Part Seventeen

4.4K 317 35
                                    

─────

Chapter Seventeen : Perasaan yang Berubah.

─────


Waktu digital pada mobil milik Mark Jung sudah menunjukkan pukul 8 malam yang ditemani dengan kepadatan kota Seoul yang tiada akhir, pemuda itu harap-harap cemas lantaran khawatir jika sang kekasih sudah pergi untuk tidur lebih awal.

Kekasih? Entahlah sejak kapan Mark mulai menganggap Haechan sebagai kekasihnya itu, mungkin sejak kejadian tadi sore?

Padahal Mark bisa saja menghubungi Haechan untuk menunggunya untuk datang, tapi ia tidak mau melakukannya karena ingin memberi kejutan.

Entah mengapa, Mark merasa bersalah karena lebih memilih Jaemin daripada Haechan, namun tak bisa dipungkiri bahwa ia juga kesal karena Renjun dengan seenaknya menyuruh Haechan pulang bersama Hyunjin.

Jaemin pun selama diperjalan hingga mengantarnya sampai rumah selalu saja bertanya ada hubungan apa dirinya dengan Haechan, namun Mark selalu berkelit dengan alasan 'berteman'.

Tapi kali ini ia ingin menurunkan egonya. Seperti sekarang, Mark yang tanpa disuruh ingin mengunjungi rumah Haechan karena bisa terhitung jari seorang Mark Jung melakukan sesuatu tanpa disuruh untuk seorang Seo Haechan.

Tidak terasa, mobil pemuda beralis camar itu sudah terparkir di halaman rumah keluarga Seo yang tampak sudah sepi. Ia pun sudah menekan bel rumah sebanyak 3 kali namun tak ada jawaban.

"Sepertinya ini percuma saja." Gumam Mark sambil menunduk melihat bawaanya untuk si manis. Baru saja ia ingin berbalik badan, pintu rumah terbuka.

"Mark hyung?"

Suara Haechan menginterupsi kegiatannya untuk pergi, dengan cepat Mark membalik badan dan melihat Haechan yang sudah memakai piyama beruang kesukaannya.

Sungguh menggemaskan.

Haechan yang sedari tadi hanya ditatap oleh Mark hanya mengusap tengkuknya, tapi tak ada pergerakan apapun dari Mark membuat Haechan bingung. Ia pun mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Mark. "Hyung? Kau baik-baik saja?"

Mark yang tengah melamun mengagumi betapa menggemaskan makhluk ciptaan Tuhan dihadapannya itu langsung tersadar, pemuda tampan itu mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Ah─ maaf, aku baik-baik saja." Balas Mark, Haechan mengangguk.

Haechan pun menyuruh Mark untuk langsung ke kamarnya saja, karena ia ingin membuat minuman. Namun, Mark tidak langsung ke kamar melainkan memperhatikan gerak-gerik si manis di dapur yang begitu kesulitan karena hanya bekerja dengan satu tangan.

Mark pun menghampiri Haechan yang sedang menuang air panas tapi malah menyiram yang lain, yang dimana itu hampir terkena kaki si manis. Dengan cepat, Mark meletakkan gelas yang dipegang Haechan.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Mark dengan raut wajah yang khawatir. Haechan yang tertegun sesaat langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku membawa makanan dan minuman, tidak perlu repot-repot menyiapkan untukku. Kau tidak lihat tanganmu masih belum pulih?"

Haechan mendengar adanya rasa khawatir dari nada bicara Mark, haruskah dirinya senang saat ini? Tapi sekarang ia mengesampingkan rasa senang itu. Terlebih saat langkah keduanya sudah berada di dalam kamar si manis.

Mark menggelengkan kepala tanda tidak percaya, karena kamar Haechan begitu berantakan akan kertas, sisa makanan dan minuman dan hal lainnya. Haechan yang berada di belakang Mark langsung merutuki kecerobohannya karena tidak berbenah terlebih dahulu.

Beside You : MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang