13 || Desire

60 3 0
                                    

Happy Reading ❤️

Pagi-pagi sekali Ardhan sudah rapih mengenakan setelan kemeja hitam polos dipadukan celana bahan senada, ditambah pantofel mengkilat membungkus kedua telapak kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Ardhan sudah rapih mengenakan setelan kemeja hitam polos dipadukan celana bahan senada, ditambah pantofel mengkilat membungkus kedua telapak kakinya. Pria itu mengemudikan mobilnya menuju kantor, barusan salah satu rekan kerjanya mengiriminya voice note mengatakan bahwa dia dan rekan yang lain sudah menemukan bukti untuk kasus yang sedang mereka tangani dalam bentuk vidio CCTV.

Ardhan yang tengah memperhatikan ponselnya dengan satu tangan sontak membelalakan mata, pria itu refleks menjatuhkan benda pipih tersebut dan mengerem mendadak ketika matanya menangkap seorang anak kecil tengah terduduk di tengah jalan raya.

"Oh shit!" umpat Ardhan, buru-buru dia keluar melihat keadaan anak kecil itu. Menghela napas lega melihat anak kecil itu baik-baik saja, gadis balita yang hampir dia tabrak itu menenggelamkan wajahnya di lutut ketakutan.

Ardhan jongkok, mengusap kepala gadis itu dengan pelan. "Hey are you okay?"

"Meoww."

Ardhan mengernyitkan dahi, bukan suara gadis kecil itu yang dia dengar melainkan suara anak kucing.

"Meoww."

Gadia kecil itu perlahan mendongak bersamaan dengan seekor anak kucing berwarna putih dipelukannya.

"Iam so sorry, i am just want to help this kitten," ujar gadis kecil itu dengan sangat pelan, matanya berkaca-kaca.

Mendengar itu Ardhan tersenyum tipis. "It's okay baby girl, tapi lain kali kamu harus hati-hati ya. Ini jalan raya banyak kendaraan yang lewat."

"Om nggak marah sama aku?" tanya gadis cilik itu dengan polos.

Melihat itu Ardhan mengacak rambut gadis cilik itu dengan gemas. "Kenapa harus marah? Seharusnya Om minta maaf karena hampir nabrak kamu."

Kemudian Ardhan membawa gadis cilik itu duduk di kursi taman tidak jauh dari mereka. Pria itu melewati area taman yang dimana banyak orang sedang olahraga atau sekedar bencengkrama dan tentu saja banyak anak-anak yang sedang bermain berlarian kesana kemari, dia merasa sangat teledor karena mengendarai mobil sambil bermain ponsel.

Ardhan menatap gadis cilik disampingnya, gadis itu tidak berhenti mengoceh menceritakan pengalamannya yang menemukan seekor anak kucing yang saat ini ada dipangkuannya, mengatakan dia akan meminta ijin pada sang Mama untuk memelihara kucing tersebut dan memberi nama.

"Nanti kucingnya aku kasih nama Milo, eh Milo kan nama susu ya Om?"

Ardhan sontak terkekeh. "Iya."

Gadis itu memanyunkan bibirnya. "Terus apa dong, aku jadi pusing nih banyak mikir."

Lagi-lagi Ardhan terkekeh, sial gadis cilik itu menyihirnya menjadi pria yang hobi tertawa.

"Gimana kalau Lucy?" usul Ardhan.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang