Kegiatan MOS sudah berlalu 2 hari yang lalu. Kuliah sudah dimulai seperti biasa.
Sudah menemukan teman baru di hari awal kuliah?Alden , Machel , Joe , Shearen , dan Ocit berkumpul di kantin. Jam makan siang , apalagi kalo nggak makan?
"Eh , Den. Lo basicnya apa sih benernya?"
Tanya Joe penasaran."Maksudnya basic?"
Alden bingung. Random banget. Tiba-tiba ditanyaain basic aja."Ya lo sebelum masuk sini , pernah belajar masak dimana , atau nyokap lo ada usaha fnb or something lah."
Jelas Joe."Ohh nggak ada sih."
Simple , padat , membingungkan."Lo gak ada basic apa-apa , Den? Nekad ya lo"
Kata Machel.Shearen mengangguk mengiyakan kalimat Machel. Dia bingung , ngga ada basic kenapa mau masuk kuliah jurusan boga ya? Cowok lagi hmmm..
"Iya gapapa kan? Diajarin juga disini dari basic"
Sangkal Alden. Ya iya memang diajarin dari basic, kan?"Ya gapapa sih , Den. Cuman lo pernah masak apa gitu dirumah? Mungkin ada masakan lo yang keluarga lo sukak anget?
Tanya Ocit."Boro-boro masak. Masuk dapur aja gak boleh."
Alden memijit dahinya. Terbongkar sudah aibnya. Kesal dengan teman-temannya yang kepo ini."Hebat lo , Den. Gue salut."
Puji Machel sambil tersenyum canggung. Muji apa muji nehh?"Udah ah pada kepo. Gua aja nggak kepo sama lo pada. Udah makan."
Alden kesal. Dirinya nggak kepo sama temen-temennya. Lah kenapa dirinya dikepoin?Sesampainya di kelas , Alden dan kawan-kawan duduk di meja masing-masing. Denger-denger sih bakal ada demo masak dari kakak kelas.
"Ada demo ya?"
Tanya Shearen."Demo apaan tuh say?"
Sambung Machel."Kenaikan BBM"
Jawab Joe asal."Ngadi-ngadi lo Joe. Masak BBM"
Sahut Ocit."Terus?"
"Harga naik minyak"
"Kalian nih pada kenapa sih? Heran deh gue."
Alden jengah mendengar guyonan garing kriuk-kriuk dari Ocit dan Joe. Alden termasuk orang yang receh , tapi bukan jokes seperti itu yang membuat ia tertawa sampai bengek. No.."Selamat siang semua!!!"
"Ahhhh koko ganteng!"
"Ahhh koko!!"
"Victor koko ku!!"
"Astagaaa ganteng banget sihhh!!!"Teriak riuh menggelegar di area kelas setelah Victor datang menggunakan Chef Jacket. Membuat tubuh proposionalnya terlihat jelas dan tegap. Membuat para ciwik-ciwik auto ingin sender dipundaknya. Mleyot gaesss..
Alden menatap datar ke kakak kelas didepannya. Dia lagi , dia lagi. Nggak ada kakak kelas yang lain apa? Kak Dinda mungkin? Ko Okky mungkin? Kenapa dia terus sih?
Alden merengut kesal. Apa iya , dia harus pindah kampus lagi?
Tapi kalo pindah , ia yakin mama nya akan menyiapkan pisau dan berdiri didepan pintu. Bersiap memotong dirinya menjadi beberapa bagian sama rata.
Huhhhh... ngeri. Lupakan opsi itu."Den."
Dengan senyum jahil , Joe memanggil Alden."Apaa?"
"Ketus amat. Tuh ada ko Victor."
Senggol Joe."Lah teros? Ya udah kali"
Sungguh kesal dirinya saat ini. Kenapa teman-temannya ikut-ikutan sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo jadi pacarku!!! (VIDEN)
Romancetiba-tiba ngajak jadian. nggak ada ujan nggak ada angin terang benderang sinar matahari , siang bolong ditembak cowok? populer lagi.. gini amat nasib Alden ya Tuhan..