"Den , itu wes mendidih. Masukno telur e pelan-pelan ya. Ntik air e muncrat ke kamu. Panas."
Perintah Victor halus.
Sepertinya ia harus berbicara empat mata dengan Alden mengenai kemampuan memasaknya. Heran , sungguh.------------
Sesudah itu Victor kembali menumis bumbu itu hingga matang. Alden hanya bisa melihat tanpa bisa melakukan apa-apa. Istilahnya , pupuk bawang.
Aroma bumbu tercium diseluruh penjuru kelas.
"Duh baunya enak bangett ko"
"Sedep , anjir"
"Gilaa emak gue masak nggak segininya baunya."
"Pengen icip sama nasi putih anget njir"
"Gila gilaa perut guaaaa""Den , itu telur e dah mateng. Matiin kompornya."
Alden segera mematikan kompornya.
"Terus apa?"
Tanya Alden dengan watadosnya.Victor mencoba sabar. Sabar sabar.. masih bocahh..
"Ambil sendok atau entong atau apapun yang bisa buat ambil telurnya. Habis itu biarin dingin."
Alden mengambil sendok sayur , dan mengambil telur itu satu per satu dan menaruhnya di bowl kaca.
"Kasih air aja biar cepet dingin , Den."
Alden mengambil air , dan menuangkannya di bowl berisi telur itu.
"Udah biarin dingin. Kamu bantu ini ya.. aduk-aduk. Jangan sampai gosong."
Victor menyerahkan spatula itu ke Alden.
Alden memegang spatula itu dan mengaduknya pelan
Pelannn sekali layaknya putri solo."Den , ngaduk lo jangan kek putri solo dong. Gosong ntar tuh bumbu."
Celetuk Machel."Iya iya. Diem lo"
Sahut Alden.Machel cekikikan. Ia berhasil mengerjai Alden. Memang sih , ia agak gregetan melihat cara mengaduk Alden.
Machel yakin tuh spatula nggak nempel di bumbu.Victor mencuci ayam dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Dada dan paha.
"Ayo disini lebih suka dada apa paha?"
Gurau Victor sambil cengengesan."Paha dong ko, lebih empuk."
"Ah nggak enak paha. Lebih enak ke dada."
"Lahh? Kok ada "ke" nya? Apanya?"
"Maksud guee hmmmm.. ya makan dada. Gitu iyaaa.."
"Mesum lo pada.""Kalo Alden sukanya apa nehh?"
Teriak Shearen."Victor."
Celetuk Joe."Nih bumbu panas loh , Joe."
Mata Alden menatap tajam Joe. Seperti ingin menguliti."Aduh atut. Ocitt tolong gueee.. Alden seremmm."
Joe berpura-pura ketakutan dan bertos ria dengan Ocit."Dasar.."
Gerutu Alden."Iya , Den. Kamu suka paha apa dada , Den?"
Tanya Victor."Kalo aku sih paha. Lebih empuk , gurih."
Kata Alden."Iya sih enak di paha. Gimana gituu."
Jawab Victor asal. Menjurus ke hmmmm...Alden menatap Victor malas. Ia tau arah pembicaraan ini. Kenapa sih...
"Mesum!"
Celetuk Alden. Ia melanjutkan menumis bumbunya."Dih apaan sih. Orang tanya dada apa paha , kamu bilang mesum. Kamu yang mesum kali. Hahaha. Udahhh tuh bumbunya. Kasih minyak dikit"
Alden mengambil minyak.
"Seberapa?""Segini🤏"
Kata Victor."Mending aku tuang , terus kamu bilang stop kalo udah. Takut salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo jadi pacarku!!! (VIDEN)
Romancetiba-tiba ngajak jadian. nggak ada ujan nggak ada angin terang benderang sinar matahari , siang bolong ditembak cowok? populer lagi.. gini amat nasib Alden ya Tuhan..