─────
Chapter Three : Ingin Menemani.
─────
Bola berwarna oranye tengah melambung di lapangan basket indoor, menggiring bola sampai masuk ke ring lawan. Pemuda beralis camar itu sesekali tertawa bahkan mendorong pelan teman timnya. Tidak memperdulikan keringat yang sudah mengalir di bagian poni hingga pelipisnya.
Semua orang begitu bersemangat menyoraki mereka yang memasukkan bola kedalam ring, salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah Mark Jung yang merupakan kekasih dari Seo Haechan.
Tidak banyak dari mereka yang menonton di tribun karena ini hanya sesi latihan biasa dan juga yang menonton adalah mahasiswa yang tidak memiliki jadwal kelas, salah satunya adalah Haechan dan juga Renjun.
Tentu saja pemuda berkulit tan itu ingin melihat bagaimana hebatnya sang kekasih yang tengah menggiring bola basket dengan kerennya, Sedangkan Renjun si pemuda baik hati dan tidak sombong itu tentu saja hanya menemani sang sahabat.
Peluit pun dibunyikan sang pelatih tanda mereka harus berhenti bermain, para pemain pun mulai berlarian menuju pinggir lapangan untuk sekedar melepas dahaga atau bahkan melepas lelah dengan merebahkan diri.
Pemuda manis itu berjalan menghampiri Mark tanpa aba-aba, karena buku yang sedang Renjun baca jadi terjatuh dan membuatnya menggeram kesal. "Untung saja dia sahabatku. Kalau bukan, sudah aku pukul dia sampai menjadi bubur."
Renjun pun memperhatikan Haechan yang tengah memberikan air mineral botol dan juga handuk kecil pada Mark dan pemuda tampan itu baru saja ingin mengambil pemberian Haechan malah jadi mengambil punya orang lain yang entah dia siapa yang tiba-tiba datang diantara Mark dan Haechan.
Sedangkan pemuda manis itu terkejut kala kedatangan Jaemin─ sahabat dari Mark yang secara tiba-tiba itu, bahkan Mark menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, Jaemin." Yang tentu saja dibalas dengan anggukan manis dari Jaemin.
Kesal? Tentu saja, siapa yang tak kesal jika kekasihmu malah menerima pemberian orang lain daripada pemberian dirimu?
Memang Haechan memiliki topeng manis untuk menutupi kesedihanya, ia malah memasang wajah manis sambil tersenyum melihat kedekatan Mark dan Jaemin. Ah sepertinya ia yang akan menjadi pengganggu disini, bukan Jaemin.
"Kau akan terus memeganginya atau kau bawa pergi?" Haechan menoleh kala seseorang tengah berdiri di sebelahnya. Ia masih tersenyum manis sambil memberikan air mineral botol dan juga handuk kecil kepada orang itu.
Orang itu pun mengambil pemberian Haechan dengan senang hati dengan menghabiskan air mineral tersebut dan mengusap wajahnya dengan handuk kecil yang Haechan berikan.
"Wah terima kasih banyak Haechan!" Kata orang itu.
"Sama-sama Guanlin." Balas pemuda manis itu pada orang yang bernama Guanlin, kemudian pamit undur diri tanpa berpamitan pada Mark. Sedangkan Guanlin mengalihkan pandangannya kala Haechan sudah duduk di tribun.
"Sampaikan salamku pada Renjun!" Teriak Guanlin dari bawah sana sambil menatap sahabatnya dengan tersenyum bodoh, orang yang dimaksud Guanlin hanya menatap jijik seakan ada kuman berada di dekatnya.
"Dia gila!" Renjun mengemasi barang-barangnya untuk pergi dari tribun kala dirinya menjadi pusat perhatian, sedangkan Haechan hanya terkekeh pelan kala melihat wajah kesal sahabatnya tanpa berniat untuk menyusul Renjun.
Sekedar informasi, Guanlin sudah menyukai Renjun sejak lama namun pemuda China itu selalu menolak Guanlin dengan alasan dia aneh, sepertinya Renjun tidak sadar bahwa dia juga aneh. Terlihat sampai sekarang bahwa Guanlin masih terus mengejar Renjun.
Kita kembali pada Haechan yang sudah memindahkan atensinya pada Mark dan ─dia yang malas Haechan sebut namanya ─ itu. Melihat bagaimana begitu dekatnya hubungan mereka, bahkan adegan yang membuat pemuda manis itu iri adalah Jaemin mengusap rahang tegas itu dengan tangannya.
Tentu saja Haechan begitu iri seperti ingin melempar Jaemin ke luar angkasa dan berharap tidak akan pernah kembali. seharusnya ia yang disana memberikan minum dan menemani Mark latihan basket. Sayangnya, ia selalu kalah cepat dengan Jaemin itu.
Seharusnya.
Tapi ia bisa apa? Bahkan Mark hanya mengajaknya sekali untuk menemaninya latihan basket sisanya adalah keinginan Haechan sendiri untuk datang. Renjun sudah memperingatinya untuk tidak datang tapi Haechan tetap keras kepala.
Haechan memandang ponselnya yang terpampang sang kekasih yang tengah melempar bola basket di lapangan, tentu saja ia mengambilnya secara diam-diam. Melirik jam digital yang terlihat sudah pukul 5 sore.
Tak terasa waktu begitu cepat, pikir Haechan.
Akhirnya Haechan mengemasi barang-barangnya dan melenggang pergi meninggalkan tribun. Sebelum pergi, pemuda manis itu melemparkan senyumnya pada Mark yang secara tak sengaja memandang dirinya yang akan pergi.
Baru saja Mark ingin menyusul Haechan, sebuah tangan menahan pergerakannya. "Hyung ingin kemana? Tidak ganti baju dulu?"
Pemuda tampan itu memandang sang lawan bicara sebentar kemudian kembali memandang pintu lapangan, tidak ada siapa-siapa. Jaemin pun dengan wajah bingungnya mengikuti arah pandang Mark.
Sepertinya dia sudah pergi, batin Mark.
"Ya, hyung! Kau mencari siapa?" Tanya Jaemin tidak sabar serta tatapan bingung memenuhi wajahnya, Mark pun langsung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Mark pun mengambil barang-barangnya untuk berganti baju dan segera pulang sedangkan Jaemin pun mengikuti kemana pemuda tampan itu pergi, mensejajarkan kakinya untuk tetap berada di sebelah Mark.
"Oh iya, hyung. Nanti kau jadi menemaniku pergi ke toko buku kan? Aku kan baru pindah lagi kesini jadi masih banyak yang harus dibeli." Tanya Jaemin, Mark hanya mengangguk.
"Aish! Seperti mengobrol dengan patung kucing saja!" Jaemin sedikit mengerucutkan bibirnya kesal dan menghentikan langkahnya.
Karena sadar sang lawan bicara menghentikan langkahnya, Mark menoleh pada Jaemin yang masih berdiri dan menatap Mark dengan tajam. Begitulah Jaemin jika dalam mode marah.
Mark pun menghampiri Jaemin dan mengusap pucuk kepalanya pelan. "Anak kecil dilarang marah. Tenang saja, hyung akan menemanimu."
Jaemin pun langsung menunjukkan senyum lebarnya kemudian menarik Mark untuk pergi meninggalkan teman-teman Mark yang sudah ingin masuk ke ruang ganti. Di luar, masih ada Jeno dan temannya yang bernama Kim Sunwoo yang sedari tadi memperhatikan kedua anak adam itu.
"Bukannya Mark sunbae masih berpacaran dengan Haechan? Kenapa jadi sering bersama anak baru itu?" Tanya Sunwoo yang masih mengikuti arah pandang Jeno sedangkan pemuda yang memiliki mata yang menyipit penuh saat tersenyum itu hanya mengedikkan bahunya, tanda tak tahu.
Karena tidak mendapatkan jawaban apa yang Sunwoo inginkan, ia pun masuk ke dalam ruang ganti terlebih dahulu. Sedangkan Jeno masih berdiri di koridor sampai punggung kedua anak adam itu menghilang dari padangannya.
Jeno pun menghela napasnya dengan berat, kemudian ia mengusap wajahnya. "Andai saja Jaemin tahu bahwa Mark sudah memiliki kekasih." []
[ ─────────────── ]
To Be Continue...
don't forget to vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You : Markhyuck
Fanfic[COMPLETED] Hanya karena taruhan, Mark harus menjalin kasih dengan Haechan yang notabenenya orang yang menyukai dirinya, hingga mereka dihadapkan dengan berbagai macam masalah dalam hubungan mereka. Mampukah Haechan merubah sifat dan bertahan mengha...