia ke apartemen sang kakak.

Hening, keduanya sibuk masing-masing. Ratu sibuk dengan ponselnya membalas komentar netizen sedangkan Ardhan sibuk dengan laptopnya.

"Hallo beb, tumben banget pagi-pagi udah telepon." suara Ratu memecah keheningan, wanita itu tengah bicara dengan salah satu sahabatnya. "Kenapa Vee?"

Ardhana menoleh menatap adiknya setelah mendengar nama perempuan yang akhir-akhir ini mengusik pikirannya.

"Nggak, iya sih terakhir Sekar hubungin gue sekitar seminggu yang lalu kayanya. Baru ngeh gue." Ratu yang merasa diperhatikan membalas tatapan Ardhan seolah berkata 'Apa'

Ardhan menggeleng, pria itu kembali menatap laptopnya.

"HAH! SUMPAH VEE?" pekik Ratu terkejut, tidak menyangka mendengar informasi yang barusan dia dengar. "ANJING!" refleks dia mengumat, namun wanita itu langsung meringis ketika sang kakak menatapnya tajam.

"Nanti siang gue ke rumah lo oke, bye cinta." sambungan telepon terputus. "Ya ampun kasian bangen ni mama muda, ada aja cobaannya," gumam Ratu.

"Ra," panggil Ardhan.

"Hmm."

"Semalam Kakak dinner sama Veelovy," kata Ardhan tiba-tiba.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang