21 || After Kissing

99 5 8
                                    

Happy Reading❤️

Seorang pria duduk di tepi ranjang memperhatikan Lovy yang terlihat masih pulas di bawah selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria duduk di tepi ranjang memperhatikan Lovy yang terlihat masih pulas di bawah selimut. Sudah lima belas menit pria itu duduk ditempatnya, mengamati setiap jengkal wajah makhluk tuhan paling manis itu. Ardhan refleks menagakkan tubuh ketika merasakan pergerakan dari wanita itu, tersenyum tipis mendapati Lovy hanya merapatkan tubuhnya dalam selimut. Dengan pelan dan ragu-ragu jemarinya bergerak menyingkirkan anak-anak rambut yang menutupi wajah Lovy.

Setelah semalam berhasil membawa Lovy keluar dari club, Ardhan berinisiatif membawa wanita itu ke apartemen adiknya karena dia tidak mau kedua anak Lovy nanti melihat wanita itu dalam keadaan mabuk dan tidak mungkin juga dia membawa Lovy ke apartemennya alhasil yang terlintas dipikirannya adalah apartemen Ratu. Sesampai di Apartemen dia menyuruh Art yang berkerja di aparteman Ratu untuk mengganti pakaian Lovy dengan salah satu baju tidur yang lebih nyaman.

Tidak ingin mengganggu tidur Lovy, Ardhan pun beranjak keluar dari kamar. Berjalan menuju balkon dimana sang adik sedang bersantai sambil menikmati segelas jahe hangat favoritnya.

"Belum bangun?" tanya Ratu.

Ardhan menggeleng lalu mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Ratu.

"Semalam kalian nggak ngapa-ngapain kan?" mata Ratu sedikit memicing curiga.

Ardhan menatap Ratu jengah, entah sudah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut adiknya. "Kamu tau Kakak nggak suka meniduri wanita mabuk. Harusnya kamu berterima kasih karna sahabat kamu itu nggak dibawa sama laki-laki hidung belang."

Ratu bergidik membayangkan sahabatnya dibawa oleh laki-laki tidak bertanggung jawab. "Lagian dia tumben banget minum sampe teler gitu."

"Dia sangat tersiksa dengan permasalah rumah tangganya." Ardhan bergumam.

Ratu mengangguk, dia bisa melihat dengan jelas sehancur apa sahabatnya itu. "Kasian dia, mana harus mikirin kedua anaknya juga. Kalau gue jadi dia kayanya nggak bisa setegar itu."

"She's strong, but fragile at the same time. Kakak bisa lihat bagaimana dia semalam meracau kesakitan."

Ratu menoleh menatap sang Kakak, rahang pria itu mengeras, tatapannya tajam kedepan sementara kedua tangannya mengepal erat. Dia tidak paham perasaan sang kakak pada sahabatnya, namun dia tau kakanya tidak pernah main-main dengan perasaannya. Ratu menghela napas, menepuk bahu Ardhan sebelum berlalu. "Lovy kayanya udah bangun, gue ke kamar dulu."

Dan benar saja setelah membuka pintu Ratu mendapati Lovy tengah meringis sambil memegang kepalanya.

"Minum berapa gelas lo semalam sampe teler begitu?" tanya Ratu sambil menyerahkan segelas air dan obat anti pengar.

Lovy tidak langsung menjawab, wanita itu mengerjap beberapa kali mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Mengernyit menyadari dia tidak sedang di dalam kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang