─────
Chapter Eight : Just Friend.
─────
Di sebuah kafe yang dekat dengan sungai Han menjadi tujuan yang Hyunjin maksud. Ditemani dengan musik akustik dari band dan suasana yang tidak begitu ramai membuat Haechan nyaman dan betah berlama-lama disini.
Kala dirinya tengah memandangi orang tengah berlalu lalang lewat kaca kafe itu, Hyunjin datang membawa dua bubble tea, kentang goreng dan cheesecake dan meletakkannya di meja. Pemuda manis itu menoleh ketika Hyunjin sudah selesai memesan, matanya sedikit terkejut dengan apa yang dibawa oleh Hyunjin.
"Terima kasih, tapi bagaimana bisa kau tahu aku suka bubble tea?" Haechan menerima sodoran bubble tea yang di berikan oleh Hyunjin, sedangkan pemuda itu hanya terkekeh sambil memakan kentang goreng.
"Siapa yang tidak suka dengan bubble tea? Maka dia telah menyianyiakan masa hidupnya karena tidak pernah menikmati minuman paling enak di dunia."
Haechan tertawa kala mendengar perkataan aneh pemuda berambut panjang itu, baiklah sepertinya pemuda manis itu menemukan fakta lain dari Hyunjin yaitu manusia yang aneh.
Mulut Haechan tidak henti-hentinya mengunyah dan berbicara tanpa takut dirinya tersedak, sampai dirinya tidak sadar kalau Haechan makan dengan berantakan dan sisa krim dari cheesecake pun masih tersisa di sudut bibirnya.
Mengambil tisu yang ada, Hyunjin mulai menjulurkan tangannya untuk membersihkan sudut bibir Haechan. "Ck! Kau ini makan seperti anak kecil." Si manis membeku seketika, ia langsung merebut tisu dari tangan Hyunjin dan membersihkannya sendiri. Wajahnya sudah semerah tomat karena malu.
"Jangan-jangan kau makan masih disuapi ya?" Haechan membulatkan matanya begitu lebar, ia pun memukul kepala Hyunjin dengan garpu yang kebetulan baru dia ambil. "Aish dasar menyebalkan."
"Aku tidak menyebalkan, aku ini menyenangkan."
"Ya, Hyunjin!" Haechan sudah berdiri dari duduknya untuk melakukan aksi balas dendam, mengambil ancang-ancang memukul Hyunjin, namun ada suara lain yang menginterupsi kegiatannya.
"Ekhem."
Keduanya menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara, keduanya begitu terkejut khususnya Haechan. Karena secara tiba-tiba Mark muncul dihadapan mereka. Bagaimana bisa Mark berada disini? Padahal sepenglihatannya tadi Mark bersama Jaemin.
"Mark hyung?" Haechan dapat melihat aura ketidaksukaan dari dalam diri Mark, bahkan tatapannya begitu datar, dapat ia lihat kilatan marah yang dipancarkan oleh pemuda beralis camar itu.
Mark mengambil tangan Haechan dan menariknya untuk segera pergi. "Kita pulang sekarang."
Haechan berusaha mengambil tas dan ponselnya yang masih berada di meja, namun Mark kembali menarik tangannya yang ia genggam dengan gitu eratnya sampai terlihat sedikit kemerahan pada pergelangan tangannya."Tapi─ ouch! I─itu sakit!"
"Ya, kau menyakiti tangannya." Hyunjin melepas pegangan tangan Mark pada Haechan dan menyembunyikan tubuh si manis di belakang tubuhnya. Mark yang melihat itu berdecih.
"Ini tidak ada urusannya denganmu, Hyunjin." Mark melangkah untuk lebih dekat dengan lawan bicaranya itu, menatapnya dengan penuh kebencian. "Jangan pernah ikut campur jika tak ingin terlibat masalah."
Mark menumbruk bahu Hyunjin dengan kasar kemudian mengambil dan menarik tangan untuk pergi menjauh dari Hyunjin. Ia pun membalikkan badan sambil memegangi bahunya yang sedikit nyeri dan masih memperhatikan Haechan dan Mark sampai hilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You : Markhyuck
Fanfiction[COMPLETED] Hanya karena taruhan, Mark harus menjalin kasih dengan Haechan yang notabenenya orang yang menyukai dirinya, hingga mereka dihadapkan dengan berbagai macam masalah dalam hubungan mereka. Mampukah Haechan merubah sifat dan bertahan mengha...