17 || It's Okay

161 8 5
                                    

Happy Reading ❤️

Ardhan yang tengah berkutat di ruang kerjanya tersentak karena tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar, Ratu masuk sambil membawa papper bag dan menaruhnya di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardhan yang tengah berkutat di ruang kerjanya tersentak karena tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar, Ratu masuk sambil membawa papper bag dan menaruhnya di atas meja. Pria itu menaikkan sebelah alisnya.

Ratu balas menatap sang kakak dengan kesal. "Kak please deh lo jangan gila."

"What?" ujar Ardhan bingung, datang-datang tanpa permisi terus mengatainya gila, jadi siapa yang gila?

"Kakak habis ngapain sampe Lovy nitipin ini buat Kakak katanya ucapan terimakasih?" Ratu mengeluarkan isi papper bag itu, dua toples cookies cokelat. "Kak gue udah bilang berapa kali dia udah nikah! apa perlu gue tulis dijidat lo itu?"

Ardhan tidak menanggapi, pria itu tersenyum tipis mengambil toples cookies tersebut dan menatapnya dengan seksama.

"Bilangin terimakasih sama Lovy," ujarnya.

"Kak gue serius!" kesal Ratu.

Ardhan menghela napas. "Kakak tau dia sudah menikah—"

"Nah itu tau! ya udah nggak usah kegatelan," potong Ratu ceplas-ceplos.

Ardhan mendelik. "Mulutnya Ratu."

Ratu mengerucut. "Ya lagian Kakak—"

"Kakak nggak sengaja ketemu Lovy di parkiran rumah sakit, dia terlihat lagi nggak baik-baik saja. Kakak nggak bisa lihat dia seperti itu Ra," jelas Ardhan. "Dia dalam keadaan tidak bisa mengemudi dan Kakak berinisiatif mengantarnya. She's broken, dia baru saja memergoki suaminya selingkuh."

"WHAT?!" pekik Ratu, kedua bola matanya membola sempurna.

"Kamu belum tau?"

Ratu menggeleng kaku. "Selingkuh? Argam selingkuh? lagi?"

"Lagi?" rahang Ardhan langsung mengeras mendengar itu. Sialan, batinnya mengumpat.

Ardhan mengeluarkan amplop cokelat dari dalam laci meja kerjanya, Ratu membuka amplop itu dan menatap jijik lembar demi lembar kertas yang ada di dalam amplop tersebut. Gambar Argam dengan seorang wanita entah siapa karena tidak terlihat wajahnya. Jelas wanita itu bukan sekedar teman, tidak ada teman yang berprlukan dan berciuman.

"Berengsek!" gumam Ratu marah, matanya berkaca-kaca membayangkan betapa sakitnya menjadi Lovy. "Pantesan kemarin gue lihat mata dia sembab banget, pasti semaleman nangis terus."

Ratu jadi teringat perkataan Sam yang meminta tolong untuk membuat Lovy sibuk. Ya Tuhan, ternyata anak itu juga sudah tau.

Ratu beralih menatap sang kakak penuh selidik. "Terus berkas ini maksudnya apa?"

Ardhan diam sedetik kemudian dia hanya mengedikkan bahu membuat sang adik kembali mengatainya gila sebelum keluar dari ruang kerjanya.

"Enak," gumam Ardhan mencicipi cookies buatan Lovy. Sambil bekerja pria itu sesekali memasukkan cookies ke dalam mulutnya sampai tidak sadar isi toples pertama sudah habis.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang