2 || Who?

92 9 0
                                    

Happy Reading

Veelovy meraba-raba tempat tidur di sampingnya, dia tersadar saat merasakan tempat di sampingnya kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Veelovy meraba-raba tempat tidur di sampingnya, dia tersadar saat merasakan tempat di sampingnya kosong. Dia merubah posisinya menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang, mengeratkan selimut di tubuhnya yang setengah naked sebelum mengedarkan matanya mencari keberadaan sang suami. Pandangannya terhenti tepat di sudut balkon. Di sana pria itu terlihat seperti sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon.

Argam menoleh, dia tersenyum ketika mendapati istrinya tengah duduk sambil menatapnya.

"Maaf yaa, aku sibuk banget beberapa hari ini," ucap Argam pelan pada seseorang di seberang sana, sementara matanya tidak lepas dari sosok Lovy.

"..."

"Good night." dia memutuskan sambungan dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Lovy menghampiri suaminya, dia mengernyitkan dahi saat melihat gerak-gerik Agam yang terlihat aneh

"Kenapa akhir-akhir ini kamu sering disini?" tanyanya sembari memeluk Argam, menyandarkan kepalanya pada dada bidang pria itu dengan manja.

"Nggak papa, cuma masalah kerjaan," jawabnya, Argam membalas pelukan Lovy.

"Jangan terlalu dipikirin Mas, kerutan di wajah Mas bertambah tuh."

Argam terkekeh. "Apa aku kelihatan lebih tua?"

"Hmm, dan semakin mempesona," jawab Lovy genit.

Lagi-lagi Argam terkekeh geli mendengar jawaban istrinya. "Dan makin sayang aku?"

"Itu nggak perlu kamu ditanyain lagi," jawab Lovy kesal yang sontak mengundang tawa Argam.

"Siapa tadi?"

"Hah?"

"Siapa tadi yang nelpon Mas?"

"Oh klien," jawab Argam singkat.

Lovy mendongak menatap wajah suaminya, mencari kebohongan lewat mata Argam, tetapi tidak ada, yang dia lihat hanya kejujuran. "Harus banget tengah malam?"

Argam menunduk, dia mengangkat sebelah alisnya. "Ada hal penting yang harus kita bicarakan. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa periksa ponsel aku."

Lovy menggeleng pelan, ia mengecup bibir Argam singkat. "Mas tau sendiri aku selalu percaya sama kamu."

Argam tersenyum, dia menyatukan kening mereka, mendekatkan bibirnya memberikan ciuman yang begitu hangat tepat di kening Lovy cukup lama.

"I love you, Love," ucapnya sekaligus sambil menangkup kedua pipi wanita itu, dia menatap lekat tanpa jeda sedikitpun. Lovy terlihat malu-malu, semburat kemerahan menghiasi kedua pipinya, pria itu terkekeh geli melihatnya. "Kita nggak setahun dua tahun hidup bersama, Love. Kenapa masih malu-mau hm?"

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang