─────
Chapter Four : Siapa dia?
─────
Menemani Jaemin membeli buku dan keperluan lain untuk kuliahnya pun begitu melelahkan. Karena pemuda tampan itu malah menjadi babu dadakan untuk membawakan hampir semua belanjaan milik sahabatnya itu.
Ah Mark jadi ingat, tadi ia melihat sekilas Haechan datang untuk melihatnya latihan. Tapi pemuda beralis camar itu belum memberi kabar kepada sang kekasih, tentu saja dia lupa.
Setelah dirasa selesai mengecek barang apa saja yang dibeli, Jaemin mengajak Mark untuk makan di restoran cepat saji sebagai ucapan terima kasih karena sudah menemaninya.
"Ternyata kau masih sadar diri." Canda Mark kala sudah mendapatkan tempat duduk dan memesan makanan.
"Tentu saja! Memangnya aku ini siapa? Jangan ragukan seorang Na Jaemin!" Ucapnya bangga, bahkan sampai membusungkan dadanya dan menepuknya. Mark pun tertawa dengan tingkah aneh sahabatnya ini.
Setelah makanan datang, mereka pun menyantapkan seperti mereka tidak bertemu dengan makanan selama setahun. Begitu lahap dan rakus, bahkan sesekali tertawa saling meledek saat mereka makan. Jaemin pun sesekali memperhatikan Mark yang begitu fokus dengan ponselnya sambil tersenyum, sedikit mengundang rasa penasaran baginya.
"Asyik sekali dengan ponselnya." Ledek Jaemin dan menaruh es amerikano di meja tanpa melepas pandangannya dari Mark. Sedangkan pemuda tampan itu menggeleng pelan dan meletakkan ponselnya.
"Hyung, aku ingin tanya." Mark langsung memusatkan atensinya pada sang sahabat.
"Tadi saat hyung latihan basket ada yang memberikanmu minum kan?" Ucap Jaemin dengan nada yang bisa dibilang serius, kemudian ia mencondongkan badannya ke depan. "Siapa dia, hyung?"
Deg.
Rasanya jantung Mark seperti berhenti berdetak ketika mendengar ucapan Jaemin, rasa was-was pun mulai mengerayangi dirinya. Merilik layak ponsel miliknya dan menampilkan isi pesan dari sang kekasih yang berasal dari truth or dare itu.
Melihat raut wajah pemuda tampan itu tampak suram, Jaemin langsung tertawa terbahak dan mengundang pertanyaan di otak Mark.
"Astaga, hyung terlihat tegang!"
Ayolah, tidak ada yang lucu bagi seorang Mark Jung karena beberapa detik berlalu rasanya seperti olahraga jantung. Jaemin masih saja tertawa bahkan sampai mengeluarkan air matanya.
"Jangan tunjukkan raut wajah seperti itu, hyung. Wajahmu jelek!" Ledek Jaemin yang masih sibuk mengusap air mata yang tersisa, Mark pun berdecak.
"Itu hanya penggemarku yang selalu datang. " Elak Mark sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. "Dan aku hanya melihat temanku yang mengirimkan sticker aneh."
Bohong.
Tentu saja pemuda tampan itu berbohong, orang yang disebut penggemar itu adalah kekasihnya─ walaupun dengan terpaksa. Tapi masih bisa disebut kekasih bukan? Entah kenapa Mark mengeluarkan kata-kata itu dari celah bibirnya dan apa yang dipikirkannya sampai Haechan disebut sebagai penggemar dirinya, bukan kekasihnya.
Itu Mark takut kehilangan Jaemin lagi, karena sebelumnya pemuda bermarga Na itu sempat pindah ke Jepang selama 3 tahun dengan alasan sang ayah dipindah-tugaskan. Mark yang saat itu masih kelas 2 dan jaemin kelas 1 yang berada di menengah atas yang sama pun menangis. Seperti kelihangan barang kesayangannya ketika waktu kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You : Markhyuck
Fanfiction[COMPLETED] Hanya karena taruhan, Mark harus menjalin kasih dengan Haechan yang notabenenya orang yang menyukai dirinya, hingga mereka dihadapkan dengan berbagai macam masalah dalam hubungan mereka. Mampukah Haechan merubah sifat dan bertahan mengha...