─────
Chapter Eighteen : Kekasih atau Teman?
─────
Waktu senja di kota Seoul terpancar dengan cantiknya, warna oranye cerah begitu bersinar dengan terang padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sama dengan cerahnya wajah tampan milik Mark.
Sore ini ia mengajak Haechan untuk sekedar berjalan-jalan sebelum perlombaannya dimulai.
Bagaimana dengan Jaemin?
Sebenarnya Mark sudah mengajak Jaemin terlebih dahulu, namun pemuda yang memiliki gigi seperti kelinci itu mengatakan bahwa ingin menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya karena baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya.
Dan begitu beruntung karena setelahnya, Mark mengajak Haechan untuk pergi dan langsung disetujui oleh si manis.
Awalnya, Mark bingung dengan perasaannya pada Haechan, apakah ini perasaan yang sama pada saat dulu ia menyukai Jaemin atau takut akan rasa kehilangan si manis dari sisinya.
Namun, kemarin menjadi saksi bahwa jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya, apalagi ketika memandangi wajah cantik dan manis milik Haechan, netra cokelat yang begitu cerah dan indah itu tak luput dari bahan lamunan Mark kala itu.
Tanpa sadar, bibirnya membentuk garis lengkung kala mengingat kejadian kemarin. Mobilnya sudah berhenti di depan rumah Haechan, mengirimkan pesan pada si manis bahwa dirinya sudah sampai.
Tak perlu menunggu lama karena Haechan sudah mengetuk jendela mobil Mark, ia pun membuka pintu mobilnya kemudian duduk di kursi penumpang sebelah Mark.
"Sudah lama, hyung?" Tanya Haechan sambil menutup pintu mobil dan mengenakan sabuk pengaman.
"Baru saja," Balas Mark yang direspon dengan anggukan, "Kita berangkat?"
"Berangkat!"
[ ─ B E S I D E Y O U ─ ]
Mereka pun sampai di salah satu kafe yang berada dekat dengan sungai Han, Haechan begitu senang kala mereka baru saja sampai dan Mark sedikit kewalahan karena sikap Haechan yang berubah menjadi anak kecil tapi begitu menggemaskan.
Sepertinya, Mark baru sadar akan tingkah ajaib dari seorang Seo Haechan.
Mereka pun banyak bertukar cerita dengan Haechan yang selalu bertanya dan Mark yang selalu menjawab. pemuda manis itu merasa senang karena Mark mau meladeni setiap pertanyaannya. Karena hal ini merupakan hal langka bagi Haechan, maka dari itu ia memanfaatkannya sebaik mungkin.
"Jadi, kapan lomba hyung dimulai?" Tanya Haechan yang tengah mengaduk milkshake cokelatnya secara acak dengan sedotan, sedangkan yang ditanya hanya mengedikkan bahu.
"Tidak tahu, aku belum mendapatkan kabar lagi." Jawab Mark sekenanya.
Tiba-tiba saja, Mark merasakan tangan kecil melingkar pada bagian pinggangnya. Haechan yang duduk tepat disebelahnya itu menyenderkan kepalanya pada bahu milik pemuda tampan itu.
"Hyung harus semangat hum? Pasti melelahkan," Ucap Haechan tanpa melihat lawan bicaranya namun pelukannya pada Mark semakin erat, "Tapi aku yakin, hyung pasti bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You : Markhyuck
Fanfic[COMPLETED] Hanya karena taruhan, Mark harus menjalin kasih dengan Haechan yang notabenenya orang yang menyukai dirinya, hingga mereka dihadapkan dengan berbagai macam masalah dalam hubungan mereka. Mampukah Haechan merubah sifat dan bertahan mengha...