Part Fourteen

4.1K 301 35
                                    

─────

Chapter Fourteen : Semua Salah Haechan.

─────



Dengan langkah tergesa, Mark berlari di koridor rumah sakit. Ia mendapatkan kabar dari Lucas bahwa Haechan dan Jaemin mengalami kecelakaan, Mark saat itu tengah berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk masalah perlombaan harus pamit lebih dulu setelah mendapat kabar kurang mengenakkan itu.

Mark menghampiri ruang inap Jaemin yang sudah diberitahukan oleh pihak rumah sakit. Netra hitam Mark menangkap tubuh Jaemin yang begitu pucat dan begitu banyak perban di kulit si manis, kulit Jaemin yang begitu sensitif jadi membuatnya gampang memar atau mungkin menjadi berdarah.

Dan pada saat bangun pasti pemuda manis itu akan menjadi histeris akan traumanya akan darah, pasti akan teringat apa yang terjadi menimpa Jaemin saat itu. Mengabaikan rasa nyeri dan ngilu yang menjalar ditubuhnya.

Mark mengusap lembut surai berwarna abu-abu itu, menatap prihatin kondisi dari sahabatnya itu. Sampai akhirnya Jaemin mulai membuka matanya, melirik sekitar sama matanya bertemu dengan Mark yang sedang tersenyum terhadapnya.

Seketika otaknya kembali memutar apa yang terjadi pada dirinya hingga sampai di tempat yang paling ia hindari, matanya langsung membola kala melihat darah yang tertempel di tangan kanannya yang diperban. Melihat perubahan ekspresi yang diperlihatkan Jaemin, Mark langsung menggenggam erat tangan Jaemin yang tidak di perban dan dipasangi selang infus untuk memberikan ketenangan.

"Semua baik-baik saja Jaemin, Aku ada disini."

Jaemin layaknya orang ketakutan, ia terus menjerit tertahan air matanya ikut mengalir dengan derasnya sampai napasnya tersendat seperti sesak membuat Mark panik. Pemuda tampan itu langsung menekan tombol nurse call yang berada dinding atas kepala Jaemin. Beberapa menit kemudian seorang dokter dan dua orang suster datang ke kamar Jaemin untuk memberikan pertolongan.

Salah satu suster menyuruh pemuda itu keluar dari ruangan dan menunggu di luar, jadi mau tidak mau Mark pun keluar. Mengusap wajahnya kasar melihat kondiri Jaemin, ia harus mencari tahu apa yang terjadi antara Jaemin dan Haechan.

Tunggu sebentar.

Mark menepuk dahinya kala ia teringat nama Haechan dan melupakan fakta bahwa Haechan juga di rawat di rumah sakit ini. Dengan cepat, ia pun melangkahkan kakinya menuju ruang rawat inap yang sudah diberitahu oleh Lucas sebelumnya.

Setelah pemuda beralis camar itu membuka pintu, matanya melihat Haechan tengah berbincang dengan Lucas. Mereka pun memindahkan atensinya pada pintu yang terbuka, memperlihatkan penampilan Mark yang begitu urakan.

Mark mendekati ranjang Haechan dan memperhatikan pemuda manis itu yang sudah berganti pakaian menjadi pakaian rumah sakit dengan pelipis yang ditempeli perban dan jangan lupakan tangan kanan Haechan yang dipasangkan gips, karena tangan dari si manis yang menggantung.

Kemudian pandangan Mark beralih pada Haechan yang tengah menyunggingkan senyum manisnya, seketika darah Mark menjadi mendidih kala mengingat apa yang terjadi pada Jaemin.

Plak!

Kepala Haechan tertoleh ke kanan setelah Mark menampar pipinya, rasa perih menjalar sekitar pipi gembil si manis. Haechan masih memproses apa yang terjadi dan mengapa Mark menamparnya secara tiba-tiba. Lucas yang masih berada di sana pun terkejut dengan apa yang terjadi.

"Mark!" Teriak Lucas, memperingati.

"Aku menitipkan Jaemin bukan untuk membuatnya celaka, Seo Haechan."

Beside You : MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang