Part Nine

4.2K 317 18
                                    

─────

Chapter Nine : Curahan Hati Haechan.

─────



Setelah kejadian tiga hari lalu, Mark tidak menampakkan batang hidungnya di hadapan Haechan. Membuat pemuda manis itu begitu risau dengan keadaan Mark. Bahkan seluruh pesan dan telepon tidak dibalas, yang membalas adalah operator yang mengatakan kalau sang pemilik sedang tidak aktif. Menyebalkan.

Akhir-akhir ini wajah Haechan jadi mengkerut kesal namun rasa khawatir lebih mendominasi, bahkan Hendery sampai mengatakan bahwa Haechan lebih mirip dengan kakek-kakek daripada anak seumurannya.

Mau makan pun menjadi tidak enak karena selalu memikirkan Mark yang padahal belum tentu memikirkan dirinya. Dan pikiran negatif mulai mengerayangi dirinya, apakah Mark tidak suka saat Haechan mencium pipinya? Atau sudah bosan? Atau mungkin─

"Ya, berhentilah membuat wajah kusut itu!" Renjun yang baru saja datang langsung marah-marah, membuat Haechan yang sedari tadi melamun langsung tersadar dan sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Kuingatkan jika hari ini kita ada tugas yang harus dikerjakan," Ujar Renjun tanpa melirik ke arah Haechan. " Jangan pernah mencoba untuk kabur lagi."

Haechan mendelik kesal, bisa-bisanya Renjun mengetahui isi pikirannya kalau setelah pulang kuliah nanti ia mau langsung pulang. Alasannya sederhana, ia hanya ingin bertemu dengan kasur empuknya. Badannya begitu lemas karena kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh si manis.

Salahkan saja Mark yang membuat Haechan tidak nafsu makan seperti ini.

Renjun memikirkan salah satu cara agar Haechan mau ikut mengerjakan tugas mereka dan sepertinya pemuda China itu harus rela mengeluarkan lebih untuk ini, ia pun menunjukkan seringai liciknya. "Ku belikan es krim vanilla kesukaanmu di kedai langganan kita, bagaimana?"

"Dua mangkuk!"

"Deal!"

Kedua sahabat itu saling tos dan tertawa, Rencana Renjun pun berhasil. Akhirnya mereka pun berjalan meninggalkan area kampus dan dikejutkan dengan seseorang yang sudah berdiri di depan mereka dengan tatapan yang bisa dibilang─menurut Renjun menggelikan.

"Renjunie~"

Pemuda China itu memutar kedua bola matanya malas kala mendengar namanya dipanggil dengan nada menggemaskan, dari sekian tempat kenapa ia harus bertemu dengan Guanlin?

Haechan hanya terkikik geli karena sebentar lagi drama antara Guanlin dan Renjun akan segera dimulai.

"Renjunie, ku dengar kalian akan pergi. Aku ikut dengan kalian ya?" Wajah Guanlin yang memohon bak anak anjing itu mulai terpampang.

Guanlin adalah orang yang begitu mengejar cinta dari sahabat Haechan ini; yakni Renjun. Ia menyukai Renjun sejak masa orientasi mahasiswa yang kebetulan satu regu, awalnya Renjun begitu kagum dengan Guanlin. Namun karena sifat ditunjukkan begitu polos, Renjun menjadi menjaga jarak bahkan mengamuk seperti orang kesetanan.

Pada saat itu, setelah mengerjakan tugas kelompok di kafe dekat kampus. Renjun dan Guanlin pun pulang bersama, namun saat ingin membayar parkir kartu uang elektroniknya ternyata dinyatakan habis. Dengan polosnya Guanlin mengatakan kepada petugas bahwa kartunya habis. Seharusnya tinggal isi ulang saja kan? Atau membayar tunai? Namun tidak, Guanlin malah pergi meninggalkan Renjun hampir setengah jam, beruntung Haechan masih di area kafe jadi Renjun ikut pulang bersama sahabatnya itu. Maka sejak itulah Renjun menjaga jarak dengan Guanlin.

Beside You : MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang